KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH
Subhanahu Wata’ala, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berisikan materi tentang “Mukzizat Al-Qur’an” dari Mata Kuliah Ulumul Qur’an.
Shalawat beserta salam semmoga selamanya tercurahlimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga
serta sahabatnya, tak lupa kitta semua selaku pengikutnya semoga mendapatkan
syafa’at darinya kelak di akhir zaman nanti.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan
kekurangan yang dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk serta dukungan
dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil dari makalah ini
dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kuningan, Oktober 2015
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................ 1
DAFTAR
ISI..................................................................................... 2
BAB I
(Pendahuluan)..................................................................... 3
A. Latar belakang...................................................................... 3
B. Perumusan Masalah............................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................. 4
BAB II
(Pembahasan)..................................................................... 4
A. Pengertian I’jaz dan
Mukjizat............................................... 4
1. I’jaz..................................................................................... 4
2. Mukjizat............................................................................. 5
a. Unsur – Unsur yang
Menyertai Mukjizat...................... 5
b. Beberapa Segi
Kemukjizatan Al-Qur’an....................... 6
B. Pembagian Jenis Mukjizat.................................................... 6
1. Mukjizat Material Indrawi................................................ 6
2. Mukjizat Immaterial......................................................... 7
C. Perbedaan Alqur’an
dengan Mukjizat yang lainnya............ 7
D. Sisi Mukjizat Al-qur’an......................................................... 8
1. Gaya bahasa....................................................................... 8
2. Susunan Kalimat............................................................... 8
3. Hukum Ilahi yang Sempurna........................................... 9
4. Ketelitian
Redaksinya....................................................... 9
5. Berita Tentang Hal-Hal Gaib............................................ 11
6.
Isyarat-Isyarat Ilmiah....................................................... 12
7. Memuat
Kisah-Kisah Terdahulu...................................... 12
BAB
III (Kesimpulan)..................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keajaiban Islam berupa mukjizat yakni Al-Qur’an adalah hal
yang luar biasa berupa keajaiban yang terjadi pada diri seorang Nabi Muhammad
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam. Keajaiban ini bertujuan untuk melemahkan pendapat
orang kafir yang mengingkari kenabiannya.
Dengan adanya Al-Qur’an, pendapat-pendapat orang kafir yang
menentang kebenaran seorang Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam bisa
terbantahkan. Mukjizat Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam merupakan
keajaiban Islam yang menunjukan bahwa Islam adalah wahyu dari Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah sempurna.
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi
Wasalam yang paling utama. Manusia sepanjang masa dapat menemukan, mempelajari
dan mengamalkan syariat islam yang ada didalamnya.
Mukjizat Al-qur’an adalah Kalamullah sehingga sampai detik
ini tidak ada manusia seorang pun yang bisa membuat buku yang setara dengan
Al-qur’an sebagai tandingannya.
Mukjizat Al-Quran juga merupakan firman Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam melalui Malaikat
Jibril dengan lafal dan maknanya serta sangat berharga bagi umat seluruh umat
Muslim hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat
manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
B. Perumusan
Masalah
1. Apa pengertian I’jaz dan Mukjizat?
2. Apa saja jenis – jenis Mukjizat?
3. Apa perbedaan Al-Qur’an dengan
Mukjizat lainnya?
4. Apa saja sisi Mukjizat Al-Qur’an?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Memahami pengertian I’jaz dan Mukjizat
2.
Mengetahui jenis – jenis Mukjizat
3.
Membedakan Al-Qur’an dengan Mukjizat lainnya
4. Mengetahui sisi Mukjizat Al-Qur’an
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian I’jaz dan Mukjizat
1. I’jaz
Dari segi bahasa (etimologi), i’jaz
berasal dari kata a’jaza yu’jizu i’jazan yang
artinya melemahkan, memperlemah, atau menetapkan kelemahan. Kata i’jaz sendiri
awalnya berasal dari kata dasar a’jaza ya’jizu yang
artinya lemah atau tidak mampu. Seperti dalam contoh a’jaztu zaidan “aku mendapati
Zaid tidak mampu”.
Sedangkan menurut istilah i’jaz
didefinisikan oleh Manna Khalil al Qaththan dan Ali al-Shabuny
dalam tulisan Usman. Manna Khalil al-Qaththan mendefinisikan i’jaz
sebagai “Menampakan kebenaran Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam dalam
pengakuan orang lain, sebagai seorang rasul utusan Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk mendinginya atau menghadapi
mukjizat yang abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan-kelemahan generasi-generasi
sesudah mereka”.
Sementara Alial Shabuny mengertikan
i’jaz sebagai “Menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok atau
bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya. “jadi i’jaz ini upaya
untuk menegaskan kebenaran seorang nabi dan pada saat yang sama ia juga
menegaskan kelemahan manusia yang meragukan dan mengingkari kenabian.
2. Mukjizat
Kata mukjizat dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai “kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”.
Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama Islam.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa arab (a’jaza) yang
berarti “Melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Pelakunya (yang melemahkan)
dinamai mu’jiz dan apabila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol
sehingga mampu membungkamkan lawan, ia dinamai mu’jizat.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar
agama Islam, antara lain, sebagai “Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang
terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannnya yang
ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa,
namun mereka tidak melayani tantangan itu”.
·
Hal atau peristiwa yang luar biasa
Yang
dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab
dan akibat yang diketahui secara umum hukum – hukumnya.
·
Terjadi atau dipaparkan oleh
seseorang yang mengaku nabi
Tidak
mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun. Namun, apabila
bukan dari seorang Nabi, ia tidak dinamai mukjizat.
·
Mengandung tantangan terhadap yang
meragukan kenabian
Tentu
saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan
sebelum atau sesudahnya. Di sisi lain, tantangan tersebut harus pula merupakan
sesuatu yang sejlan dengan ucapan sang nabi.
·
Tantangan tersebut tidak mampu atau
gagal dilayani
Apabila
yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, ini berarti bahwa pengakuan
sang penantang tidak terbukti. Perlu digaris bawahi disini bahwa kandungan
tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk lebih
membuktikan kegagalan mereka, biasanya aspek kemukjizatan masing-masing adalah
hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.
b. Beberapa Segi Kemukjizatan
Al-Qur’an
- Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
- Adanya uslub yang aneh, berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab.
- Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu.
- Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap undang-undang buatan manusia.
- Mengabarkan hal-hal yang gaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
- Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.
- Adanya ilmu-ilmu pengengetahuan yang terkandung didalamnya (ilmu pengetahuan agam dan ilmu pengetahuan umum).
- Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
- Memenuhi segala kebutuhan manusia
- Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan al-Qur’an.
B.
Pembagian Jenis Mukjizat
1. Mu’jizat
Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang
tidak kekal. Maksudnya mukjizat jenis ini hanya berlaku pada Nabi
selain Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam dan juga mukjizat ini hanya
berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat tersebut diturunkan. Oleh karena
itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara umum dapat
diambil contoh adalah mukjizat Nabi Musa Alaihisalam dapat membelah
lautan, mukjizat Nabi Daud Alaihisalam dapat melunakkan besi,mukjizat Nabi Isa
Alaihisalam dapat menghidupkan orang mati, mukjizat Nabi Ibrahim Alaihisalam tidak
hangus oleh api saat dibakar dan mukjizat-mukjizat nabi lainya.
2. Mukjizat
Immaterial
Artinya Mukjizat
ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat tersebut
adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur, karena Nabi Muhammad
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam (sebagai penerima mukjizat ini) adalah nabi
terakhir, sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai
dunia ini hancur.
Secara lebih gamblang,
Syahrur membedakan mukjizat Nabi muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama,
aspek rasionalitas kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab’ul
al-matsani mendahului pengetahuan inderawi, yaitu dalam bentuk mutasyabih.
Setiap jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran masuk ke dalam wilayah
pengetahuan inderawi, yang disebut sebagai takwil langsung, yaitu kesesuaian
antara teks pengetahuan terhadap hal inderawi. Kedua, al-Quran memuat hakekat
wujud mutlak yang dapat dipahami secara relatif, sesuai dengan latar belakang
pengetahuan, pada masa yang di dalamnya usaha pemahaman al-Quran dilakukan.
Ketiga, Kemukjizatan al-Quran bukan hanya bentuk redaksinya saja, tapi juga
kandungannya.
C. Perbedaan
Al-Quran dengan Mukjizat lainnya
Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran
dengan mukjizat para Nabi-nabi sebelumnya, antara lain :
·
Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik
(hissiyah), maka habis sesuai dengan berlalunya zaman. Generasi setelahnya
tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat tersebut. Sementara Al-Quran adalah
mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih
banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
·
Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus
pada ‘penakjuban pandangan’, sementara mukjizat Al-Quran mengarah pada
‘pembukaan hati dan penundukan akal’, karena itu daya pengaruhnya lama dan
bertahan. Sementara mukjizat ‘pandangan’ kadang begitu mudah terlupakan.
·
Mukjizat Nabi sebelumnya di luar
konteks isi risalah mereka dan tidak bersesuain, karena fungsinya utamanya
hanya untuk menguatkan kenabian atau membuktikan bahwa mereka adalah utusan
Allah Subhanahu Wata’ala Contoh :
menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak ada hubungan langsung
dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran benar-benar mukjizat yang
bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.
D.
Sisi-sisi Mukjizat Al-Qur’an
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat
itu merasa kagum dan terpesona, bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi
orang-orang kafir. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka
masuk Islam.
Bahkan, Umar bin
Khattab Radiallahuanhu pun yang mulanya dikenal sebagai orang yang paling
memusuhi nabi Muhammad Sholallahu “alaihi Wassalam, dan bahkan berusaha
membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya
karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan Al-Qur-an tidak dapat
disamakan oleh karya sebaik apa pun.
Karakteristik atau keistimewaan gaya bahasa al-Qur’an :
·
Aransemen suaranya sangat
menakjubkan, konsonan dan vokalnya terbagi dan tersusun secara variatif.
·
Wacana untuk kalangan umum dan
kalangan terbatas. Tidak ada seorang pun manusia yang mampu menyajikan satu
gaya bahasa yang ditunjukan untuk kalangan intelektual sekaligus untuk kalangan
awam.
·
Menyakinkan akal dan membuai
perasaan.
·
Ringkas tapi jelas.
2. Susunan Kalimat
Kendatipun Al-Qur-an, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama
keluar dari mulut nabi, tetapi uslub
(gaya) atau
susunan bahasanya sangat jauh berbeda.
Uslub bahasa
Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan lainya. Al-Qur-an
muncul denganuslub yang begitu indah. Didalam uslub tersebut
terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia.
3. Hukum Illahi yang Sempurna
Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma
keutamaan, sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, dan
kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Al-Qur-an menggunakan dua cara
tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum, yakni:
a. Secara
global
Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global,
sedangkan perincianya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b. Secara
terperinci
Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang
berkaitan dengan utang piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara
kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
4. Ketelitian Redaksinya
Ketelitian redaksi Al-Qur-an bergantung pada hal berikut:
a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
antonimnya.
Kata `Hayat' (Hidup) dan `Maut' (Mati) masing-masing
ditemukan sebanyak 145 kali. Kata `Al Nafa'a' (Manfaat) dan `Al Madharrat'
(Madharrat) masing-masing sebanyak 50 kali. Kata `Al Har' (Panas) dan `Al
Bardu' (Dingin) masing-masing sebanyak 4 kali. Kata `As Sholiha' (Kebajikan)
dan `As Sayah' (Keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali. Kata `At
Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan `Adduk' (Kesempitan / Kekesalan)
masing-masing sebanyak 13 kali. Kata `Arrobat' (Cemas / Takut) dan `Arrogho'
(Harap / Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali. Kata `Al Kafir' (Kafir) dan `Al
Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing sebanyak 8 kali, sedang dalam
bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali. Kata `As Shufah' (Musim
Panas) dan `As Syata' (Musim Dingin) masing-masing sebanyak 1 kali. Kata
`Dunya' (Dunia) dan `Akherat' (Hari Kemudian) masing-masing sebanyak 115 kali.
Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.
b. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna
yang dikandungnya.
Kata `Al Harot' dan `An Naro'at' (Membajak/ Bertani)
masing-masing sebanyak 14 kali. Kata `Al Ajaba' dan `An Ghororoh' (Membanggakan
Diri / Angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali. Kata (Orang Sesat / Mati
Jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali. Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, )
masing-masing sebanyak 70 kali. Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak
49 kali. Kata (Nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.
c. Keseimbangan
jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya.
Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak
73 kali. Kata (Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali. Kata
(Orang-orang kafir) dan (Neraka/ Pembakaran) ) masing-masing sebanyak 154 kali.
Kata (Zakat/ Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32
kali. Kata (Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali. Kata `Al
Rijs' (Godaan Syaithan dan Najis) dan `Al Rejz' (Siksa yang pedih)
masing-masing sebanyak 10 kali. Kata `Ilm' (Mengetahui), `Ma'rifat' (Pengenalan
Allah), dan `Iman' (Keyakinan) masing-masing sebanyak 811 kali. Ini menunjukkan
bahwa melalui pengenalan kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang
teguh.
d.
Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan kata
penyebabnya.
Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing
sebanyak 23 kali. Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25
kali. Kata (Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali. Kata
(Kedamaian) dan (Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.
Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan
juga keseimbangan khusus:
- Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari yang menunjukan bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), berjumlah tiga puluh, sama dengan jumnlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan (syahr) hanya terdapat dua belas kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
- Al-Qur-an menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh macam. Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 29, surat Al-Isra [17] ayat 44, suratAl-Mukmin [23] ayat 86, surat Al-Fushilat [41] ayat 12, surat Ath-Thalaq [65] ayat 12, surat Al-Mulk [67] ayat 3, dan surat Nuh [71] ayat 15. Selain itu, penjelasan tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
- Kata-kata yang menunjukan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir(pembawa berita gembira) atau nadzir (pemberi peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518.
5. Berita tentang
Hal-hal yang Gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat
Al-Qur’an itu adalah berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang
mengejar-ngejar Nabi Musa. Hal ini, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan
diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak
seorang pun mengetahui hal tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun
SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor
Mesir, seorang ahli purbakala Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data
sejarah terbukti bahwa ia Firaun yang bernama Muniftahyang pernah mengejar
Nabi Musa a.s. selain itu pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin
dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Firaun tersebut. Apa yang
ditemukannya satu jasad utuh, seperti yang diberitakan Al-Qur'an melalui Nabi
yang ummy (tidak pandai membaca dan menulis).
6. Isyarat-isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur-an misalnya:
- Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5.
- Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25
- Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
- Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]: 94
- Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam surat Al-Baqarah [2]: 233
- Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 14
- Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
7.
Memuat kisah-kisah umat terdahulu
Di dalam Al-Qur’an terdapat sejarah perjalanan hidup para
nabi yang dikenal luas oleh kalangan Ahli Kitab. Padahal pembawa Al-Qur`an
adalah Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam yang ummi (buta huruf), tidak bisa
menulis dan membaca
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas dapat dipahami bahwa ‘Mukjizat Al-Qur’an’ adalah mukjizat yang paling
besar karena merupakan kalam ilahi yang meliputi segala aspek kehidupan dan
merupakan sumber hukum yang utama bagi agama islam. Mukjizat Al-Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, untuk dijadikan pedoman dan
penghayatan bagi yang ingin selamat dunia akhirat.
Mukjizat Al-Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassala., bertujuan untuk membuktikan
kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala kepada orang-orang yang tidak mempercayainya
dengan cara menunjukan kekuatan Allah Subhanahu Wata’ala dan menampakkan betapa
lemahnya mereka (orang-orang kafir).
Jadi mukjizat Al-Qur’an adalah firman Allah Subhanahu
Wata’ala yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam untuk
pedoman hidup umat manusia melalui malaikat Jibril sebagai bukti bahwa Nabi
Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam adalah utusan Alllah.
Mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Mukjizat Material
Indrawi
2.
Mukjizat
Immaterial
Al-Qur’an
merupakan mukjizat yang paling istimewa karena Al-Qur’an bersifat universal
yang mencakup semua aspek kehidupan. Dari sekian banyak mukjizat yang
diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala kepada para Nabi , mukjizat Al-Qur’an
merupakan satu-satunya mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karena hingga
hari ini masih banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
DAFTAR PUSTAKA
·
Quraish, M. Shihab. 2000. Mukjizat
Al-Qur’an. Bandung: Mizan
·
Al-Munawar, Said Agil Husin. 2005. Al-Qur’an
Membangun Tradisi Keshalehan Hakiki.Ciputat: PT. Ciputat Press
·
Al-Musayyar, Muhammad Sayyid Ahmad.
2006. Nabi Muhammad SAW. Mesir: Erlangga
http://google.co.id
http://sanwasisan.blogspot.co.id/2015/03/ijaz-dan-mukjizat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar