Rabu, 26 April 2017

Soal-Soal Akhlak Tasawuf



             
Soal :
1.              Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Akhlak dan Tasawuf!
2.              Jelaskan pembagian tasawuf dan faktor-faktor yang mempengaruhinya!
3.              Jelaskan urgensi hidup bertasawuf dikehidupan modern / masa kini!
4.              Apakah akhlak dan Tasawuf mempunyai relevansi terhadap lahirnya paham keagamaan dalam kehidupan umat Islam?

Jawaban:
1.              Jika dilihat dari pengertiannya :
a.            Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabi’at aslinya, adapula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh  jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak[1]. Dengan kata lain akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran[2]. Dari 2 pengertian ini dapat ditarik satu kesimpulan yaitu akhlak adalah suatu tindakan secara sadar dan spontan yang dilakukan oleh seseorang, baik itu akhlak yang baik ataupun yang buruk yang dalam penerapan tidak memerlukan tindakan atau pemikiran terlebih dahulu.

b.           Tasawuf adalah membersihkan dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (insting) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, mengutamakan sesuatu yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada seluruh umnat manusia, memegang teguh janji dengan Allah Subhanahu Wata’ala dalam hal hakikat dan mengikuti contoh nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam dalam hal syariat.[3] Jadi Tasawuf adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk bisa membersihkan diri dari hal-hal yang bersifat keduniawian. Pelakunya lebih mementingkan untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya dan iapun selalu mengikuti apa yang diSunnahkan oleh utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam.
Persamaannya adalah baik Akhlak maupun Tasawuf adalah sama-sama prilaku yang timbul dari dalam diri manusia (umat muslim tentunya) sebagai bentuk menunjukkan jati dirinya yang dituangkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Adapun Perbedaannya, Akhlak hanya merupakan suatu gambaran prilaku manusia yang biasa dan tindakannya pun hanya secara spontan saja yang membuktikan dia itu berakhlak (baik atau buruk), sedangkan Tasawuf adalah gambaran prilaku manusia yang diterapkan secara sungguh-sungguh, dengan cara tidak terlena dengan kehidupan duniawi, dan hanya Ridho Allah sajalah yang menjadi tujuan hidupnya. Hal ini terbukti dengan taatnya ia dalam menjalankan segala perintah-Nya dan senantiasa menebarkan Akhlak yang terpuji kepada sesame manusia.

2.              Secara umum, Tasawuf terbagi menjadi 3 :
a.            Tasawuf Akhlaki adalah Tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori prilaku, akhlak dan budi pekerti atau perbaikan akhlak. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya menghindari akhlak mazmumah dan mewujudkan akhlak mahmudah. Faktor yang melatarbelakangi tasawuf ini adalah perlunya dalam kehidupan kita untuk senantiasa menghiasi di dengan akhlak-akhlak mahmudah dan menghilangkan akhlak-akhlak mazmumah sebagai bentuk rasa cinta kita kepada Allah semata. Hal ini dapat ditempuh dengan adanya system pembinaan akhlak berupa takhalli (mengosongkan diri dari prilaku akhlak tercela), tahalli (mengisi dan menghiasi diri dari prilaku akhlak terpuji) dan tajalli (sudah terjalinnya kedekatan antara pelaku tasawuf dengan Tuhannya)
b.           Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya. Faktor yang melatarbelakangi tasawuf ini adalah terapadunya ajaran filsafat dengan tasawuf, akibatnya banyak dari ajaran filsafat yang berasal dari non-muslim tercampur ke dalam tasawuf yang berasal dari pribadi seorang muslim. Tetapi dalam perkembangannya, para tokoh tasawuf berusaha mengambil makna yang sama dari ajaran filsafat ke dalam ajaran yang mereka anut yaitu ajaran tasawuf.
c.            Tasawuf Irfani adalah tasawuf yang didalamnya tidak hanya membahas tentang keikhlasan dalam hubungannya antarmanusia, tetapi lebih jauh tasawuf ini menetapkan bahwa apa yang kita lakukan sesungguhnya tidak pernah kita lakukan. Tasawuf ini merupakan bentuk keikhlasan yang paling tinggi. Faktor yang melatarbelakangi tasawuf ini adalah para pelaku tasawuf hanya terfokus terhadap rasa cinta mereka kepada Allah saja tanpa mengharapkan simpati, hasrat ingin dipuji, bahkan tidak gentar dalam menghadapi cemoohan dari sesama manusia karena tujuan mereka hanya Allah.

3.              Kehidupan manusia pada masa kini / modern biasanya menimbulkan persaingan yang sangat ketat dalam berbagai hal. Persaingan tersebut tujuannya baik jika dapat merangsang kita untuk terus maju. Tapi dalam kenyataannya terkadang ada praktek-praktek kecurangan dan ketidakadilan dalam persaingan tersebut, sehingga dapat menimbulkan hilangnya rasa solidaritas dan toleransi terhadap sesame. Sehingga diperlukan suatu prilaku yang dapat mengatasi itu, yaitu prilaku tasawuf. Prilaku ini dapat mendorong untuk selalu bersaing tetapi dengan diikuti oleh dasar-dasar ajaran Islam yang mengingatkan agar dalam persaingan tersebut tidak menimbulkan kecurangan. Selain itu, sikap solidaritas dan toleransi juga akan senantiasa terjaga dalam kehidupan manusia dan segala kegiatannya.

4.              Tentu saja, karena akhlak dan tasawuf dalam relevansi (hubungan kecocokan) terhadap paham keagamaan menempati kedudukan yang cukup penting. Hal ini bertujuan agar umat muslim senantiasa memberikan dan menerapkan akhlak mahmudah kepada semua umat manusia, baik kepada sesame muslim maupun non muslim. Tetapi tidak lupa, mereka juga harus senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai bentuk rasa syukur dan kecintaan mereka kepada-Nya, dengan melakukan apa saja yang menjadi perintah-Nya dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.




[1] Ibnu Maskawaih, Tahdzib Al-Akhlak wa That-hir Al-A’raq, Cet. II, Beirut : Maktabah Al-Hayah li Ath-Thiba’ah wa An-Nasyir, Hal. 51.
[2] Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Ad-Din, Beirut: Dar Al-Ma’rifah, Jilid III, hlm. 53.
[3] Ahmad, op. cit., hlm. 96-98.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Ekonomi Islam

BAB    I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Islam merupakan agama yang kaffah , yang mengatur segala perilaku kehidupan ma...