Kamis, 27 April 2017

Makalah Pendidikan Islam Periode Nabi di Mekkah



BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Berbicara masalah sejarah, berarti mempelajari kejadian di masa lalu, dengan mengambil pelajaran atau hikmah dari kejadian tersebut, guna sebagai pertimbangan sikap untuk tetap pada pendirian kejadian sejarah tersebut, atau perlu ada konstruksi situasi dengan melihat alur perkembangan dunia sekarang, bahkan sebagai orientasi masa depan. Sejarah, selalu memberikan penjelasan atas sebuah keadaan (peristiwa, tokoh, keadaan, pikiran, dan perkataan). Meminjam konsep sejarahnya Kuntowijiyo, dalam pandangannya, sejarah mempunyai filsafat ilmu sendiri, ada permasalahan, dan akan menjelaskan atas permasalahan tersebut.[1]
Dalam makalah ini pun, berusaha menguraikan sedikit permasalahan seputar sejarah yakni sejarah pendidikan Islam di masa kejayaan klasik, guna untuk menumbuhkembangkan wawasan generasi di dalam pengetahuan, khususnya sejarah.
Adapun kajian sejarah pendidikan Islam pada makalah ini, terfokus pada kajian sejarah pendidikan Islam di Mekkah, yang kita tahu bersama Islam dalam da`wahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali terdapat dua tempat yang mendasar, yakni Mekkah dan Madinah.
Mekkah sebagai tempat pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berda`wah, tentunya dasar pendidikan yang beliau kembangkan tentu punya nilai kesejarahan yang sangat bermentalitas (ghirah yang kuat). Bagaimana metode, materi, kurikulum, dan proses-proses pendidikan di Mekkah, yang sekiranya bisa dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan kualitas dalam pendidikan Islam sekarang, hal inilah dalam uraian lebih lanjut akan dijelaskan di makalah ini. Semoga apa yang di deskripsikan dalam makalah ini, senantiasa bisa menjadi inventariasi keilmuwan, khususnya keilmuwan tentang sejarah pendidikan Islam.



B.          Rumusan Masalah
1.        Bagaimana Sejarah Pendidikan Islam di Mekkah?
2.        Bagaimana Tahapan Pendidikan Islam di Mekkah?
3.        Apa saja Materi Pendidikan Islam yang Diajarkan di Mekkah?
4.        Bagaimana metode Pendidikan Islam di Mekkah?
5.        Apa saja Kurikulum Pendidikan Islam di Mekkah?
6.        Lembaga Pendidikan Islam apa saja yang ada di Mekkah?

C.          Tujuan Penulisan
1.        Menjelaskan Sejarah Pendidikan Islam di Mekkah.
2.        Menjelaskan Tahapan Pendidikan Islam di Mekkah.
3.        Menjelaskan Materi Pendidikan Islam di Mekkah.
4.        Menjelaskan Metode Pendidikan Islam di Mekkah.
5.        Menjelaskan Kurikulum Pendidikan Islam di Mekkah.
6.        Menjelaskan Lembaga Pendidikan Islam di Mekkah.










BAB II
PEMBAHASAN

A.          Sejarah Pendidikan Islam Di Mekkah
Pendidikan Islam merupakan warisan dan perkembangan budaya manusia yang bersumber dan berpedoman ajaran Islam dalam rangka terbentuknya kepribadian utama menurut Islam. Munculnya ilmu pendidikan telah memotivasi umat Islam untuk menelusuri perjalanan sejarah pendidikan Islam. Sejarah Pendidikan Islam pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam periode Mekkah, yakni Sejak Nabi diutus sebagai Rasul hingga hijrah ke Madinah -kurang lebih- sejak tahun 611 M – 622 M atau selama 12 tahun tahun 5 bulan 21 hari, sistem pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan tidak ada yang mempunyai kewenangan untuk memberikan atau menentukan materi-materi pendidikan, selain Nabi[2]
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu yang pertama di gua Hira, Mekkah pada tahun 610 M. Dalam wahyu itu termaktub beberapa ayat yang artinya sebagai berikut : “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam) ! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Yang mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya” (QS. al-Alaq [96] :1-5).
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua, artinya sebagai berikut : “Hai orang berselimut (Muhammad). Bangunlah dan beri peringatan (kaummu) ! Dan Tuhanmu Agungkanlah ! Dan bersihkanlah pakaianmu 1 Dan tingggalkanlah dosa ( berhala )! Jangan engkau memberi, supaya mendapat lebih banyak ! Dan sabarlah (menurut perintah Tuhanmu)” “(QS. al-Muddatstsir [74] :1-7).
Dalam wahyu yang mula-mula turun itu, Mahmud Yunus dalam sejarah pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan Islam pada masa Mekkah ini meliputi :
1.        Pendidikan Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan mempersekutukan-Nya dengan berhala, karena Dia Tuhan yang Maha Besar dan Maha Pemurah, sebab itu hendaklah dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
2.        Pendidikan Aqliyah dan Ilmiyah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3.        Pendidikan Akhlaq dan Budi Pekerti, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
4.        Pendidikan Jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih badan dan bersih tempat kediaman.[3]


B.          Tahapan Pendidikan Islam Di Mekkah
Pola pendidikan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah yang disampaikan kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini Kamaruzzaman di dalam buku Sejarah Pendidikan Islam membagi kepada 3 tahap :

1.        Tahap pendidikan Islam secara Rahasia dan Perorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5, Pola pendidikan yang dilakukan adalah sembunyi-sembunyi mengingat kondisi sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendidik isterinya, Khadijah untuk beriman dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh Ali ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibya Abu Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan tersebut di sampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy.

2.        Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk agama Islam.

3.        Tahap pendidikan Islam untuk Umum
Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala “internasional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah dalam surah Al Hijr ayat 94-95 yang artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.  Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),


C.          Materi Pendidikan Islam Di Mekkah
Islam yang pertama kali lahir dari tanah Arab, dan tantangan pengajaran tentang Islam pertama kali, bermuara di Mekkah. Mekkah yang sebelum kedatangan Islam, sangat jauh dari nilai-nilai aqidah monotheisme (tauhid) sebagaimana yang sudah diusung oleh junjungan Nabi-nabi sebelumnya. Sebagai implikasinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penguatan materi pendidikan di periode Mekkah sangat mengutamakan perbaikan aqidah dan tauhid[4]
Secara umum, muatan materi pendidikan pada Islam periode Mekkah yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibagi empat bagian, antara lain, yaitu :
Pertama, pendidikan tauhid, materi ini lebih difokuskan untuk memurnikan ajaran agama tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim, yang telah diselewengkan oleh masyarakat jahiliyyah. Secara teori, inti sari ajaran ini termuat dalam kandungan surat al-Fatihah [1] : 1-7, dan al-Ikhlas [112] : 1-5. Selain itu, pelaksanaan atau praktek pendidikan tauhid juga yang diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya dengan cara yang sangat bijaksana yaitu dengan menuntun akal pikiran untuk mendapatkan dan meniru pengertian tauhid yang di ajarkan, dan sekaligus beliau memberikan teladan dan contoh bagaimana pelaksanaan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara kongkrit, kemudian beliau memerintahkan agar umatnya mencontoh praktek pelaksanaan tersebut sesuai dengan apa yang dicontohkannya. Berarti disini Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mampu menyesuaikan diri dengan pola kehidupan masyarakat jahiliah dengan mengajarkan ilmu tauhid secara baik dengan tanpa kekerasan.
Kedua, materi pengajaran al-Qur`an. Dalam materi ini dirinci kepada: (1) Materi baca tulis (dalam dunia sekarang dikenal imla` dan iqra`), (2) Materi menghafal ayat-ayat al-Qur`an, dan (3) Materi pemahaman al-Qur`an (dalam dunia sekarang dikenal fahmi al-Qur`an atau tafsir al-Qur`an [5]
Ketiga, pendidikan amal dan ibadah, dimana berupa perintah sholat yang awal mulanya, Nabi sholat bersama sahabat-sahabatnya secara sembunyi-sembunyi. Namun setelah Umar ibn Khattab masuk Islam beliau melakukannya secara terang-terangan. Pada mulanya sholat itu belum dilakukan sebanyak lima kali sehari semalam kemudian setelah Nabi Isra’ dan Mi’raj barulah diwajibkan untuk sholat lima waktu. Selain itu, mengajarkan seputar zakat, yakni semasa di Mekkah konsep zakat diberikan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim serta membelanjakan harta untuk jalan kebaikan.
Keempat, pendidikan akhlaq, di mana Nabi semasa di Mekkah sangat menekankan kepribadian yang baik (akhlaqul mahmudah), diantaranya :
1.        Adil yang mutlak, meskipun terhadap keluarga atau diri sendiri.
2.        Pemaaf.
3.        Menepati janji, tepat pada waktunya.
4.        Takut kepada Allah semata dan tiada takut kepada berhala.
5.        Berbuat kebaikan kepada kedua orangtua, dan sebagainya.[6]
Pada Islam Mekkah materi pengajaran al-Quran yang diberikan hanya berkisar pada ayat-ayat al-Quran pada surah-surah yang diturunkan ketika Nabi sebelum Hijrah ke Madinah. Surah yang diturun di Mekkah inilah yang kemudian dikenal dengan nama surah Makkiyah [7]

D.          Metode Pendidikan Islam Di Mekkah
Pendidikan Islam adalah rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan – kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga terjadilah perubahan pribadinya sebagai makhluk individual, sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup[8]
Untuk mencapai pada pengertian pendidikan tersebut tentunya seorang pendidik memerlukan metode-metode yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan. Begitu juga dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Adapun metode pendidikan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik sahabatnya, antara lain :
1.        Metode ceramah.
2.        Dialog.
3.        Diskusi / tanya jawab.
4.        Metode perumpamaan.
5.        Metode kisah.
6.        Metode pembiasaan.
7.        Metode hafalan.[9]
Adapun yang menjadi salah satu faktor penting metode pendidikan Islam, adanya kejayaan pendidikan Islam yang dijalankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Faktor tersebut ialah “karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-Qur’an yang hidup (the living Qur’an), artinya pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tercermin semua ajaran al-Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangannya. Oleh karena itu para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

E.          Kurikulum Pendidikan Islam periode Mekkah
Kurikulum merupakan pedoman ataupun dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kurikulum yang digunakan adalah Al Quran yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami pada saat itu.[10] Al-Qur`an pun merupakan sentral kurikulum saat itu, yang mana kurikulum saat itu masih sering di definisikan dengan materi ajar. Maka, sebagai langkah awal, muatan materinya berfokus pada nilai-nilai tauhid dalam menguatkan militansi untuk beragama Islam.[11]

F.           Lembaga Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah
Dalam catatan sejarah pendidikan Islam di periode Mekkah, menyebutkan ada dua tempat yang menjadi lembaga pendidikan Islam pada periode Mekkah, di antaranya :

1.        Rumah Arqam ibn Arqam
Rumah Arqam ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar dalam lembaga tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.

2.        Kuttab
Kuttab merupakan tempat pendidikan yang paling tua, bahkan ada yang mengatakan Kuttab lahir sebelum datangnya Islam. Pendidikan di Kuttab pada awalnya lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair Arab, dan pembelajaran berhitung namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan materi baca tulis al-Quran dan memahami hukum-hukum Islam. Philip K. Hitti menambahkan, bahwasanya materi pelajaran di Kuttab sangat berorientasi kepada al-Qur`an sebagai textbook. Kuttab dalam modernisasi sekarang bisa disamakan dengan madrasah ibtidaiyyah. Adapun waktu belajar di Kuttab, waktu pagi hingga dhuha mempelajari al-Qur`an, dhuha hingga siang mempelajari cara menulis, sedang dhuha hingga siang, mempelajari gramatikal Arab, matematika, dan sejarah.[12]

Dua tempat pendidikan tersebut, menjadi dasar perkembangan tempat-tempat pendidikan yang semakin berkembangnya zaman, adanya inovasi, khususnya pada bangunan tempat pendidikan, guna mengkondusifkan sebuah pengajaran.

BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Mekkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim. Hal ini ditanamkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena pada saat itu kondisi masyarakat Mekkah masih dalam keadaan jahiliyah dan masih banyak yang menyembah berhala. Tujuan penanaman nilai-nilai tauhid ini adalah agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam Mekkah merupakan Islam terberat bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena di Mekkah Nabi banyak mengalami kesulitan dan tantangan dari masyarakat Mekkah yang masih belum menerima adanya agama Islam. Hal ini dapat dilihat pada tahap awal Pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dilakukan secara tersembunyi dan hanya berkisar pada kerabat dekatnya saja.
Dan seiring perkembangan zaman, tantangan pendidikan, khususnya dalam pendidikan Islam sangat besar yang berpijak dasar pendidikan Islam di periode Mekkah.








DAFTAR PUSTAKA
As Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana.
Mahrus, Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press.
Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Susari. 2004. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya.
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.

Situs Web:
·           https://fiqmenulis.wordpress.com/2013/05/14/sejarah-pendidikan-islam-periode-islam-klasik-mekkah/ (dikutip sebagian pada Kamis, 6 Oktober 2016, jam 09.00 WIB)


[1] Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana. 2008. Hal. 2
[2] Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Hal. 7
[3] Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag. 1986. Hal. 27
[4] Raghtib As Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar. 2011. Hal. 363
[5] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung. 1989. Hal. 11-12
[6] Mahmud Yunus. Op. Cit,. Hal. 12
[7] Suwendi, Op. Cit,. Hal. 7
[8] Erwin Mahrus, dan Moh. Haitami Salim. Pengantar Studi Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press. 2008. Hal 62
[9] Samsul Nizar. Op. Cit,. Hal. 35
[10] Samsul Nizar. Op. Cit,. Hal. 36
[11] Susari. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2004. Hal. 33
[12] Samsul Nizar. Op. Cit,. Hal. 36-37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Ekonomi Islam

BAB    I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Islam merupakan agama yang kaffah , yang mengatur segala perilaku kehidupan ma...