BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa
yang tentunya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Walaupun bahasa
tersebut bukan merupakan bahasa nasional Negara kita ataupun bukan salah satu
bahasa daerah kita, tapi masyarakat kita khususnya yang beragama Islam pasti
sering memakai bahasa ini terutama dalam praktek ibadah sehari, seperti dalam shalat,
dalam membaca Al-Qur’an, berdzikir, Adzan dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, bahkan
ketika sesama Muslim saling bertemu, mereka biasa saling berjabat tangan dan
mengucapkan salam (Assalamu’alaikum) dalam Bahasa Arab.
Dalam hal yang lain, umat muslim senantiasa mengucapkan beberapa do’a pendek
dengan melafalkannya dalam Bahasa Arab, misalnya do’a sebelum makan, do’a
sesudah makan, do’a hendak tidur, do’a bangun tidur, do’a ketika bersin, do’a
berpakaian, do’a bercermin, do’a masuk dan keluar masjid dan masih banyak lagi.
Jadi, tanpa kita sadari, kita telah menggunakan Bahasa Arab dalam setiap
kegiatan keagamaan kita
Tetapi, apakah kita mengerti
tentang arti dari setiap Bahasa Arab yang kita lafalkan dalam kegiatan ibadah
kita? Apakah kita mengetahui kaidah-kaidah / aturan-aturan dalam berbahasa Arab?
Apakah kita merasa penting dalam mempelajari Bahasa Arab? Lebih jauh lagi,
sebagaimana kita tertarik dengan Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Quran??
Kita tentu menyadari, di
zaman sekarang masih banyak yang belum mengenal bahkan tertarik untuk
mempelajari Bahasa Arab, kebanyakan diantara kita hanya menekankan untuk bisa
berbahasa daerah (sunda, jawa dll) dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
saja, tanpa mengalihkan perhatian ke Bahasa Arab. Bahkan didaerah perkotaan,
banyak ditemukan remaja kita yang lebih menggemari belajar bahasa inggris
daripada Bahasa Arab itu sendiri.
Kurang bijak rasanya jika
kita menyalahkan pilihan mereka untuk mendalami bahasa lain (inggris) sesuai
apa yang mereka inginkan. Tetapi, yang jadi permasalahan adalah kurangnya
kesadaran bagi umat muslim untuk mempelajari Bahasa Arab. Dan selain itu,
kurangnya arahan serta dorongan dari keluarga, lingkungan serta lembaga
keagamaan untuk menarik minat anak didiknya agar lebih mencintai dan mau
mendalami Bahasa Arab.
Maka dari itu, perlu
diadakan penelitian tentang sejauh mana minat masyarakat dilingkungan sekitar
kita dalam ketertarikannya terhadap Bahasa Arab, agar kedepannya dapat
memberikan perbaikan serta dapat menuangkan ide-ide dalam mengembangkan
mempelajari Bahasa Arab agar kita dapat lebih menghayati dan merenungkan arti
dari Bahasa Arab yang kita lafalkan khususnya dalam setiap kegiatan peribadahan
sehari-hari.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
data masyarakat desa Manis Kidul ditingkat SMP, SMA, Pondok pesantren, S1 dan
S2?
2.
Bagaimana
ketertarikan masyarakat Manis Kidul pada Bahasa Arab?
3.
Bagaimana
kemampuan masyarakat Manis Kidul dalam berbahasa Arab?
4.
Apa
saja contoh pengabdian mahasiswa dalam mengembangkan Bahasa Arab pada
masyarakat di Desa Manis Kidul?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
dan menunjukkan data masyarakat desa Manis Kidul ditingkat SMP/Mts, SMA/MA/SMK,
Pondok Pesantren, lulusan S1 dan S2
2.
Mengetahui
sejauh mana ketertarikan masyarakat desa Manis Kidul terhadap Bahasa Arab
3.
Mengetahui
tentang kemampuan masyarakat desa Manis Kidul dalam berbahasa Arab
4.
Menjelaskan
apa saja contoh pengabdian yang bisa dilakukan Mahasiswa dalam mengembangkan Bahasa
Arab pada Masyarakat di Desa Manis Kidul.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Data
Masyarakat Desa Manis Kidul tingkat SMP/Mts, SMA/MA/SMK, Pondok Pesantren dan
lulusan S1 dan S2
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Nama Sekolah / Pondok Pesantren
|
Banyaknya
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
SMP/MTs sederajat
|
-
|
522
|
427
|
2
|
SMA/MA/SMK sederajat
|
-
|
743
|
690
|
3
|
Pondok Pesantren
|
Al-Multazam
|
L & P 1147 (MTs) dan
612 (MA)
|
|
Husnul Khotimah
|
533 (MTs) & 667 (MA)
|
718 (MTs) & 793 (MA)
|
||
4
|
D1
|
-
|
23
|
10
|
5
|
D2
|
-
|
9
|
1
|
6
|
S1
|
-
|
62
|
47
|
7
|
S2
|
-
|
6
|
4
|
Jumlah
|
2562
|
2690
|
||
Total Keseluruhan
|
2562+2690+1147+612= 7011
|
Keterangan-keterangan yang di dapat diantaranya:
1.
Siswa-siswi
ditingkat SLTP lebih banyak yang bersekolah di SMP Negeri 1 Jalaksana dan Mts
Negeri Jalaksana, sisanya tersebar ke sekolah-sekolah lainnya yang terdekat
2.
Siswa-Siswi
ditingkat SLTA tersebar ke berbagai sekolah baik SMA (SMA Negeri Jalaksana, SMA
Negeri 1/2/3 Kuningan dll), MA (MA Pondok Pesantren Husnul Khotimah, PonPes
Al-Multazam, ITUS dll) dan SMK (SMK Pertiwi, SMK Negeri 1/2/3 Kuningan dll)
3.
Mengenai
Pondok Pesantren yang ada di Manis Kidul, baik Husnul Khotimah ataupun
Al-Multazam, kebanyakan santri nya ialah dari luar Desa Manis Kidul, dan asal
tempat tinggal mereka tersebar dari berbagai Provinsi di Indonesia. Bahkan ada
beberapa diantaranya ada yang dari luar negeri seperti Thailand, Korea dll.
4.
Dan
mengenai Mahasiswa di tingkat D1/D2/S1/S2 kegiatan perkuliahan mereka tersebar
di Kuningan (STAI Al-Ihya, Univ. Kuningan, STKIP Muhammadiah dll), Cirebon
(Univ. Unswagati Cirebon, IAIN Syekh Nur Jati dll) dan beberapa tempat lainnya.
(Sumber: Kesra Desa Manis Kidul)
B. Ketertarikan
Masyarakat Manis Kidul terhadap Bahasa Arab
Setelah melakukan penelitian dengan membagikan
lembaran “Angket Ketertarikan terhadap Bahasa Arab” kepada berbagai tingkatan
masyarakat seperti : ibu rumah tangga, santri pondok pesantren, pelajar (SD,
SMP, SMA dan Mahasiswa), pekerja kantor, pegawai (baik dalam bidang pendidikan
/ kesehatan), guru, ustadz dan lain sebagainya
Dari hasil 35 orang yang dibagikan lembaran angket
tersebut, banyak dari mereka yang menyatakan tertarik untuk belajar Bahasa Arab,
rata-rata presentasenya sekitar 73,01%
Berikut adalah hasil dari wawancara dari beberapa orang diantaranya:
-
Santri
dari Pesantren Husnul Khotimah menyatakan bahwa belajar dan memperdalam Bahasa
Arab itu penting, karena selain sudah merupakan tuntutan dari Pesantrennya,
dengan berbahasa Arab juga dapat memudahkannya untuk memahami Al-Qur’an dan
Al-Hadits. Dia juga menganggap bahwa Bahasa Arab tidak kalah pentingnya dengan
bahasa lainnya. Sehingga tujuan dia masuk ke Pesantren ialah agar bisa lancar
dalam berbahasa Arab (Muhammad Syamil El Islami)
-
Seorang
Staff Admin Sekretariat PonPes Husnul Khotimah menyatakan bahwa Bahasa Arab
harus diperdalam sebisa mungkin, dan agar lancar dalam penggunaan &
pengucapannya maka harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di
Pondok Pesantren ataupun ketika berada di tengah-tengah keluarga. Beliau juga
mempraktekan berbahasa Arab kepada anak-anak nya agar terbiasa dan tidak terasa
asing mendengar atau melihat bacaan arab. (Resnu Pratama S.)
-
Seorang
Kaur (Kepala urusan) Klinik Putri menyatakan walaupun dia tidak bisa berbahasa
Arab dan baru mengenal Bahasa Arab setelah masuk dan bekerja di PonPes Husnul
Khotimah, tetapi dia tertarik untuk belajar Bahasa Arab, dia sering mengikuti Halaqoh Akhwat rutin setiap minggu nya yang didalamnya tidak hanya membahas
seputar kajian agama saja, tetapi juga ada pembelajaran Bahasa Arabnya. Jadi hal
itu bisa dijadikan alternatif dalam mendalami Bahasa Arab. (Desy Sulistiyawati)
-
Para
Pelajar baik dari tingkat SD, SMP dan SMA juga menyatakan tertarik untuk
mempelajari Bahasa Arab, Siswi SD (Amellia) menyatakan suka dengan Bahasa Arab
(Agama) karena pelajaraanya menyenangkan dan guru agama nya baik dan ramah,
Siswa SMP (Yodi Nur Rohman) menyatakan bahwa Bahasa Arab (PAI) walaupun hanya
diajarkan seminggu 1 kali di sekolah, dan hanya sedikit membahas Bahasa Arab,
tetapi dia dapat melanjutkan pembelajaran Bahasa Arab setelah pulang sekolah di
mushola dekat rumahnya yang dipimpin oleh Ustadz di tempatnya. Hal itu perlu
dilakukan karena kesukaannya untuk ingin lebih mendalami Bahasa Arab. Dan Siswi
SMA (Mita) menyatakan bahwa ia juga suka dengan Bahasa Arab, walaupun dia tidak
pernah mendalami Bahasa Arab sebelumnya, tetapi dikelasnya ada teman siswi lain
yang memahami Bahasa Arab, jadi dia suka berdiskusi tentang Bahasa Arab
dengannya.
-
Salah
satu Ustadz di Desa Manis Kidul juga menyatakan suka dan tertarik dalam
mempelajari Bahasa Arab, beliau mempunyai TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang
bernama Nurul Hikmah. Selain memberikan pengajaran tentang baca dan tulis
Al-Qur’an, beliau juga memberikan pendidikan Bahasa Arab setiap harinya, dan
dikhususkan lebih banyak mengajarkan Bahasa Arab pada hari Jum’at. Beliau juga
berpesan bahwa generasi Islam harus bisa dan mau mempelajari Bahasa Arab karena
Al-Qur’an dan Hadits juga menggunakan Bahasa Arab, Jika bukan kita selaku
penerus generasi Islam berikutnya, maka siapa lagi??? (Bpk. H. Nono Sudana)
C. Kemampuan
Masyarakat Manis Kidul dalam BerBahasa Arab
Mengenai bagaimana mengetahui kemampuan masyarakat di
Desa Manis Kidul juga sudah dibagikan Angket berupa mengisi kolom-kolom dengan
cara menerjemahkan kata-kata Bahasa Arab yang kemudian diisi ke dalam
kolom-kolom tersebut dengan bahasa Indonesia.
Dari 35 orang yang diberikan lembaran angket tersebut,
hanya sekitar 13 orang saja yang mampu mengisi kolom-kolom tersebut dan itupun
tidak penuh semuanya (semua kolom tidak terisi sempurna). Jika dipresentasekan
dari 35 orang tersebut maka hanya sekitar 37,14%
saja
Banyak kendala yang mereka alami dalam mengisi kolom-kolom
tersebut, diantaranya: masih banyak kosa kata Bahasa Arab yang masih belum
mereka ketahui, terdapat kata-kata Bahasa Arab yang tidak diberi tanda baca / Syakal, sehingga mereka menemukan
kesulitan ketika membaca kata-kata Bahasa Arab. Tidak mengetahui bahwa dalam Bahasa
Arab akan berbeda bentuk/tulisan antara bentuk yang tunggal dan bentuk yang
jamak. Bahkan diantaranya ada yang tidak mencoba sama sekali karena memang
banyak kata Bahasa Arab yang belum diketahui.
Tetapi dari semua itu, ada beberapa orang yang mudah
dalam mengisi kolom-kolom tersebut, selain karena mereka hapal banyak kosa kata
Bahasa Arab, kata-kata tersebut juga ada yang terdapat dalam Al-Qur’an. Jadi
ketika membaca Al-Qur’an dan membaca terjemah Al-Qur’an, maka akan ditemukan
kata-kata yang sama seperti yang terdapat dalam kolom-kolom pengisian angket
tersebut.
Melihat fenomena ini, tentu berbeda jauh dengan
santri-santri yang ada di pesantren Husnul Khotimah dan Al-Multazam. Ketika
diwawancarai oleh salah satu pegawai disana, kemampuan para santri dalam berbahasa
Arab dikatakan cukup baik. Selain karena tuntutan Pondok Pesantren yang
mewajibkan mereka bisa berbahasa Arab, dalam hari-hari tertentu mereka juga
wajib menggunakan percakapan penuh dengan berbahasa Arab, dan akan mendapatkan
sangsi tertentu apabila mengucapkan selain Bahasa Arab baik secara sengaja
maupun tidak sengaja. Hal ini tentu bertujuan untuk membiasakan diri agar lancar
dalam berbahasa Arab yang baik dan benar.
D. Contoh
pengabdian Mahasiswa dalam Mengembangkan Bahasa Arab di Desa Manis Kidul
Setelah mengetahui bagaimana
ketertarikan dan kemampuan masyarakat di Desa Manis Kidul terhadap Bahasa Arab,
maka perlu diadakannya berbagai kegiatan positif agar Bahasa Arab semakin
dikenal luas dan menjadi bahasa yang diminati oleh semua kalangan. Maka dari
itu, walaupun peran Mahasiswa belum sepenuhnya bisa mewujudkan harapan itu.
Tetapi ada beberapa ide yang dalam prakteknya bisa dikembangkan agar Bahasa
Arab bisa mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat terutama masyarakat Manis
Kidul pada khususnya, ide-ide tersebut diantaranya:
1.
Bekerja
sama dengan pengurus Masjid untuk mengadakan kursus atau pelatihan berbahasa
Arab bagi semua kalangan, tetapi dalam pelaksanaannya dipisah antara waktu, laki-laki
dan perempuan dan tingkatan usianya. Misalnya: anak SD diadakannya pada hari
Senin, waktunya setelah Ashar sampai dengan selesai. Setelah Isya, dilanjutkan
dengan para Pemuda-pemudi, waktunya sampai dengan selesai. dll
Kegiatan tersebut diadakan secara gratis dan dalam teknik penyampaian
materinya disesuaikan dengan para peserta. Misalkan jika pesertanya anak-anak
SD, maka dimulai dengan memperkenalkan Bahasa Arab dengan melafalkan kata-kata Bahasa
Arab sambil dinyanyikan. Bagi para pemuda-pemudi, maka dimulai dengan
memperkenalkan Bahasa Arab dari nama-nama benda dalam Bahasa Arab yang ada
disekitar lingkungan kita dll.
2.
Agar
semakin menarik minat masyarakat, maka diadakan lomba Bahasa Arab
seminggu/sebulan sekali, diantaranya, lomba merangkai kalimat Bahasa Arab,
lomba menulis kata-kata Bahasa Arab yang baik dan benar, lomba menerjemahkan Bahasa
Arab kedalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya dengan waktu tercepat.
Tentunya disesuaikan dengan tingkatan umur peserta pelatihan Bahasa Arab.
Hal ini sengaja dilakukan agar memberi motivasi agar masyarakat semakin
menyukai dan mau belajar Bahasa Arab
3.
Bekerja
sama dengan organisasi kepemudaan (Karang Taruna) Desa Manis Kidul untuk
melakukan berbagai penyuluhan tentang pentingnya Bahasa Arab dengan kata-kata
yang informatif dan menarik tentang pentingnya Bahasa Arab bagi seorang pribadi
Muslim. Kegiatan ini bisa dilakukan di Masjid, Mushola, alun-alun Desa, tempat
Wisata Cibulan, Balai Desa, dan tempat-tempat strategis lainnya
4.
Bekerja
sama dengat aparat pemerintah Desa Manis Kidul khususnya dengan Kepala Desa,
agar memberikan instruksi kepada warga desanya agar bisa menaruh perhatiannya
untuk belajar Bahasa Arab dan menjadikan “Bisa Berbahasa Arab” sebagai salah
satu program kerja Pemerintah Desa Manis Kidul dengan harapan agar warga desa
setidaknya mengenal berbagai istilah, kosa kata, bentuk-bentuk kata dalam Bahasa
Arab.
5.
Mengubah
/ membuat iklan / papan informasi dengan
menambahkan kata-kata Bahasa Arab, tetapi tetap diberikan terjemahan bahasa
Indonesianya, agar mempermudah masyarakat dalam mengetahui isi dari informasi
yang diumumkan dalam iklan tersebut.
6.
Menyebarkan
selebaran kepada masyarakat desa Manis Kidul berupa kata-kata inspiratif akan
pentingnya Bahasa Arab. Misalnya: Sudahkah Anda belajar Bahasa Arab hari ini?
Berapa banyak kosa kata Bahasa Arab yang Anda kuasai hari ini? Bisa fasih dalam
bahasa Inggris mungkin keren, tapi
bisa fasih dalam berBahasa Arab pasti lebih kren
kan??? dan lain sebagainya.
7.
Bekerja
sama dengan tokoh-tokoh agama yang ada di Desa Manis Kidul agar dalam pengisian
kajian nya agar diselingi dengan pentingnya belajar dan memahami Bahasa Arab,
dan senantiasa lebih baik jika dapat memberikan tes-tes ringan seputar Bahasa
Arab kepada para jama’ahnya sebelum
kegiatan pengajiannya selesai.
8.
Bekerja
sama dengan penguru lembaga-lembaga TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) agar para
santrinya diberikan tugas untuk melafalkan minimal 5 kosa kata dalam Bahasa
Arab sebelum memulainya membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
9.
Bekerja
sama dengan pengurus Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan Al-Multazam agar bisa
mengerahkan para santrinya untuk disebarkan ke setiap pelosok tempat di Desa
Manis Kidul agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat desa Manis Kidul dan
berkonsultasi mengenai kendala apa saja yang ditemukan dalam mempelajari Bahasa
Arab.
10.
Bekerja
sama dengan semua pihak / lembaga terkait untuk mengadakan seminar / ceramah /
acara khusus yang bertemakan tentang pentingnya bisa Berbahasa Arab, dan acara
tersebut bisa dilaksanakan ketika bertepatan dengan hari-hari besar Islam agar
suasana cocok dan mendukung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Desa Manis Kidul adalah masyarakat dengan
jumlah penduduk terbesar kedua yang ada di kecamatan Jalaksana. Memiliki tempat
pariwisata yaitu Kolam Renang Cibulan yang merupakan icon tersendiri bagi masyarakat desa Manis Kidul. Mayoritas
masyarakatnya berupa petani. Hal ini terbukti dari lahan pertanian yang cukup
luas di desa Manis Kidul yang membentang memanjang di sebelah timur desa.
Masyarakat desa Manis Kidul dikenal cukup agamis. Hal
ini terbukti dengan berdirinya 3 Masjid Jami’,
2 Pondok Pesantren, 47 Mushola aktif,
berbagai kegiatan pengajian yang tersebar hampir disetiap pelosok desa dan
masih banyak lagi.
Dalam hal pendidikan, banyak peserta didik yang
bersekolah di berbagai tingkatan sekolahan sesuai bakat dan minat yang
masing-masing mereka miliki. Dan ada juga yang melanjutkan sekolah ke Pondok
Pesantren yang ada di Desa Manis Kidul, yaitu Pondok Pesantren Husnul Khotimah
dan Pondok Pesantren Al-Multazam, yang dimana kedua pesantren ini adalah
pesantren kebanggaan khususnya Desa Manis Kidul karena cukup dikenal oleh
banyak orang dan setiap tahunnya selalu dibanjiri ribuan calon santri yang
berharap bisa menuntut ilmu di salah satu dari 2 pesantren tersebut.
Karena sifatnya yang Agamis, masyarakat desa Manis
Kidul juga mempunyai ketertarikan khusus terhadap Bahasa Arab, hal ini telah
dibuktikan dengan melakukan penilitian dan akhirnya menunjukkan hasil dari 35
orang, sebanyak 73,01% mereka tertarik untuk mempelajari Bahasa Arab.
Hal ini tentu tidak boleh disia-siakan begitu saja.
Perlu adanya terobosan-terobosan positif agar minat mereka terhadap Bahasa Arab
semakin berkembang dan tidak hilang begitu saja. Semua aparat pemerintahan desa
dan tokoh-tokoh agama masyarakat di Desa Manis Kidul harus berperan dalam
mengembangkan minat masyarakatnya dalam Bahasa Arab
Karena baik secara sadar maupun tidak, kita tidak akan
pernah berlepas diri dalam Bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari khususnya
dalam melaksanakan praktek peribadahan umat Muslim yang tersebar diseluruh
pelosok di Desa Manis Kidul. Karena dengan kita bisa mengerti dan memahami
kata-kata Bahasa Arab yang sering kita ucapkan dalam shalat, membaca Al-Qur’an,
berdo’a dan lain sebagainya, tentu kita dapat lebih khusu dan menghayati lebih dalam terhadap makna yang terkandung
didalamnya.
Walaupun mengenai kemampuan berbahasa Arab masyarakat
Desa Manis Kidul yang masih minim yaitu hanya sekitar 37,14% saja terhadap 35
orang yang diberikan tes dan diwawancarai, tetapi hal tersebut lambat laun
pasti bisa teratasi jika kesadaran akan pentinya Bahasa Arab semakin meningkat
Maka dari itu, selain pihak dari Pemerintahan Desa
Manis Kidul dan tokoh-tokoh agama, maka rasanya perlu dimiliki kesadaran ini
kepada seluruh lapisan masyarakat di Desa Manis Kidul. Ide-ide yang telah
disampaikan diatas juga bisa menjadi gambaran umum bagaimana cara untuk
mengembangkan minat Bahasa Arab tentunya dengan melibatkan semua pihak
didalamnya.
Dan terakhir sebagai penutup, kita semua tentu
berharap Bahasa Arab menjadi bahasa yang mendapat tempat istimewa dihati setiap
Muslim didunia, karena hanya dengan Bahasa Arab lah kita bisa memahami isi
kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan pedoman dan petunjuk hidup
Umat Islam. Selain itu juga, agar Bahasa Arab bisa bersaing dan mengalahkan
bahasa-bahasa asing lain didunia terutama dalam hal ketertarikan untuk memahami
dan mempelajarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar