Kamis, 27 April 2017

Makalah Minat Bahasa Arab di Desa Manis Kidul



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Bahasa Arab adalah bahasa yang tentunya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Walaupun bahasa tersebut bukan merupakan bahasa nasional Negara kita ataupun bukan salah satu bahasa daerah kita, tapi masyarakat kita khususnya yang beragama Islam pasti sering memakai bahasa ini terutama dalam praktek ibadah sehari, seperti dalam shalat, dalam membaca Al-Qur’an, berdzikir, Adzan dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, bahkan ketika sesama Muslim saling bertemu, mereka biasa saling berjabat tangan dan mengucapkan salam (Assalamu’alaikum) dalam Bahasa Arab. Dalam hal yang lain, umat muslim senantiasa mengucapkan beberapa do’a pendek dengan melafalkannya dalam Bahasa Arab, misalnya do’a sebelum makan, do’a sesudah makan, do’a hendak tidur, do’a bangun tidur, do’a ketika bersin, do’a berpakaian, do’a bercermin, do’a masuk dan keluar masjid dan masih banyak lagi. Jadi, tanpa kita sadari, kita telah menggunakan Bahasa Arab dalam setiap kegiatan keagamaan kita
Tetapi, apakah kita mengerti tentang arti dari setiap Bahasa Arab yang kita lafalkan dalam kegiatan ibadah kita? Apakah kita mengetahui kaidah-kaidah / aturan-aturan dalam berbahasa Arab? Apakah kita merasa penting dalam mempelajari Bahasa Arab? Lebih jauh lagi, sebagaimana kita tertarik dengan Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Quran??
Kita tentu menyadari, di zaman sekarang masih banyak yang belum mengenal bahkan tertarik untuk mempelajari Bahasa Arab, kebanyakan diantara kita hanya menekankan untuk bisa berbahasa daerah (sunda, jawa dll) dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar saja, tanpa mengalihkan perhatian ke Bahasa Arab. Bahkan didaerah perkotaan, banyak ditemukan remaja kita yang lebih menggemari belajar bahasa inggris daripada Bahasa Arab itu sendiri.
Kurang bijak rasanya jika kita menyalahkan pilihan mereka untuk mendalami bahasa lain (inggris) sesuai apa yang mereka inginkan. Tetapi, yang jadi permasalahan adalah kurangnya kesadaran bagi umat muslim untuk mempelajari Bahasa Arab. Dan selain itu, kurangnya arahan serta dorongan dari keluarga, lingkungan serta lembaga keagamaan untuk menarik minat anak didiknya agar lebih mencintai dan mau mendalami Bahasa Arab.
Maka dari itu, perlu diadakan penelitian tentang sejauh mana minat masyarakat dilingkungan sekitar kita dalam ketertarikannya terhadap Bahasa Arab, agar kedepannya dapat memberikan perbaikan serta dapat menuangkan ide-ide dalam mengembangkan mempelajari Bahasa Arab agar kita dapat lebih menghayati dan merenungkan arti dari Bahasa Arab yang kita lafalkan khususnya dalam setiap kegiatan peribadahan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah

1.        Bagaimana data masyarakat desa Manis Kidul ditingkat SMP, SMA, Pondok pesantren, S1 dan S2?
2.        Bagaimana ketertarikan masyarakat Manis Kidul pada Bahasa Arab?
3.        Bagaimana kemampuan masyarakat Manis Kidul dalam berbahasa Arab?
4.        Apa saja contoh pengabdian mahasiswa dalam mengembangkan Bahasa Arab pada masyarakat di Desa Manis Kidul?


C.     Tujuan Penulisan

1.        Mengetahui dan menunjukkan data masyarakat desa Manis Kidul ditingkat SMP/Mts, SMA/MA/SMK, Pondok Pesantren, lulusan S1 dan S2
2.        Mengetahui sejauh mana ketertarikan masyarakat desa Manis Kidul terhadap Bahasa Arab
3.        Mengetahui tentang kemampuan masyarakat desa Manis Kidul dalam berbahasa Arab
4.        Menjelaskan apa saja contoh pengabdian yang bisa dilakukan Mahasiswa dalam mengembangkan Bahasa Arab pada Masyarakat di Desa Manis Kidul.












BAB II
PEMBAHASAN

A.     Data Masyarakat Desa Manis Kidul tingkat SMP/Mts, SMA/MA/SMK, Pondok Pesantren dan lulusan S1 dan S2

No.
Tingkat Pendidikan
Nama Sekolah / Pondok Pesantren
Banyaknya
Laki-Laki
        Perempuan
1
SMP/MTs sederajat
-
522
427
2
SMA/MA/SMK sederajat
-
743
690
3
Pondok Pesantren
Al-Multazam
L & P 1147 (MTs) dan 612 (MA)
Husnul Khotimah
533 (MTs) & 667 (MA)
718 (MTs) & 793 (MA)
4
D1
-
23
10
5
D2
-
9
1
6
S1
-
62
47
7
S2
-
6
4
Jumlah
2562
2690
Total Keseluruhan
2562+2690+1147+612= 7011

Keterangan-keterangan yang di dapat diantaranya:

1.             Siswa-siswi ditingkat SLTP lebih banyak yang bersekolah di SMP Negeri 1 Jalaksana dan Mts Negeri Jalaksana, sisanya tersebar ke sekolah-sekolah lainnya yang terdekat
2.             Siswa-Siswi ditingkat SLTA tersebar ke berbagai sekolah baik SMA (SMA Negeri Jalaksana, SMA Negeri 1/2/3 Kuningan dll), MA (MA Pondok Pesantren Husnul Khotimah, PonPes Al-Multazam, ITUS dll) dan SMK (SMK Pertiwi, SMK Negeri 1/2/3 Kuningan dll)
3.             Mengenai Pondok Pesantren yang ada di Manis Kidul, baik Husnul Khotimah ataupun Al-Multazam, kebanyakan santri nya ialah dari luar Desa Manis Kidul, dan asal tempat tinggal mereka tersebar dari berbagai Provinsi di Indonesia. Bahkan ada beberapa diantaranya ada yang dari luar negeri seperti Thailand, Korea dll.
4.             Dan mengenai Mahasiswa di tingkat D1/D2/S1/S2 kegiatan perkuliahan mereka tersebar di Kuningan (STAI Al-Ihya, Univ. Kuningan, STKIP Muhammadiah dll), Cirebon (Univ. Unswagati Cirebon, IAIN Syekh Nur Jati dll) dan beberapa tempat lainnya.
(Sumber: Kesra Desa Manis Kidul)



B.     Ketertarikan Masyarakat Manis Kidul terhadap Bahasa Arab

Setelah melakukan penelitian dengan membagikan lembaran “Angket Ketertarikan terhadap Bahasa Arab” kepada berbagai tingkatan masyarakat seperti : ibu rumah tangga, santri pondok pesantren, pelajar (SD, SMP, SMA dan Mahasiswa), pekerja kantor, pegawai (baik dalam bidang pendidikan / kesehatan), guru, ustadz dan lain sebagainya
Dari hasil 35 orang yang dibagikan lembaran angket tersebut, banyak dari mereka yang menyatakan tertarik untuk belajar Bahasa Arab, rata-rata presentasenya sekitar 73,01%
Berikut adalah hasil dari wawancara dari beberapa orang diantaranya:

-                 Santri dari Pesantren Husnul Khotimah menyatakan bahwa belajar dan memperdalam Bahasa Arab itu penting, karena selain sudah merupakan tuntutan dari Pesantrennya, dengan berbahasa Arab juga dapat memudahkannya untuk memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dia juga menganggap bahwa Bahasa Arab tidak kalah pentingnya dengan bahasa lainnya. Sehingga tujuan dia masuk ke Pesantren ialah agar bisa lancar dalam berbahasa Arab (Muhammad Syamil El Islami)

-                 Seorang Staff Admin Sekretariat PonPes Husnul Khotimah menyatakan bahwa Bahasa Arab harus diperdalam sebisa mungkin, dan agar lancar dalam penggunaan & pengucapannya maka harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di Pondok Pesantren ataupun ketika berada di tengah-tengah keluarga. Beliau juga mempraktekan berbahasa Arab kepada anak-anak nya agar terbiasa dan tidak terasa asing mendengar atau melihat bacaan arab. (Resnu Pratama S.)

-                 Seorang Kaur (Kepala urusan) Klinik Putri menyatakan walaupun dia tidak bisa berbahasa Arab dan baru mengenal Bahasa Arab setelah masuk dan bekerja di PonPes Husnul Khotimah, tetapi dia tertarik untuk belajar Bahasa Arab, dia sering mengikuti Halaqoh Akhwat rutin setiap minggu nya yang didalamnya tidak hanya membahas seputar kajian agama saja, tetapi juga ada pembelajaran Bahasa Arabnya. Jadi hal itu bisa dijadikan alternatif dalam mendalami Bahasa Arab. (Desy Sulistiyawati)

-                 Para Pelajar baik dari tingkat SD, SMP dan SMA juga menyatakan tertarik untuk mempelajari Bahasa Arab, Siswi SD (Amellia) menyatakan suka dengan Bahasa Arab (Agama) karena pelajaraanya menyenangkan dan guru agama nya baik dan ramah, Siswa SMP (Yodi Nur Rohman) menyatakan bahwa Bahasa Arab (PAI) walaupun hanya diajarkan seminggu 1 kali di sekolah, dan hanya sedikit membahas Bahasa Arab, tetapi dia dapat melanjutkan pembelajaran Bahasa Arab setelah pulang sekolah di mushola dekat rumahnya yang dipimpin oleh Ustadz di tempatnya. Hal itu perlu dilakukan karena kesukaannya untuk ingin lebih mendalami Bahasa Arab. Dan Siswi SMA (Mita) menyatakan bahwa ia juga suka dengan Bahasa Arab, walaupun dia tidak pernah mendalami Bahasa Arab sebelumnya, tetapi dikelasnya ada teman siswi lain yang memahami Bahasa Arab, jadi dia suka berdiskusi tentang Bahasa Arab dengannya.

-                 Salah satu Ustadz di Desa Manis Kidul juga menyatakan suka dan tertarik dalam mempelajari Bahasa Arab, beliau mempunyai TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang bernama Nurul Hikmah. Selain memberikan pengajaran tentang baca dan tulis Al-Qur’an, beliau juga memberikan pendidikan Bahasa Arab setiap harinya, dan dikhususkan lebih banyak mengajarkan Bahasa Arab pada hari Jum’at. Beliau juga berpesan bahwa generasi Islam harus bisa dan mau mempelajari Bahasa Arab karena Al-Qur’an dan Hadits juga menggunakan Bahasa Arab, Jika bukan kita selaku penerus generasi Islam berikutnya, maka siapa lagi??? (Bpk. H. Nono Sudana)


C.     Kemampuan Masyarakat Manis Kidul dalam BerBahasa Arab

Mengenai bagaimana mengetahui kemampuan masyarakat di Desa Manis Kidul juga sudah dibagikan Angket berupa mengisi kolom-kolom dengan cara menerjemahkan kata-kata Bahasa Arab yang kemudian diisi ke dalam kolom-kolom tersebut dengan bahasa Indonesia.
Dari 35 orang yang diberikan lembaran angket tersebut, hanya sekitar 13 orang saja yang mampu mengisi kolom-kolom tersebut dan itupun tidak penuh semuanya (semua kolom tidak terisi sempurna). Jika dipresentasekan dari 35 orang tersebut maka hanya sekitar 37,14% saja
Banyak kendala yang mereka alami dalam mengisi kolom-kolom tersebut, diantaranya: masih banyak kosa kata Bahasa Arab yang masih belum mereka ketahui, terdapat kata-kata Bahasa Arab yang tidak diberi tanda baca / Syakal, sehingga mereka menemukan kesulitan ketika membaca kata-kata Bahasa Arab. Tidak mengetahui bahwa dalam Bahasa Arab akan berbeda bentuk/tulisan antara bentuk yang tunggal dan bentuk yang jamak. Bahkan diantaranya ada yang tidak mencoba sama sekali karena memang banyak kata Bahasa Arab yang belum diketahui.
Tetapi dari semua itu, ada beberapa orang yang mudah dalam mengisi kolom-kolom tersebut, selain karena mereka hapal banyak kosa kata Bahasa Arab, kata-kata tersebut juga ada yang terdapat dalam Al-Qur’an. Jadi ketika membaca Al-Qur’an dan membaca terjemah Al-Qur’an, maka akan ditemukan kata-kata yang sama seperti yang terdapat dalam kolom-kolom pengisian angket tersebut.
Melihat fenomena ini, tentu berbeda jauh dengan santri-santri yang ada di pesantren Husnul Khotimah dan Al-Multazam. Ketika diwawancarai oleh salah satu pegawai disana, kemampuan para santri dalam berbahasa Arab dikatakan cukup baik. Selain karena tuntutan Pondok Pesantren yang mewajibkan mereka bisa berbahasa Arab, dalam hari-hari tertentu mereka juga wajib menggunakan percakapan penuh dengan berbahasa Arab, dan akan mendapatkan sangsi tertentu apabila mengucapkan selain Bahasa Arab baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini tentu bertujuan untuk membiasakan diri agar lancar dalam berbahasa Arab yang baik dan benar.


D.     Contoh pengabdian Mahasiswa dalam Mengembangkan Bahasa Arab di Desa Manis Kidul

Setelah mengetahui bagaimana ketertarikan dan kemampuan masyarakat di Desa Manis Kidul terhadap Bahasa Arab, maka perlu diadakannya berbagai kegiatan positif agar Bahasa Arab semakin dikenal luas dan menjadi bahasa yang diminati oleh semua kalangan. Maka dari itu, walaupun peran Mahasiswa belum sepenuhnya bisa mewujudkan harapan itu. Tetapi ada beberapa ide yang dalam prakteknya bisa dikembangkan agar Bahasa Arab bisa mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat terutama masyarakat Manis Kidul pada khususnya, ide-ide tersebut diantaranya:
1.             Bekerja sama dengan pengurus Masjid untuk mengadakan kursus atau pelatihan berbahasa Arab bagi semua kalangan, tetapi dalam pelaksanaannya dipisah antara waktu, laki-laki dan perempuan dan tingkatan usianya. Misalnya: anak SD diadakannya pada hari Senin, waktunya setelah Ashar sampai dengan selesai. Setelah Isya, dilanjutkan dengan para Pemuda-pemudi, waktunya sampai dengan selesai. dll
Kegiatan tersebut diadakan secara gratis dan dalam teknik penyampaian materinya disesuaikan dengan para peserta. Misalkan jika pesertanya anak-anak SD, maka dimulai dengan memperkenalkan Bahasa Arab dengan melafalkan kata-kata Bahasa Arab sambil dinyanyikan. Bagi para pemuda-pemudi, maka dimulai dengan memperkenalkan Bahasa Arab dari nama-nama benda dalam Bahasa Arab yang ada disekitar lingkungan kita dll.

2.             Agar semakin menarik minat masyarakat, maka diadakan lomba Bahasa Arab seminggu/sebulan sekali, diantaranya, lomba merangkai kalimat Bahasa Arab, lomba menulis kata-kata Bahasa Arab yang baik dan benar, lomba menerjemahkan Bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya dengan waktu tercepat.
Tentunya disesuaikan dengan tingkatan umur peserta pelatihan Bahasa Arab. Hal ini sengaja dilakukan agar memberi motivasi agar masyarakat semakin menyukai dan mau belajar Bahasa Arab

3.             Bekerja sama dengan organisasi kepemudaan (Karang Taruna) Desa Manis Kidul untuk melakukan berbagai penyuluhan tentang pentingnya Bahasa Arab dengan kata-kata yang informatif dan menarik tentang pentingnya Bahasa Arab bagi seorang pribadi Muslim. Kegiatan ini bisa dilakukan di Masjid, Mushola, alun-alun Desa, tempat Wisata Cibulan, Balai Desa, dan tempat-tempat strategis lainnya

4.             Bekerja sama dengat aparat pemerintah Desa Manis Kidul khususnya dengan Kepala Desa, agar memberikan instruksi kepada warga desanya agar bisa menaruh perhatiannya untuk belajar Bahasa Arab dan menjadikan “Bisa Berbahasa Arab” sebagai salah satu program kerja Pemerintah Desa Manis Kidul dengan harapan agar warga desa setidaknya mengenal berbagai istilah, kosa kata, bentuk-bentuk kata dalam Bahasa Arab.

5.             Mengubah / membuat  iklan / papan informasi dengan menambahkan kata-kata Bahasa Arab, tetapi tetap diberikan terjemahan bahasa Indonesianya, agar mempermudah masyarakat dalam mengetahui isi dari informasi yang diumumkan dalam iklan tersebut.

6.             Menyebarkan selebaran kepada masyarakat desa Manis Kidul berupa kata-kata inspiratif akan pentingnya Bahasa Arab. Misalnya: Sudahkah Anda belajar Bahasa Arab hari ini? Berapa banyak kosa kata Bahasa Arab yang Anda kuasai hari ini? Bisa fasih dalam bahasa Inggris mungkin keren, tapi bisa fasih dalam berBahasa Arab pasti lebih kren kan??? dan lain sebagainya.

7.             Bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama yang ada di Desa Manis Kidul agar dalam pengisian kajian nya agar diselingi dengan pentingnya belajar dan memahami Bahasa Arab, dan senantiasa lebih baik jika dapat memberikan tes-tes ringan seputar Bahasa Arab kepada para jama’ahnya sebelum kegiatan pengajiannya selesai.

8.             Bekerja sama dengan penguru lembaga-lembaga TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) agar para santrinya diberikan tugas untuk melafalkan minimal 5 kosa kata dalam Bahasa Arab sebelum memulainya membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

9.             Bekerja sama dengan pengurus Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan Al-Multazam agar bisa mengerahkan para santrinya untuk disebarkan ke setiap pelosok tempat di Desa Manis Kidul agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat desa Manis Kidul dan berkonsultasi mengenai kendala apa saja yang ditemukan dalam mempelajari Bahasa Arab.

10.         Bekerja sama dengan semua pihak / lembaga terkait untuk mengadakan seminar / ceramah / acara khusus yang bertemakan tentang pentingnya bisa Berbahasa Arab, dan acara tersebut bisa dilaksanakan ketika bertepatan dengan hari-hari besar Islam agar suasana cocok dan mendukung.









BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Masyarakat Desa Manis Kidul adalah masyarakat dengan jumlah penduduk terbesar kedua yang ada di kecamatan Jalaksana. Memiliki tempat pariwisata yaitu Kolam Renang Cibulan yang merupakan icon tersendiri bagi masyarakat desa Manis Kidul. Mayoritas masyarakatnya berupa petani. Hal ini terbukti dari lahan pertanian yang cukup luas di desa Manis Kidul yang membentang memanjang di sebelah timur desa.
Masyarakat desa Manis Kidul dikenal cukup agamis. Hal ini terbukti dengan berdirinya 3 Masjid Jami’, 2 Pondok Pesantren, 47 Mushola aktif, berbagai kegiatan pengajian yang tersebar hampir disetiap pelosok desa dan masih banyak lagi.
Dalam hal pendidikan, banyak peserta didik yang bersekolah di berbagai tingkatan sekolahan sesuai bakat dan minat yang masing-masing mereka miliki. Dan ada juga yang melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren yang ada di Desa Manis Kidul, yaitu Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan Pondok Pesantren Al-Multazam, yang dimana kedua pesantren ini adalah pesantren kebanggaan khususnya Desa Manis Kidul karena cukup dikenal oleh banyak orang dan setiap tahunnya selalu dibanjiri ribuan calon santri yang berharap bisa menuntut ilmu di salah satu dari 2 pesantren tersebut.
Karena sifatnya yang Agamis, masyarakat desa Manis Kidul juga mempunyai ketertarikan khusus terhadap Bahasa Arab, hal ini telah dibuktikan dengan melakukan penilitian dan akhirnya menunjukkan hasil dari 35 orang, sebanyak 73,01% mereka tertarik untuk mempelajari Bahasa Arab.
Hal ini tentu tidak boleh disia-siakan begitu saja. Perlu adanya terobosan-terobosan positif agar minat mereka terhadap Bahasa Arab semakin berkembang dan tidak hilang begitu saja. Semua aparat pemerintahan desa dan tokoh-tokoh agama masyarakat di Desa Manis Kidul harus berperan dalam mengembangkan minat masyarakatnya dalam Bahasa Arab
Karena baik secara sadar maupun tidak, kita tidak akan pernah berlepas diri dalam Bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam melaksanakan praktek peribadahan umat Muslim yang tersebar diseluruh pelosok di Desa Manis Kidul. Karena dengan kita bisa mengerti dan memahami kata-kata Bahasa Arab yang sering kita ucapkan dalam shalat, membaca Al-Qur’an, berdo’a dan lain sebagainya, tentu kita dapat lebih khusu dan menghayati lebih dalam terhadap makna yang terkandung didalamnya.
Walaupun mengenai kemampuan berbahasa Arab masyarakat Desa Manis Kidul yang masih minim yaitu hanya sekitar 37,14% saja terhadap 35 orang yang diberikan tes dan diwawancarai, tetapi hal tersebut lambat laun pasti bisa teratasi jika kesadaran akan pentinya Bahasa Arab semakin meningkat
Maka dari itu, selain pihak dari Pemerintahan Desa Manis Kidul dan tokoh-tokoh agama, maka rasanya perlu dimiliki kesadaran ini kepada seluruh lapisan masyarakat di Desa Manis Kidul. Ide-ide yang telah disampaikan diatas juga bisa menjadi gambaran umum bagaimana cara untuk mengembangkan minat Bahasa Arab tentunya dengan melibatkan semua pihak didalamnya.
Dan terakhir sebagai penutup, kita semua tentu berharap Bahasa Arab menjadi bahasa yang mendapat tempat istimewa dihati setiap Muslim didunia, karena hanya dengan Bahasa Arab lah kita bisa memahami isi kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan pedoman dan petunjuk hidup Umat Islam. Selain itu juga, agar Bahasa Arab bisa bersaing dan mengalahkan bahasa-bahasa asing lain didunia terutama dalam hal ketertarikan untuk memahami dan mempelajarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Ekonomi Islam

BAB    I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Islam merupakan agama yang kaffah , yang mengatur segala perilaku kehidupan ma...