Rabu, 26 April 2017

Makalah Universalitas Orientasi Dinamika Ajaran Islam



KATA PENGANTAR



 



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan materi tentang “Universalitas, Orientasi dan Dinamika Ajaran Islam dari Mata Kuliah Pengantar Study Islam.
Shalawat beserta salam semmoga selamanya tercurahlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga serta sahabatnya, tak lupa kitta semua selaku pengikutnya semoga mendapatkan syafa’at darinya kelak di akhir zaman nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi akhirnya kamipun dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Oleh karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk serta dukungan dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kritik dan saran yang positif akan senantiasa kami harapkan dalam perbaikan makalah kami di kemudian hari.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Kuningan,    Oktober 2015



Tim Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................           1
              
DAFTAR ISI...........................................................................................................           2

BAB I (Pendahuluan)............................................................................................           3
A.    Latar belakang..........................................................................................           3
B.     Perumusan Masalah.................................................................................           4
C.    Tujuan Penulisan.......................................................................................           4
BAB II (Pembahasan)...........................................................................................           4
A.    Definisi Universalitas Islam....................................................................           5
1. Pengertian Universalitas.....................................................................           5
2. Universalitas Islam Dalam Seluruh Aspek Kehidupan.................           6
     a. Universalitas Islam dalam Aqidah...............................................           6
     b. Universalitas Islam dalam Ibadah................................................           6
     c. Universalitas Islam dalam Akhlak...............................................           6
     d. Universalitas Islam dalam Pendidikan dan Sosial....................           7
     e. Universalitas Islam dalam Politik dan Ekonomi.......................           7
B.     Definisi Orientasi Islam...........................................................................           9
1. Pengertian Orientasi Islam.................................................................           9
            2. Pandangan Para Ahli ttg Orientasi Pendidikan Islam..................           9
            3. Model Pend. Islam yg Berorientasi pd Pandangan Falsafah.......         11
C.    Definisi Dinamika Ajaran Islam............................................................         12
1.   Pengertian Dinamika Ajaran Islam.................................................         12

BAB III (Kesimpulan)..........................................................................................         14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................         15

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan menyempurnakan agama lainnya. Sejak awal-awal kemunculan Islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, Islam benar-benar telah menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat, tidak terlepas dari orang-orang diluar Muslim. Bahkan para tokoh-tokoh besar dunia pun, baik yang Muslim maupun non-muslim mengakui tentang keagungan Al-Qur’an yang menjadi kitab Umat Islam.
Maka tidak mengherankan, apabila mayoritas Umat Manusia di dunia ini beragama Islam, karena mereka yakin hanya agama Islam lah satu-satunya agama yang paling logis, paling benar adanya dan tidak diragukan lagi dalam perannya mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta atupun antar sesame. Hal ini pun diakui oleh para Muallaf yang sebelumnya memegang teguh pada keyakinan-keyakinan mereka sebelum akhirnya memeluk Islam.
Secara Universal, Islam telah mengatur segala aspek kehidupan Umat Muslim dalam hal Peribadahan, Muamalah, Ketauhidan, Sejarah bahkan dalam cara kita bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi. Dalam orientasinya Islam bersumber pada Al-Quran, As-sunah. Karena kedua sumber itu merupakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh Umat Muslim supaya senantiasa terhindar dari segala macam penyimpangan dan kesesatan. Adapun yang ketiga yang merupakan sumber Dinamika Ajaran Islam adalah dengan bertumpu pada Ijtihad para Ulama sebagai hukum yang mengatur kebudayaan dan sosial bermasyarakat.


B.            Perumusan Masalah
1.        Apakah penjelasan dari Universalitas, Orientasi dan Dinamika Ajaran Islam itu?


C.           Tujuan Penulisan
1.             Mengetahui Islam adalah agama universal, bagaimana orientasi Islam dan dinamikanya tentang ajaran Islam














BAB II
PEMBAHASAN

A.           Defenisi Universalitas Islam
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 107, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya: “Tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi semesta alam”.

1.        Pengertian Universalitas
Universalitas menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris : “Universal” yang berarti: “Semesta Dunia”, Universally ,yaitu: “Disukai di Seluruh Dunia” atau Universe, berarti “Seluruh Bidang”. Dalam kamus Al-Munjid As-syamlah adalah: “Sesuatu yang Luas”.
Adapun Universalitas Islam dalam pengertian istilah sebagaimana yang didefinisikan oleh Yusuf Al-Qardhawi adalah: “Bahwa risalah Islam meliputi seluruh dimensi waktu, tempat dan kemanusiaan, yang secara realitas mencakup tiga karakteristik yaitu: Keabadian, Internasionalitas dan Aktualisasi
            Dan Menurut Abdul Karim Zaidan, Universalitas Islam adalah: “Sistem yang universal meliputi seluruh perkara kehidupan dan tingkah laku manusia”
Adapun menurut  Imam Hasan Al-Banna, Universalitas Islam adalah “Islam adalah sistem yang universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan, maka Islam adalah Negara dan tanah air, Pemerintahan dan Rakyat, budi pekerti dan kekuatan, rahmat dan keadilan, hukum dan Intelektualitas, ilmu pengetahuan dan undang-undang, asset dan materi, usaha dan kekayaan, jihad dan da’wah, pemikiran dan militer. Sebagaimana Islam adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar”.
Dengan pengertian di atas, maka Islam adalah risalah yang universal dan lengkap, dia adalah agama, Negara Hukum, Ideologi, Prinsip, Aplikasi, Teori dan Praktek serta selalu relevan untuk semua tempat dan jaman.
2.        Universalitas Islam dalam seluruh aspek kehidupan
a.      Universalitas Islam dalam akidah
       Akidah Islam yang diyakini umat Islam, adalah akidah yang universal dari segi manapun kita melihatnya
b.      Universalitas Islam dalam ibadah
      Universalitas Islam dalam ibadah sama dengan universalitas Islam dalam akidah diatas, karena ibadah dalam Islam tidak terbatas pada ibadah mahdhah (sudah ditentukan Allah) akan tetapi seluruh pekerjaan baik setiap muslim yang ikhlas karena Allah Swt, adalah ibadah.
c.      Universalitas Islam dalam akhlak
       Akhlak atau moralitas dalam Islam tidak seperti gambaran sebagian orang yang mengisolasi moralitas Islam sebatas moralitas “keagamaan” dan peribadatan seperti tidak minum khamar, tidak makan daging babi,tidak menggangu wanita dan sebagainya, akan tetapi moralitas Islam meliputi seluruh moralitas kehidupan manusia

            Maka menurut DR. Yusuf Al-Qardhawi, bahwa Universalitas akhlak Islam dapat dilihat dalam hal-hal berikut:
1)       Semua moralitas yang berkenaan dengan individu, diantaranya kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, minum, pakaian dan sebagainya firman Allah: “Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebihan”. (Q.S: Al-A’raf: 31).
2)       Semua moralitas yang berkenaan dengan hidup keluarga, seperti bentuk interaksi suami dan isteri, firman Allah: ”Dan berinteraksilah kamu kepada isteri-isterimu dengan baik” (Q.S: An-nisa: 19), dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan keluarga.
3)       Semua moralitas yang berkenaan dengan kehidupan sosial, seperti adab berkunjung, (Q.S: An-nur: 27) transaksiekonomi, (Al-Baqarah: 282) politik dan hukum, (Q.S: An-nisaa: 58). Dan sebagainya.
4)       Semua moralitas yang berkenaan dengan makhluk yang tidak berakal seperti hewan burung-burng dan lain sebagainya
5)       Moralitas yang berkenaan dengan pencipta Allah Swt. Hal ini dapat dilihat dalam surat Al-Fatihah
6)       Moralitas manusia yang berkenaan dengan alam raya dan sebagainya.


d.      Universalitas Islam dalam pendidikan dan sosial
            Salah satu keistimewaan pendidkan Islam adalah, mendidik manusia dengan seluruh unsur-unsur yang ada pada manusia itu sendiri, pendidikan Islam tidak sebatas pada pendidikan intelektual (kognitif), emosional (afektif) dan keterampilan (psikomotorik), sebagaimana pendidikan barat yang banyak berlaku saat ini, akan tetapi pendidikan Islam sangat umum dam universal meliputi semua unsur manusia yang harus didik yaitu: Unsur akal, rohani dan jasmani. Ketiganya adalah satu bangunan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya yang harus menjadi sasaran pendidikan Islam sehingga menjadi manusia yang shaleh “.

e.      Universalitas Islam dalam politik dan ekonomi
            Salah satu bukti universalitas ajaran Islam yaitu adanya konsep politik dan ekonomi yang memiliki keistimewaan dari sistem politik dan ekonomi. Politik Islam memiliki nilai keadilan yang universal, berlaku untuk seluruh manusia dan golongan, sebagaimana ketika Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam menjadi kepala negara Islam di Madinah sekaligus sebagai Nabi dan Rasul, hal ini diakui sendiri oleh politikus barat, Montgomery Watt, dalam bukunya : Muhamed Prophet and statesman
            Pernyataan ini menunjukan bahwa politik Islam adalah politik yang mensinergikan antara negara dan agama, sehingga politik Islam adalah sangat menjujung tinggi nilai-nilai agama dalam sebuah pemerintahan yang memuliakan manusia dan memakmurkan dunia,  Sebagaimana pernyataan Imam Al-Ghazali: “Sesungguhnya politik dalam Islam adalah sistem yang paling mulia yang tidak ada bandingannya di dunia ini, karena dia bertujuan merealisasikan kemaslahatan seluruh manusia tanpa pengecualian, memanusiakan manusia, memakmurkan bumi dan menegakkanya atas dasar kebenaran dan keadilan yang mutlak”.
Universalitas adalah karakteristik asasi risalah islam, seluruh ajarannya mengandung nilai universalitas dan kesempurnaan, kenyataan ini tidak dapat dibantah oleh siapapun didunia ini, karena pemilik agama ini adalah pencipta seluruh alam raya dan isinya Allah Subhanahu Wata’ala yang menganugerahkan risalah-Nya kepada umat manusia agar menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi mereka didunia.
Universalitas Islam dan ketakterbatasannya untuk satu kaum atau kawasan tertentu, adalah salah satu kepercayaan yang dharuri (jelas dan pasti) dalam agama Ilahi ini. Bahkan orang-orang nonmuslim pun mengetahui bahwa risalah Islam itu mendunia, tidak terbatas pada suatu daerah saja.
            Di samping itu, banyak bukti-bukti sejarah yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam telah mengirimkan surat dakwahnya kepada penguasa-penguasa dunia pada saat itu, seperti Kaisar Romawi, Kisra Iran, raja-raja di Mesir, Syam (Suriah), Habasyah dan para pemimpin suku-suku Arab. Beliau juga mengutus duta-duta khusus kepada setiap penguasa itu untuk mengajak mereka kepada Islam, dan memberikan peringatan kepada mereka akan dampak buruk dari pengingkaran mereka terhadap agama suci ini.
Jika Islam bukan agama universal, dakwah seluas itu tidak akan dijalankan, dan setiap bangsa mempunyai alasan yang kuat tatkala mereka tidak memeluk Islam. Maka itu, tidak bisa dipisahkan antara iman pada kebenaran Islam dan keharusan beramal sesuai dengan syariatnya. Dan tidak ada pengecualian bagi siapa pun untuk konsisten pada agama Ilahi ini.



B.            Definisi Orientasi Islam
1. Pengertian Orientasi Islam
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap yang tepat dan benar. Kaitannya dengan Islam, Orientasi Islam merupakan peninjauan untuk menggali, menganalisis, dan mengembangkan serta mengamalkan ajaran Islam yang benar bersumberkan dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Sumber ajaran Islam itu benar benar lentur serta responsive tanggap terhadap tuntunan hidup manusia yang makin maju dan modern, maju dalam segala bidang.
Dorongan dan rangsangan ajaran Al-Qur’an terhadap pengembangan untuk penenapan iman dan taqwa diperkokoh melalui ilmu pengetahuan manusia. Ayat ayat yang mendorong dan merasang akal pikiran untuk berilmu pengetahuan dan teknologi itu seperti tersebut dalam Surah Ar-Rahman ayat 33 tentang ruang angkasa luar; Surah Al-An’am ayat 79 tentang eksplorasi benda benda ruang angkasa dengan akal pikiran oleh nabi Ibrahim untuk menentukan Tuhan yang hak, serta pengolahan dan pemanfaatan besi tembaga sebagai bahan tekhnologinya.

2.        Pandangan Para Ahli Tentang Orientasi Pendidikan Islam
Pandangan dari salah satu dokter bedah bekebangsaan Prancis, Dr. Maurice Bucaille yang telah melakukan study perbandingan mengenai Beibel dan Al-Quraan serta sains modern sungguh mengejutkan umat islam. Pendapat berdasarkann standar ilmiah modern melalui analisis komperatif dan akademik terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu murni menunjukkan bahwa Al-Qur’an sesudah kitab suci sebelumnya.
Dengan demikian Orientasi Islam dapat kita kembangkan dalam bebagai model yang mampu mendobrak pola pikir tradisonal, kita perlu bersikap dan berkeyakinan bahwa agama dan iptek dapat berperan konstruktif bersama-sama yang saling mempengaruhi justru karna nilai-nilai agama kita kondusip terhadap iptek dan sebaliknya nilai-nilai ajaran agama kita kondusif terhadap iptek dan sebaliknya nilai nilai iptek akan memperkuat agama kita.
Disinilah tampak peranan minimal agama dalam pengembangan iptek yaitu memberikan makna kemanusiawian yang menuntut kebersamaan tanggung jawab dalam mengelola planet bumi agar lestari dan tahan lama. Peranan maksimalnya mendasari dan memotifasi perkembangan iptek dan iman, Islam, dan ihsan sehingga sehingga ia mengabaikan kepada kepentingan hidup manusia bukan sebaliknya, manusia mengabdi kepada iptek.    
 Orientasi dasar pendidikan Islam yang telah diletakkan oleh Rosulullah   Sholallahu ‘Alaihi Wasalam pada awal risalahnya ialah menumbuhkembangkan sistem kehidupan sosial yang penuh kebajikan dan kemakmuran, meratakan kehidupan ekonomi yang berkeadilan sosial berpolakan dunia dan akherat yang bertumpu pada nilai nilai moral yang tinggi dan berorientasi kepada kebutuhan pendidikan yang mengembangkan daya kreatifitas dan pola pikir intelektual bagi terbinanya teknologi sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran.
Ketiga dimensi orientasi dasar tersebut menjadi modal pokok untuk mendinamisasikan umat manusia pada kurun waktu permulaan sejarah pendidikan Islam sejak zaman Nabi dan Khulafaur Rosydin. Pendidikan pada waktu itu mampu menjadikan kaum muslimin sebagai pelaku positif terhadap pembangunan diri pribadi. Pendidikan Islam sejak semula berkembangnya senantiasa meletakkan pandangan filosofisnya yaitu manusia didik, sebagai makhluk tuhan yang memiliki potensi dasar fitrah dimana religiulitas menjadi intinya.
Sendi sendi yang mendasari kehidupan psikologis manusia yaitu iman dan tauhid. Ibnu Sina (985m), Al Ghozali (1058 M), dan Ibnu Khaldun (1332m) telah meletakkan konsep pendidikan islam yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anakdidik
Orientasi Al ghozali bersifat empiris seperti keharusan seorang pendidik memperbaiki sikap dan prilaku pendidik pada waktu bertugas mengajar, Ia memandang kemampuan rasional manusia lebih penting dari kemampuan kejiwaan lainnya. Ibnu Khaldun berpendapat sama dengan Al Ghozali menurutnya akal pikiran mrupakan kekuatan menciptakan kehidupan dan kerja sama dengan anggota masyarakat serta untuk menerima wahyu Allah Subhanahu Wata’ala melalui Rosul-Nya. Sedangkan Ibnu Sina berpandangan bahwa pendidikan lebih menekankan pembinaan akhlak.
Sejalan dengan pandangan diatas umat Islam harus mengubah sifat pandangannya yang lama yaitu pandangan terhadap lembaga pendidikan Islam yang hanya sebagai gudang ilmu, bank transfer, menjadi pengolahan ilmu yang yang alamiah danilmiah yang mengacu pada tuntunan masyarakat.
 Oleh karna itu berbagai model pendidikan Islam yang terbukti tidak memuaskan tuntunan umat terlihat pada:
a.        Model pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai nilai yang yang konservatif harus dilestarikan dalam sosok pribadi Muslim.
b.        Jika pendidikan Islam berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai nilai Islami yang mengandng potensi mengubah nasib masa lampau ke masa kini yang dijadikan kurikulum pendidikan, maka model pendidikan Islam bercorak perenialistik, dimana nilai nilai yang terbukti tahan lama saja yang diinternalisasikan kedalam pribadi anak didik, sedanngkan nilai-nilai yang potensial bagi semangat pembaharuan ditinggalkan.
c.        Bila pendidikan Islam hanya lebih berorientasi pada personalisasi kebutuhan pendidikan dalam segala aspeknya, maka ia bercorak individualistik
d.        Jika pendidikan Islam berorientasi pada masa depan dimana teknologi menjadi pelaku perubahan maka pendidikan Islam ini bercorak teknologis.
e.        Jika pendidikan Islam berorientasi pada perkembangan masyarakat berdasarkan proses dialogis (bersifat terbuka dan komunikatif) yaitu membahagiakan dan mensejahterakan, maka reaksi dalam perkembangan manusia menjadi gersang dari nilai nilai Ilahi.


3.             Model Pendidikan Islam yang Berorientasi pada Pandangan Falsafah
Dengan memperhatikan potensi psikologis anugerah Allah model pendidikan Islam berorientasi pada pandangan falsafah sebagi berikut:
a.      Filosofis : memandang manusia didik adalah hamba tuhan yang diberi kemampuan fitrah cenderung kepada pennyerahan diri secara total kepada sang pencipta.
b.      Etimologis : potensi ilmu pengetahuan yang berpijak pada iman dan berilmu pengetahuan untuk menegakkan iman.
c.      Pedagogis : manusia adalah makhluk belajar sejak dari ayunan sampai liang lahat yang perkembangannya didasari nilai nilai Islami.

Secara kurikuler model-model tersebut di diatas, desain menjadi beberapa macam diantaranya adalah:
a.      Content: lebih difokuskan kepada masalah sosial budaya masa kini untuk diproyeksikan ke masa depan. dengan kemampuan anak didik untuk mengungkapkan tujuan dengan nilai nilai yang sesuai tuntunan tuhan.
b.      Pendidik: bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang terpercaya.
c.      Anak didik: dalam proses belajar mengajar bersama sama menghayati persepsi terhadap realitas kehidupan dan memperhatikan persepsi orang lain.

C.          Dinamika Ajaran Islam
1.        Pengertian Dinamika Ajaran Islam
Dinamika adalah perkembangan dan perubahan. Sebagai hukum kehidupan, pergerakan dan dinamika mencakup seluruh aspek dzahir dan hubungan interaktif serta dialog manusia. Dinamika itu pula yang mengantarkan mereka kepada kemajuan atau kepada kemunduran. Dan kalau benar Islam ini agama yang universal yang peduli akan totalitas kehidupan manusia, tentunya ia harus menunjukkan sikap yang jelas terhadap maju atau mundurnya perubahan itu, jadi permasalahannya cukup njelas, apakah sikap Islam?
Islam adalah agama yang peduli terhadap manusia dengan segenap kandungan potensi dan kapasitasnya; sebagai raga ataupun ruh; sebagai individu, kepala keluarga, ataupun anggota masyarakat; sebagai pengusaha yang mempertahankan hidup dan mencukupi kebutuhannya, ataupun budak yang tulus kepada tuhannya; sebagai penegak perdamaian diantara sesamanyaataupun sebagai pengobar api peperangan, Islam adalah agama yang mengatur dan mengelola semua aspek kehidupan.
Mengenai dinamika ajaran Islam ini dapat dipahami pula dari ungkapan Sir Muhammad Iqbal, bahwa: “The Prophet of Islam seems to stand between the Ancient and the modern world. In so far as the source of his revelation is concerned he belongs to the ancient world, in so far as the spirit of his revelation is concerned he belongs to the world. (yakni nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam rupanya berdiri diantara dunia perba dan dunia modern sejauh mengenai sumber masa turun wahyunya yang diperhatikan, maka dia milik dunia purba, sejauh mengenai spirit semangat dan jiwa ajaran wahyunya yang diperhatikan, maka dia milik dunia modern, kapan saja tidak pernah usang).
Ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad itulah yang kemudian secara khusus disebut sebagai agama Islam atau dinul Islam, dan kalau kita menyebut atau mendengar sebutan Islam, maka konotasinya adalah ajaran atau agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam.
Al-Qur’an sebagai sebagai sumber dasar dan As-Sunah merupakan sumber operasionalnya. Sedangkan Ijtihad pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah masalah kehidupan sosial kebudayaan umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat srta zaman tertentu. Dengan Ijtihad tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan perkembangan peradaban Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem Ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika ajaran Islam.










BAB III
KESIMPULAN

·        Islam adalah sistem yang universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan
·        Universalitas agama Islam terdiri dari berbagai aspek tentang akidah, ibadah, akhlak, pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan masih banyak lagi.
·        Orientasi Islam merupakan peninjauan untuk menggali, menganalisis, dan mengembangkan serta mengamalkan ajaran Islam yang benar bersumberkan dari Al-Qur’an dan Al-Hadis
·        3 orientasi dasar Islam yaitu: menumbuhkembangkan sistem kehidupan sosial, meratakan kehidupan ekonomi yang berkeadilan sosial berpolakan dunia dan akherat dan pola pikir intelektual bagi terbinanya teknologi sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran.
·         Dinamika ajaran Islam tidak terbatas ruang dan waktu, dan berlaku dari awal kemunculan, sekarang sampai yang akan datang.










DAFTAR PUSTAKA

·        Zidan Abdul Karim, Ushul Ad-da’wah, muasasah Ar-risalah, 2001
Quthb Muhammad, Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiah, kairo, Daar Asy-Syuruk, 1989
·        Hadi Al-Barry Sofyan M.DJ,A.T, kamus ilmiah kontemporer. Pustaka setia bandung, 1999
·        Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, PT. Raja Grafindo Persada. 1998
Amin Abdullah, Pengantar dalam Khudori Shaleh, Yogyakarta 2004
Muhaimin,kawasan dan wawasan studi islam, kencana, Jakarta, 2005

·        https://google.co.id
·        https://zeqjs.wordpress.com/2015/02/22/pengertian-universalitas-otentisitas-dinamika-ajaran-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Ekonomi Islam

BAB    I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Islam merupakan agama yang kaffah , yang mengatur segala perilaku kehidupan ma...