Kamis, 27 April 2017

Pembahasan Artikel 2 Masyaikh: Bangsa Indonesia pembangkit kejayaan Islam dan kawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi!



PEMBAHASAN ARTIKEL
2 Masyaikh: Bangsa Indonesia pembangkit kejayaan Islam dan kawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi!
Adiba Hasan Jum'at, 12 Safar 1436 H / 5 Desember 2014 12:33
JAKARTA (Arrahmah.com) – Muslimin Indonesia sempat dijadikan perbincangan hangat di Palestina sebagai kaum pembebas Bumi para Nabi dari penjajahan kaum kuffar. Ternyata hal tersebut pernah diutarakan oleh ‘Ulama Rabbani Palestina dan salah seorang Pemimpin Al-Qaeda Iraq, bahkan disebutkan bahwa bangsa timur ini akan mengawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi.
Berikut kisah pertama yang mendukung kabar indah tersebut, sebagaimana pernyatakan Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina dan dituliskan oleh Ustadz Salim A. Fillah yang terus beredar pada media sosial hingga Jum’at (5/12/2014).
Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai tela’ah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?”
Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya”, ujarnya lembut. “Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilih-Nya diantara hamba-Nya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu.”
“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa ‘Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allah pun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia.”
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling & menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”
“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”
 “Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami lalu berkata. “Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek”, katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.
“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.”
“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka Insha Allah.”
Ah.. Campur aduk perasaan, tertusuk-tusuk rasa hati kami di Jogokariyan mendengar ini semua. Ya Allah, tolong kami, kuatkan kami.
Kisah tersebut juga serupa dengan firasat Syaikh Al-Mujahid Abu Mushab Az-Zarqowiy, Pemimpin Al-Qaeda Iraq saat invasi Amerika Serikat atas nama penggulingan Saddam Husein, sebagaimana diutarakan Ustadz Mas’ud Akrom Syahid pada Kamis (4/12).
Dalam sebuah pesannya kepada bawahannya sebelum beliau Syahid (Insha Allah) dikatakan,
“Perhatikan bangsa timur, mereka akan dipilih oleh Allah Jala Jalaluh untuk mengawal tongkat kepemimpinan Al-Mahdi, dan saya menganggap mereka adalah Muslimin Melayu Indonesia.”
Wallahu A’lam Bish Shawab.

Maka ikhwah fiillah, dengan kedua pernyataan tersebut di atas, marilah kita bersatu! Kencangkanlah ikat pinggang, teguhkanlah pendirian, tentukanlah peran apa yang akan kita ambil demi terciptanya mimpi besar itu. Siapkan diri, keluarga dan masyarakat kita untuk bersama-sama membangun harapan mulia itu.
Semoga kita -Muslimin Indonesia- menjadi bagian dari puzzle-puzzle pemenangan Islam 2020, sebagaimana dicanangkan dalam agenda perjuangan berbagai ormas Islam dan harakah di Indonesia.
Di lain pihak, prediksi terjadinya momentum kebangkitan Islam ini juga diakui oleh sejumlah agen intelijen di berbagai negara di dunia. Hasil analisa mereka yang kuat mengatakan, “akan tiba kehidupan religius berlandaskan syariat Islam secara total pada tahun 2020.”
Perkara ini telah diketahui dari hasil analisis intelijen di 15 negara yang tergabung dalam National Intelligence Council (NIC) yang bermarkas di Kantor Central Intelligence Agency (CIA) di Langley Virginia Amerika Serikat (AS).
Pada laporannya yang berjudul “Mapping the Global Future”, Direktur NIC, Robert Hutchings mengungkapkan kondisi masa depan dunia. Dia menyebutkan, “pada tahun 2020 akan bangkit kembali Kekhalifahan Islam (Islamic Caliphate) baru yakni sebuah pemerintahan Islam yang mampu memberi tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai Barat.” (Harian USA Today, edisi 13 Februari 2005/HU dan Kompas, 16/2/2005).
Jadi, masih ada waktu bagi kita untuk turut andil dalam gerak menuju peradaban Madinah Indonesia 2020. Ikhwah sudah siap? Bismillah. (adibahasan/arrahmah.com)









ANALISIS ARTIKEL
____Mengamati sejenak apa yang dipaparkan artikel diatas, mengungkapkan bahwa Salah satu Ulama Palestina dan Ulama lain yang merupakan pimpinan Al-Qaeda meyakinkan diri bahwa Kejayaan Islam yang sekian lama belum menunjukkan Cahaya nya akan diteruskan oleh Muslim Indonesia sesuai kehendak Allah Subhanahu Wata’ala. Jika kita mengkaji ulang dari pendapat ulama ini, tentu kita menyadari bahwa apa yang dikatakan mereka bukan sekedar opini atau sendau gurau semata, mengingat bahwa mereka bukanlah orang sembarangan dengan ilmu yang sembarangan pula, mereka pasti tidak sesumbar menyatakan suatu pendapat mereka tanpa didasari oleh hawa nafsu semata, mereka merasa yakin bahwa bisa saja Puncak Kejayaan Islam bisa kembali diraih dengan Muslim Indonesia berada di garda barisan paling depan. Hal ini diperkuat dengan Hadits Rasulullah yang intinya menyatakan bahwa Pemimpinn kejayaan akhir zaman akan berasal dari Arah Timur.
Kita mungkin tidak bisa menebak pasti, yang dimaksud Rasulullah dari “Arah Timur” itu Negara/bangsa mana, tetapi jika yang menjadi Pusatnya pada waktu itu adalah Arab Saudi (temtap Rasulullah tinggal), maka ada yang dimaksud dari Arah Timur adalah Negara-negara atau bangsa-bangsa dari sebelah timur Arab Saudi. Dan menariknya, bahwa Negara Indonesia termasuk salah satu bagian diantaranya.
Banyak hipotesis yang bisa diangkat dari peristiwa ini, selain karena 2 Syaikh tersebut menganggap bahwa Indonesia belum ditunjuk Allah untuk mengkobarkan api Kejayaan Islam berikutnya, tentunya mereka berpendapat begitu karena seperti kita semua mengetahui bahwa Indonesia merupakan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, dengan Masyarakat Muslim terbesar ke-1 di dunia, maka bukan hal yang tidak mungkin jika bisa saja Indonesia terpilih menjadi bangsa yang akan memimpin Umat Muslim belahan dunia yang lainnya menuju puncak Kejayaan Islam
Masih dalam tema pembahasan yang sama, dilain artikel dikutip tentang 5 masa periode kejayaan Islam di Akhir Zaman, isinya adalah sebagai berikut:____
Bangkitnya Kejayaan Islam di Akhir Zaman
Secara garis besar periode sejarah kepemimpinan Islam terbagi ke dalam lima periode utama berdasarkan sebuah Hadits Shahih Nabi riwayat Imam Ahmad:
“Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”
(HR Ahmad 17680).

            Periode pertama adalah Kepemimpinan langsung Nabi Muhammad yang disebut sebagai masa An-Nubuwwah (Kenabian). Periode kedua merupakan Kepemimpinan para sahabat utama yakni Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattb, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib yang dikenal dengan julukan Khulafaur Rasyidin. Di dalam hadits tersebut periode ini dikenal sebagai periode Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti Manhaj/Sistem/Metode/Cara Kenabian).
            Sesudah itu, kata Nabi, pada periode ketiga umat Islam akan mengalami kepemimpinan para Mulkan ’Aadhdhon (Para Raja/Penguasa yang Menggigit). Ini merupakan periode dimana umat Islam memiliki para pemimpin umat yang tetap mengaku dan dijuluki sebagai Khalifah (pemimpin umat). Mereka masih menyebut pemerintahannya sebagai Khilafah Islamiyyah (Kekhalifahan Islam/Pemerintahan Islam), namun pola penetapan seorang khalifah kepada khalifah berikutnya menggunakan cara pewarisan tahta laksana sistem kerajaan turun-temurun, tidak berdasarkan cara musyawarah. Itulah sebabnya mereka dijuluki oleh Nabi sebagai para Mulkan atau Raja-raja.
            Kemudian disebut sebagai Mulkan ’Aadhdhon (Para Raja/Penguasa yang Menggigit) karena betapapun keadaannya, para raja tersebut masih ”menggigit” Al-Qur’an dan As-Sunnah, dua sumber utama nilai-nilai dan hukum-hukum Islam, kendati tidak sebaik para Khulafaur Rasyidin yang ”menggenggam” Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada periode ketiga ini, Dunia Islam tampak mengalami degradasi dibandingkan pada periode
kedua.
            Namun demikian, sebagai sebuah sistem, maka periode ketiga masih menyaksikan berlakunya sistem Islam dalam hal pemerintahan.
Masalahnya tinggal apakah khalifah (pemimpin) yang memimpin merupakan sosok yang adil ataukah zalim. Ada kalanya adil seperti Umar bin Abdul Aziz, namun ada kalanya juga seorang yang zalim. Periode ini merupakan periode paling lama dalam sejarah Islam, ia berlangsung sekitar 13 abad, semenjak Kekhalifahan Bani Umayyah, lalu dilanjutkan oleh Kekhalifahan Bani Abbasiyyah, kemudian Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol, dan berakhir dengan Kekhalifahan Turki Utsmani.
            Lalu bagaimana gerangan nasib umat Islam selanjutnya? Berdasarkan hadits Nabi riwayat Imam Ahmad tersebut, Nabi menyebutkan bahwa periode keempat disebut sebagai periode Mulkan Jabbariyyan (Para Raja/Penguasa yang Memaksakan Kehendak) alias para penguasa yang memaksakan kehendak yang berarti mengabaikan kehendak Allah dan Rasul-Nya.
            Periode itulah yang sedang kita lalui sekarang ini. Suatu periode dimana umat Islam hidup tanpa seorang khalifah (pemimpin umat) yang layak memimpin dan melindungi mereka. Tidak saja kehilangan seorang khalifah, namun umat Islam bahkan tidak lagi dinaungi oleh sistem pemerintahan Islam bernama Khilafah Islamiyyah (sistem pemerintahan Islam Al-Khilafah Al-Islamiyyah) yang tepatnya dimulai sejak tanggal 3 Maret 1924 ketika Mustafa Kemal Pasha di Turki memproklamirkan pembubaran sistem pemerintahan Islam tersebut. Suatu pemerintahan yang sesungguhnya merupakan warisan ideologis-sosial-politik-budaya umat yang bermula sejak kepemimpinan Nabi Muhammad di kota Madinah 15 abad yang lalu.
            Pada periode inilah umat Islam Babak Belur. Umat Islam terkotak-kotak (terbagi-bagi) menjadi lebih dari 50 negara. Tidak menjadi satu kesatuan di bawah satu orang pemimpin (khilafah) lagi seperti pada ketiga periode terdahulu. Inilah periode paling kelam dalam sejarah Islam. Umat Islam menjadi “santapan” musuh-musuhnya dikarenakan mereka terpecah-pecah. Bisa kita saksikan sekarang, dimana kita, umat Islam ini menjadi umat yang dengan mudahnya “dipermainkan” oleh orang-orang non-Islam.
            Betapapun pahitnya periode keempat ini, tidak selayaknya kita berputus asa dan kehilangan harapan bahwa sesungguhnya harga diri kita sebagai umat terbaik di dunia dapat dibangun kembali. Sebab berdasarkan hadits periodisasi di atas kita temukan harapan dimana Nabi kita menyatakan bahwa periode keempat ini bukanlah periode terakhir sejarah umat Islam. Masih ada satu periode lagi yang akan kita jelang, yaitu periode kelima, suatu periode berjayanya kembali umat ini dengan tegaknya kembali Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti Manhaj/Sistem/Metode/Cara Kenabian).
            Pada periode ini, Umat Islam akan menyaksikan munculnya kembali para pemimpin sekaliber Khulafaur Rasyidin di akhir zaman. Umat Islam akan kembali menyatu di bawah satu orang pemimpin (khilafah). Umat Islam akan memiliki kembali rumah syar’i mereka, yaitu Al-Khilafah Al-Islamiyyah (sistem pemerintahan Islam). Umat Islam akan kembali menjadi “pemimpin dunia” seperti pada masa periode pertama, kedua, dan ketiga. Umat Islam akan kembali menjadi umat yang disegani di dunia.
______ Pada sebagian kutipan diatas menjelaskan bahwa Umat Islam dalam sejarahnya terbagi menjadi 5 Periode, dimulai dari periode Kenabian, Periode Khulafaur Rasyidin, Khilafah Islamiyah (seperti bani Umayyah, Abbasiyah dll), Periode, Raja/Penguasa yang Memaksakan Kehendak dan diakhiri oleh Periode tegaknya kembali Syariat Islam yang disebut periode Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah.
            Kita mengetahui bahwa dari periode pertama sampai ketiga itu adalah periode yang sudah terlewat masanya. Dan kitapun setuju bahwa kita telah/sedang memasuki periode ke-4 dimana kondisi Umat Islam sedang terpuruk.
            Terpuruk disini disebabkan karena banyak faktor, diantaranya : umat Islam belum sepenuhnya bersatu dan terbatas oleh kotak-kotak negaranya masing-masing, melemahnya aqidah dan syariat Islam karena terbawa arus globalisasi, masih mempertahankan adat budaya nenek moyang yang tidak sesuai dengan syariat Islam, Umat Islam terdiri dari begitu banyak aliran yang satu sama lain terkadang saling menjatuhkan, Umat Islam diatur oleh pemimpin yang dzolim / kafir, dan masih banyak lagi termasuk dengan pengaruh “Pengkafiran” dari kaum Yahudi dan Nasrani.
            Apakah kondisi Umat Islam terpojok dan tidak berdaya menghadapi itu semua??? Tentunya tidak, karena seperti kutipan artikel diatas, bahwa kita masih akan menghadapi 1 periode lagi yang dimana periode terakhir ini akan membuat Umat Islam benar berada dipuncaknya sesuai apa yang Nabi prediksikan dalam Haditsnya. Periode dimana Syariat Islam yang benar, yang sesuai dengan apa yang benar-benar diajarkan oleh Nabi ditegakkan sepenuhnya, Umat Islam bersatu dengan mengutamakan persamaan dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang selama ini memecahkan belahkan Umat Islam itu sendiri.
            Tidak selayaknya kita mempertanyakan kapan Periode terakhir itu akan dating, karena itu semua menjadi Kehendak dan Takdir Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi yang patut kita lakukan adalah mempersiapkan dan menyambut periode tersebut dengan matang, dengan cara kembali kepada Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan Al-Hadits)______
______Menuju Akhir Zaman nanti, kita sekarang telah memasuki Zaman nya fitnah, termasuk fitnah kaum Nasrani dan Yahudi, mereka menebarkan fitnah keji terhadap Islam keseluruh dunia, baik non-muslim maupun Umat Islam itu sendiri. Mereka mengatakan bahwa Islam adalah agama teroris, Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan. Mereka melakukan itu tidak lain hanyalah untuk memecahbelahkan umat Islam.
            Hal ini sudah tidak bisa dielakkan lagi terutama setelah kejadian 9/11 di WTC (World Trade Center). Mereka meng-klaim bahwa kejadian tersebut murni dilakukan oleh Umat Islam yang dikepalai oleh jaringan Osama Bin Laden. Mereka dengan mudahnya menyebarkan berita yang belum bisa diketahui kebenarnnya ini keseluruh dunia karena mereka menguasai Media-media komunikasi massal. Sehingga dengan cepatnya Islam tercoreng kemana-kemana.
            Hal ini semakin diperparah oleh kemunculan ISIS sebagai pergerakan orang-orang kafir berkedokkan Muslim, lebih jelasnya dibahas dalam kutipan Artikel dibawah ini:______
ISIS dan Fenomena Akhir Zaman
April 13, 2015 by Vien AM
Lebih dari 500 warga Indonesia dilaporkan telah bergabung dengan ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam). Mereka masuk ke Suriah atau Irak yang merupakan basis  ISIS melalui Turki. Sebagian menyamar sebagai turis tetapi sesampai tujuan memisahkan diri.
Menurut beberapa sumber, Indonesia memang menjadi tujuan empuk perekrutan anggota ISIS. Dengan terang-terangan ISIS berani mempromosikan sepak terjang mereka. Iming-iming surga karena jihad disamping gaji tinggi adalah imbalannya. Jadi tidak perlu heran mengapa organisasi ini begitu diminati warga Indonesia.
Yang patut menjadi pertanyaan betulkah ISIS yang meng-klaim berjuang memerangi segala kekafiran dan kedzaliman itu murni karena Sang Khalik, Allah Subhanahu Wata’ala, dengan menjadikan Al-Quranul Karim dan As-Sunah sebagai pegangan??
Sementara kita tahu bagaimana ulah ISIS menyebarkan terror, membakar musuh, membunuhi kaum perempuan dan anak-anak, bahkan merekrut gadis-gadis untuk dijadikan pemuas seksual para anggotanya?? Dengan teganya, para orang-tua anggota kelompok yang mencuat pada tahun 2013 itu  menyuruh anak-anak gadis mereka yang baru berusia 14-15 tahun agar mau, berkali-kali, melayani nafsu seksual anggota ISIS.  Setiap perbuatan dibuatkan akadnya, digauli lalu diakhiri dengan kalimat cerai dan imbalan sejumlah uang. Begitu hingga 5-6 kali, dalam sehari. Ironisnya. putri-putri malang tersebut diyakinkan bahwa itulah jihadnya perempuan ! Persis ajaran mut’ah dalam Syiah.
Tentu saja bukan hal yang mengherankan mengingat saat ini kita hidup di zaman Islam amat sangat terpuruk. Islam yang menjadi bulan-bulanan Barat hingga umat Islam tidak mempunyai rasa Percaya Diri yang tinggi. Hingga apapun yang dikatakan Barat ditelan mentah-mentah meski bertentangan dengan ajaran Islam. Kebodohan, kemunduran, kemiskinan bahkan label terorisme seolah melekat erat dengan Islam. Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam terjadi dimana-mana.
Ironisnya korbannya bukan hanya non Muslim tapi juga Muslim itu sendiri. Apalagi kalau sudah berbicara jihad. Slogan Barat bahwa “Islam adalah agama pedang”, tampaknya berhasil membuat umat Islam begitu trauma akan kata ini. Padahal berapa banyaknya ayat jihad diturunkan demi membela Islam, jiwa dan kebesaran Islam itu sendiri. Jihad memang tidak selalu berperang dengan mengangkat senjata, tapi manakala keadaan memaksa, jihad seperti ini wajib dilakukan. Tapi hari ini, dengan dalih Islam adalah rahmatan lil ‘alamiin, sebagian besar umat Islam memilih berdiam diri meski melihat saudara-saudari kita di berbagai belahan bumi ini terinjak-injak, terdzalimi dan tertindas demikian parahnya.
Masalahnya, betulkah ISIS sesuai dengan hadist yang dimaksuf diatas? Apalagi mengingat cara “jihad” yang ditempuh? Membakar, memperkosa, memanfaat anak-anak sebagai tentara dan berbagai cara yang jauh dari ajaran Islam? Berikut perintah Rasulullah ketika fitnah terhadap Islam makin menjadi-jadi.
“Jika kalian menangkap si A, bunuhlah dan jangan kalian bakar. Karena tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api (yaitu Allah).” (HR. Abu Daud).
Hadist mengenai tanda-tanda akhir zaman sangatlah banyak dan sangat rinci. Diantaranya yang sangat penting untuk diketahui saat ini adalah ciri-ciri Imam Mahdi, yang merupakan pemimpin umat Islam yang akan datang nanti.
Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam,
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah swt akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumipun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).
Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam,
“Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim. Lalu diberangkatkanlah sekelompok tentara dari Syam untuk mengejarnya. Maka mereka ditelan bumi di daerah Baidaa’, antara Makah dan Madinah. Maka ketika orang-orang melihat hal itu, wali-wali Abdal dari Syam dan orang-orang mulia dari Irak mendatanginya. Mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani).
Dari hadist diatas dapat kita simpulkan bahwa Imam Mahdi bukanlah seorang yang ambisius, yang sangat ingin menjadi pemimpin umat Islam. Imam Mahdi, pemimpin masa depan Islam yang dimaksud Rasulullah adalah seorang yang diangkat menjadi pemimpin secara paksa. Ia adalah seorang penduduk Madinah bernama Muhammad bin Abdullah yang entah atas karena alasan apa melarikan diri menuju Makkah. Hal ini terjadi pasca suatu perselisihan setelah meninggalnya seorang raja Arab Saudi. Ia akan dibaiat di Makkah, diantara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.
Kini, orang bisa saja memang merekayasa seorang bernama Muhammad bin Abdullah dan mengangkatnya seolah-olah ia adalah orang yang dimaksud hadist diatas. Tetapi peristiwa detail yang mengawalinya, rasanya sulit untuk dapat direkayasa. Sejarah mencatat betapa banyaknya orang yang mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi.
Berdasarkan hadist yang jumlahnya sangat banyak akan kita ketahui bahwa hal pertama yang akan dilakukan Imam Mahdi adalah membersihkan Makkah dan Madinah dari segala kekufuran. Kemudian bersama pasukan Rum (Barat) memerangi Syiah di Syam (Iran), berperang melawan Yahudi dan kaum Salibis, baru membebaskan Palestina dengan Al-Qudsnya (Masjidil Aqsha). Disamping itu, sejak awal kekhalifahan, khalifah terakhir ini sudah akan menjadikan Madinah, bukan kota di Suriah maupun Irak, sebagai pusat pemerintahan, persis seperti kekhalifahan di zaman nabi 15 abad silam.
Artinya, dapat disimpulkan bahwa ISIS dengan Abu Bakr al-Baghdadinya jelas bukanlah khalifah yang kita nanti-nantikan itu. Apalagi dengan adanya tindakan ceroboh yang baru-baru ini mereka lakukan, yaitu penyerangan terhadap kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Suriah yang menelan korban ratusan jiwa itu. ISIS tampaknya benar adalah ciptaan musuh Islam untuk mendiskreditkan Islam, yang sudah terpuruk makin terpuruk saja.
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074).
_____Setelah diteliti, kejadian 9/11 di World Trade Center, yang mana hancurnya 2 gedung WTC oleh tabrakan Jet Tempur yang diklaim Kaum Kafir oleh Jaringan Osama bin Landen mengalami beberapa kejanggalan, diantaranya : selang beberapa jam setelah tabrakan terjadi, mereka langsung saja menyiarkan bahwa pelakunya adalah Umat Islam (Anah buah Osama) tanpa menyelidiki terlebih dahalu kejadiannya, selain itu, pada hari kejadian, tidak ada satu orangpun umat selain Islam yang berada digedung tersebut, baik sebagai pembeli ataupun pedagang. Kecurigaanpun semakin diperkuat dengan hancurnya gedung dari bawah ke atas, bukan dari bagian tertabraknya gedung oleh pesawat (yakni bagian atasnya saja). Tentunya masih banyak lagi fakta-fakta yang belum terungkap selama ini atas kejadia tersebut.
            Bisa saja semua itu adalah fitnah yang dilontarkan kaum yang tidak senang akan Islam, mereka berusaha dengan berbagai macam cara membuat supaya citra Islam dimata dunia menjadi tercoreng. Begitupun dengan terbentuknya ISIS, ini juga dimungkinkan hanya sebuah rekayasa untuk membuat agama Islam adalah Agama yang mengajarkan tentang kekerasan.
            Terdapat Video yang telah tersebar kemana-kemana, Video tersebut isinya merupakan ceramah singkat dari Presiden Barack Obama (Presiden Amerika Serikat), dalam pidatonya tersebut, dia “tanpa sadar” mengatakan bahwa ISIS tersebut dilatih oleh Amerika.
Beranjak dari semua itu, kita Umat Muslim dimanapun berada, sudah sepantasnya lah kita membuka mata kita lebar-lebar dalam menghadapi zaman fitnah seperti sekarang ini, kita jangan terlena dan terpengaruh begitu saja kepada pihak-pihak yang membenci Islam. Sudah saatnya kita bersatu dan membela agama Allah dimuka bumi dan bersama menyosngsong kembali Kejayaan Umat Islam.________
______Selain prediksi tentang bangkitnya Kejayaan Islam di Akhir Zaman nanti yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam Hadits-Hadits nya, ternyata mengenai Kejayaan Islam ini juga diteliti dan diprediksi oleh orang Barat.
            Entah bagaimana sistematis penelitian yang mereka lakukan dalam menguraikan masalah ini, tetapi ini merupakan suatu bukti tambahan untuk Umat Muslim bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan membiarkan agama-Nya begitu saja. Dia akan membuktikan janji kebesaran-Nya bahwa Islam akan kembali Berjaya di Akhir Zaman. Berikut adalah kutipan lengkapnya:_____
Keyakinanan akan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah tidak hanya diyakini oleh para pejuang penegak Khilafah saja. Para penulis Barat juga meramalkan Khilafah akan kembali tegak di waktu yang akan datang. Jika orang Barat saja percaya Khilafah akan kembali tegak, mengapa sebagian kaum Muslim mengasingkan kehadirannya? Akan adanya kembali Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah yang kedua telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan umat Islam akan berkuasa telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Sudah sepatutnya kaum Muslim bersegera bahu-membahu untuk mewujudkannya. Berikut dua berita terkait penulis Rusia dan Amerika yang menyatakan bahwa Khilafah akan kembali tegak.

Khilafah Tahun 2020 Di Dalam Pandangan Seorang Penulis Rusia!!
Rilis dari buku “Rusia Imperium ketiga”
Akhir-akhir ini, di Rusia telah diterbitkan sebuah buku yang berjudul “Rusia .. Kekaisaran ketiga,” ditulis oleh “Michael Ioreyev“, direktur sebuah perusahaan Rusia dan Wakil Presiden Rusia Union of Industrialists dan Wakil Ketua Duma (Rusia Assembly).
Buku tersebut menyingung masa depan Rusia. Pada Coverian dalam buku berisi peta dunia menampilkan beberapa negara dan Eropa terletak di dalam batas-batas dari Rusia.
Penulis mengatakan bahwa ia memperediksi aka nada beberapa Negara Besar di dunia yang akan muncul pada tahun 2020. Saat itu, akan terdapat empat atau lima negara berperadaban, yaitu Rusia, yang akan menguasai benua Eropa, Cina, Negara Timur Jauh, Negara Khilafah Islam dan Negara konferderasi Amerika yang akan menggabungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Begitupun Negara Islam.
Penulis tidak bisa memastikan bahwa hanya Rusia-lah yang akan menguasai benua Eropa. Tapi ia meyakini bahwa peradaban Barat pasti akan lenyap. Pasti akan diperangi atau dikuasai oleh beberapa Negara tersebut.
Tentang system yang akan diadopsi oleh Imperium ketiga itu, penulis mengatakan” sistem itu adalah system kapitalis yang sebenarnya, yaitu sistem yang mampu memproduksi devisa paling besar dan memberikan peluang kerja untuk semua orang.
Sumber: Al-Aqsa.org, 19 Februari 2009

Resensi Buku: Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam

Dalam bukunya yang terbit di tahun 2008 berjudul “Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam”, Profesor Noah Feldman di Harvard menyatakan bahwa kemunduran Syariah Islam di masa lalu akan diikuti dengan kebangkitan Syariah Islam, suatu proses yang berakhir pada terbentuknya Khilafah Islam. Feldman adalah salah satu anggota komisi luar negeri New York. Buku-buku karangan dia sebelumnya juga membuat kejutan, seperti “Paska Jihad: Amerika dan Perjuangan Demokrasi Islam” (2003), “Hutang Kita Kepada Iraq: Perang dan Etika Membangun Negara” (2004), dan “Dipisah oleh Tuhan: Problema Pemisahan Negara dan Agama di Amerika — Apa yang Harus Kita Lakukan” (2005).
Bagi Feldman, beberapa kondisi tertentu diperlukan untuk memenuhi proses kebangkitan. Negara Islam akan menerapkan keadilan bagi umat, namun Negara tersebut tidak bisa dibangun dengan menerapkan sistem lama begitu saja, tapi harus mengenalkan sistem yang baru.
Tesis Feldman memerlukan perhatian khusus. Pada awal abad ke 21, dunia termasuk dunia Islam dan Timur Tengah akan mengalami perombakan. Apa peran Islam dalam perubahan tersebut? Pertanyaan ini perlu dijawab.
Pengalaman sejarah kita menunjukkan bahwa keruntuhan institusi politik yang besar dan mapan seperti Uni Soviet dan sistem Kerajaan-Kerajaan masa lalu biasanya tidak bisa dibangkitkan lagi. Kecuali hanya ada dua: Struktur Demokrasi sebagai kelanjutan dari Imperium Romawi, dan Negara Islam. Siapapun yang jeli memonitor situasi dunia Islam dari Maroko ke Indonesia akan melihat bahwa loyalitas masyarakat terhadap Islam tidak berubah meskipun kebobrokan administrasi dan kesewenang-wenangan kekuasaan banyak sekali terjadi di sana.
Walaupun faktanya para pimpinan mereka gagal untuk menerapkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya dan tenggelam dalam budaya korupsi dan kepalsuan, mereka masih mampu berkuasa dengan menggunakan tongkat represif. Ulama Islam yang sejati dan Hakim seperti masa sebelumnya sudah tidak ada lagi atau tidak lagi berfungsi untuk menghentikan kesewenang-wenangan penguasanya. Namun demikian, sebagaimana diyakini oleh Feldman, saat ini Islam akan kembali dengan wajah yang berbeda dibandingkan yang dikenal dalam masa sebelumnya.
Feldman berargumentasi bahwa pergerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir menghargai demokrasi. Ketika lobi Yahudi berusaha menampilkannya sebagai organisasi teroris, Hamas sebenarnya menghormati keabsahan demokrasi. Di Turki, partai politik Islam atau partai pro Islam sudah lama berdiri sejak tahun 1969 dalam kancah politik dan keluar masuk panggung kekuasaan melalui pemilu.
Dalam menghadapi tantangan dunia modern, Muslim mampu menahan upaya restorasi radikal dan kuat tanpa meninggalkan akar tradisi mereka. Model ‘Walayat al-Faqih’ (Komite Ahli Hukum Islam) yang dikenalkan di Iran setelah revolusi Islam pada tahun 1979 perlu didiskusikan dan ditinjau secara mendalam. Salah satu prioritas penting dalam dunia Islam adalah pemecahan masalah keseimbangan kekuasaan dan penegakkan hukum. Sejak masa Nabi Muhammad, penguasa Muslim berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat tentang keabsahannya dengan melarang semua hal yang dinyatakan sebagai haram, namun di masa sekarang penekanan pada aspek kebebasan menjadi lebih penting. Keberhasilan di aspek ini oleh Dunia Islam tidak saja akan menguntungkan dunia Islam, tapi juga Dunia Barat.
Feldman juga menekankan bahwa di masa lalu, ulama yang menafsirkan Syariah adalah pemegang peran dalam mengontrol lembaga eksekutif; namun, menurutnya, peran ini dihancurkan oleh reformasi yang belum selesai dna fenomena Tanzimat yang ditemukan pada masa Ottoman. Akibatnya, ketiadaan lembaga yang mengontrol penguasa mengakibatkan kesewenang-wenangan yang memonopoli sistem administrasi. Feldman juga menyebutkan bahwa Khilafah Ottoman berutang kepada Dunia Barat sehingga ia berada dalam tekanan untuk melakukan reformasi. Akibatnya, sistem keadilan dan para ulama Islam akhirnya diganti dengan lembaga baru, sehingga runtuhlah kekhalifahan Islam. Kekuatan penjajah imperialis seperti Inggris dan Perancis akhirnya berhasil masuk.
Akan tetapi, Feldman juga melihat bahwa lembaran baru di abad 21 akan tiba dengan kembalinya Islam meskipun kekuatan politiknya sempat runtuh di tahun 1924 dan para ulamanya yang berperan sebagai pengawal Syariah sempat dipinggirkan dan disingkirkan.
Diposkan oleh Bayu Pranata Saputra di Padang Jumat, Februari 27, 2009

_______dari artikel diatas, kita patut berbangga diri bahwa ternyata bukan kita saja selaku Umat Muslim yang meyakini bahwa Islam kembali akan tegak di Akhir Zaman, tetapi orang Barat pun berkeyakinan seperti itu. Dengan hipotesis yang mereka keluarkan, mereka yakin bahwa ada masanya dimana Islam menjadi Agama yang paling berpengaruh diseluruh dunia.
            Walaupun pendapat mereka dalam artikel ini, tidak disebutkan secara langsung Bangsa/Negara mana yang berbendarakan Islam yang akan memimpin kejayaan Islam, tapi kita cukup bersyukur dan puas diri bahwa orang non-muslim pun mengakui tentang kekuatan sejati Islam dimata dunia pada akhirnya,
            Sebagai penutup dari makalah ini, bisa disimpulkan bahwa Kita selaku Putra-Putri bangsa Indonesia diperkirakan menurut 2 Ulama Syaikh Islam untuk ditunjuk sebagai bangsa yang akan membawa Islam kembali pada zamannya sesuai kehendak dan Ridho Allah. Berangkat dari benar atau tidaknya semua itu, Kita tentu perlu menyiapkan apa-apa saja untuk menyambut kejadian yang luar biasa itu, terutama kembali kepada Syariat Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah, sebagai penutup Nabi terakhir, Nabi Akhir Zaman. Selain itu juga, perlu kita untuk menyatukan diri dari segala macam perbedaan yang tumbuh dan berkembang di negeri kita. Supaya kemungkin Islam yang tegak diseluruhdunia pada umumnya dan dinegeri kita secara khususnya bisa dirubah menjadi sebuah kepastian. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin...














DAFTAR PUSTAKA
Situs Web:

Ø  https://www.facebook.com/BiasnyaAqidah/posts/618770334874928 (Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Ø  https://vienmuhadi.com/2015/04/13/isis-dan-fenomena-akhir-zaman/ (Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Ø  http://revolters-community.blogspot.co.id/2009/02/penulis-rusia-amerika-khilafah-akan.html (Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Ekonomi Islam

BAB    I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Islam merupakan agama yang kaffah , yang mengatur segala perilaku kehidupan ma...