BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap kehidupan kita di dunia ini pasti tidak
terlepas kaitannya dengan sejarah, entah itu sejarah nenek moyang kita, sejarah
lingkungan tempat kita tinggal, maupun sejarah suatu wujud benda, tempat, atau
suatu daerah tertentu. Semuanya pasti memiliki sejarah, baik secara lengkap
data historisnya maupun keadaannya yang masih misteri karena kurangnya
informasi akan sejarah tersebut.
Tetapi walaupun begitu, sejarah adalah suatu hal yang perlu dilestarikan keberadaannya. Dengan
adanya sejarah, manusia dapat belajar dari masa lampau dalam menghadapi
kehidupan masa sekarang, dengan cara, mengambil hal-hal yang baik dan
bermanfaat dari suatu sejarah dan meninggalkan hal-hal yang negatif dan tidak
berguna.
Begitu halnya dengan Sejarah Pendidikan Islam. Sejarah Pendidikan Islam
adalah keterangan mengenai pertumbuhan dam perkembangan pendidikan Islam dari
waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai masa sekarang. Tepatnya, saat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat
menjadi Rasul. Jadi, mempelajari Sejarah pendidikan Islam akan dapat
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu.
Pendidikan Islam berkembang dari daerah ke daerah yang lain di nusantara
hingga masuk ke kawasan pedesaan. Pendidikan Islam di desa Manis Kidul dapat di ketahui pula
melalui Sejarah pendidikan Islam desa Manis Kidul. Sejarah Pendidikan
Islam di desa Manis Kidul adalah Ilmu yang
mempelajari keterangan fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa mengenai pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan Islam sejak awal masuknya Islam ke desa Manis Kidul hingga sekarang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah, lokasi dan kondisi Desa Manis Kidul?
2.
Apa saja
Lembaga Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul?
3.
Apa saja
Materi Pendidikan Islam yang diterapkan di Desa Manis Kidul?
4.
Apa saja
Metode Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul?
5.
Bagaimana
pelaksanaan Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah, lokasi dan kondisi Desa Manis Kidul
2. Mengetahui Lembaga-Lembaga Pendidikan
Islam di Desa Manis Kidul
3. Mengetahui
Materi-Materi Pendidikan
Islam yang diterapkan di Desa Manis Kidul
4. Mengetahui
apa saja Metode Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul
5. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Pendidikan Islam di Desa Manis
Kidul
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Seputar Desa Manis Kidul
1.
Sejarah Singkat Desa Manis Kidul
Dahulu terdapat sebuah Kerajaan yang Ratunya bernama Reshi Makandriya yang
merupakan murid seorang yang bernama Manikmaya. Kerajaan ini berada di tanah
yang subur dan hijau. Dan memiliki beberapa wilayah kekuasaan berupa pedukuhan
/ disebut dengan perkampungan. Dari sinilah merupakan cikal bakal lahirnya
sebuah pedesaan yang nantinya akan berkembang dari awal sebuah pedukuhan. Salah
satunya adalah Desa Manis Kidul.
Tercatat dalam kitab Carita Parahiangan, pada tahun 940 Saka atau tahun 568
M, awal mulanya kerajaan ini hanyalah sebuah pedukuhan yang bernama Dukuh
Peundeuy yang dikuasai Reshi Makandriya. Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Menak
Kencarya alias Kantong Maralah yang mewariskan bekas wilayah buyutnya dan
mendirikan kerajaan Muladarma bersamaan dengan berdirinya kerajaan Galuh Medang
Kamulan pada tahun 570 M di Ciamis.
Ketika Kerajaan Muladarma yang sesepuhnya Prabu Darmariksa, di Dukuh
Peundeuy bermukim buyutnya yaitu Putri Tariwulan adik Ki Gede Gandasoli putra
dari sang Raga Suci, beliau adalah putra sang Raga Mulya Kutamandaraka yang
rajanya Ciung Wanara atau sang Manarah.
Pada tahun 1373 ketika jaman kerajaan Galuh yang dipimpin oleh seorang raja
yang bernama Prabu Siliwangi yang ke 3, sang Dewa Niskala pernah singgah di
Dukuh Peundeuy (yang sekarang menjadi Situs Batu Gajah dan Sumur Tujuh yang
terletak di objek wisata Cibulan) sampai kepada putranya yang kemudian menjadi
Prabu Siliwangi ke 4, sang Manarah menikah dengan sang Centring Manik Mayang
Sunda yang merupakan putri sang Haliwangan raja Pasundan dan tinggal di
Jalaksana (1470)
Di wilayah Manis, oleh Sunan Gunung Jati diangkat seorang Demang yang nama
gelarnya Anggapati pada waktu itu, Manis masih bawahan kerajaan Talaga Manggung
di Sagara Hiyang sebagai Ibu Kotanya.
Ketika kerajaan Talaga dibawah Pangeran Arya Wanga Goparana, Manis berganti
daerah kekuasaannya dibawah Ketemenggungan Padamenak yang dipegang oleh Raden
Padmanagara yang kemudian dikenal dengan gelar pangeran Arya Salingsingan
panglima kerajaan Pakungwati Cirebon yang diperintahkan oleh panembahan
Girilaya.
Ketika kerajaan Cirebon dibawah kekuasaan cicit Sunan Gunung Jati yang
bernama Zaenul Arifin, di Manis bermukim adik kandungnya yaitu pangeran Manis.
Pada tahun 1570 wilayah Manis resmi menjadi Desa Manis Lor dan Maniskidul,
sedangkan pangeran Manis tinggal di Dukuh Peundeuy dan mengajarkan Agama Islam
dipadepokan (Dukuh Depok).
Kuwu / Kepala Desa Maniskidul pertama tercatat bernama Surya Santana dan
Kuwu Manis Lor Wisaprana keturunan Sindu Prana dari Sangkanurip yang masih
keluarganya juga.
Pangerang Manis adalah adik Panembahan ratu yang diberi kewenangan memegang
Kepustakaan Keraton. Pengetahuannya warisan dari panembahan Losari putra bungsu
dari Adipati Suwarga yang juga masih pernah kakeknya kemudian pengetahuannya
tersebut diwariskan kepada para putranya dan kepada putra panembahan Girilaya
yaitu pangeran Wangsakerta yang masih pernah cucunya juga,
Para putra pangerang Manis antara lain Empu Anggarunting memiliki
keterampilan membuat barang logam antara lain Gamelan dan senjata (Keris) yang
bermukim di Padamenak. Sejak itu keturunan pangeran Manis memakai nama dari
dinasti Angga meneruskan nama Prabu Anggalarang yang pernah bermukim di Manis.
Kesimpulan :
· Nama Cibulan berasal dari Kebowulan dan putri Tari Wulan yang artinya Bulan
· Perkawinan Kebowulan dengan Pwah Aspari Jabung di tandai dengan Upacara Kawin Cai.
· Nama Manis berasal dari sang Manisri (penguasa Manis) dan pangeran Manis
yang mempunyai wewenang sebagai pujangga Keraton dalam Kepustakaan.
·
Menurut asal usul kata (etimologi) nama Maniskidul
berasal dari dua kata yaitu Manis dan Kidul, Manis dalam
bahasa Sunda berarti
Manis sedangkan Kidul dalam bahasa Sunda berarti selatan.
2.
Lokasi dan Kondisi Desa Manis Kidul
a. Pemerintahan
Manis Kidul dilihat
dari statusnya sebagai sebuah desa maka dipimpin oleh seorang kepala desa atau
lebih dikenal dengan sebutan (Kuwu). Maniskidul terdiri dari 5 kampung/blok dan
25 Rukun Tetangga.
b. Batas Wilayah
Batas wilayah desa
Maniskidul
1) Di sebelah utara berbatasan dengan desa Manislor
2) Di sebelah selatan berbatasan dengan desa Sadamantra
3) Di sebelah barat berbatasan dengan desa Sembawa
4) Di sebelah timur berbatasan dengan desa Ciniru
c. Geografis
Keadaan iklim desa
Maniskidul dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur
bulanan berkisar antara 18 °C - 32 °C serta curah hujan berkisar antara 2.000
mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei
adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.
d.
Ekonomi
Sebagian besar penduduk
Maniskidul berprofesi sebagai petani, sisanya adalah PNS, pegawai swasta, buruh
tani, buruh bangunan dan pedagang. Perekonomian Maniskidul banyak disumbang
oleh penduduknya yang merantau di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan
kota besar lainnya.
B.
Lembaga Pendidikan
Islam di Desa Manis Kidul
Masuknya Islam ke
wilayah Kuningan memang sudah lama sekali, khususnya termasuk ke Desa Manis
Kidul, bahkan dari beberapa sumber mengatakan, menginjak usianya yang sudah mencapai
231 tahun pun, Islam sudah ada dan berkembang di Desa Manis Kidul. Perkembangan
agama Islam ini berjalan beriringan dengan berdirinya lembaga-lembaga
pendidikan Islam, baik formal maupun secara non-formal. Diantara lembaga Formal
ialah sebagai berikut:
1.
Pondok Pesantren
Husnul Khotimah
Pondok Pesantren Husnul Khotimah yang telah berdiri
sejak tahun 1994, di atas lahan 6 (enam hektar) dan berlokasi di desa
maniskidul Kecamatan Jalaksana Kab. Kuningan Jawa Barat ini, berupaya memenuhi
harapan dan kebutuhan tersebut dengan mengedepankan pola Tarbiyah Islamiyah
yang modern, Sistematis dan terpadu, namun tanpa meninggalkan pola Salafiyah.
Yayasan Husnul Khotimah Kuningan adalah Lembaga
Pendidikan Islam yang diwakafkan oleh salah satu pendirinya yaitu H. Sahal
Suhana, SH. dan keluarga, berdiri pada tahun 1994. Sejak awal
berdiri telah berkonsentrasi di bidang pendidikan Islam dengan menyelenggarakan
pendidikan tingkat Madrasah Tsanawiyah
dan Aliyah. Hal ini dilakukan dalam
rangka mencerdaskan bangsa dan turut serta menyukseskan dunia pendidikan di
Negeri Indonesia yang tercinta ini.
Kegiatan Pondok Pesantren Husnul Khotimah dimulai
sejak tahun ajaran 1994, dan sebagai Mudir/Pimpinan Pondok KH. Ade Syabul Huda,
Lc. (alumnus Universitas Al-Azhar – Kairo) sampai dengan Agustus 1996, dan
dilanjutkan oleh KH. Achidin Noor, MA. (alumnus Universitas Imam Muhammad Ibnu
Saud Riyadh dan Madinah KSA) samapai dengan tahun 2006. Dari tgl 12 Juli 2006
sampai dengan 23 Oktober 2008 dipimpin oleh Ust. Sufyan Nur Lc. (alumnus LIPIA
Jakarta). Kemudian dilanjutkan oleh KH. Jajang Aisyul Muzakki, Lc., M.Pd.I.
(alumni LIPIA Jakarta) sampai dengan tahun 2009. Dan tahun 2009 s.d. tahun 2010
dilanjutkan oleh KH. Mu’tamad, Lc., M.Pd. Al- Hafizh (alumni LIPIA Jakarta).
Setelah itu dari tahun 2010 s.d. tahun 2015 dilanjutkan oleh KH. Amam
Baruttamam, Lc. (alumni Universitas Al-Azhar – Kairo). Dan saat ini Pimpinan
Pondok Pesantren dipimpin oleh KH. Mohammad Sabiqin, Lc.. (alumnus LIPIA Jakarta).
Pada awalnya pendidikan di Pondok Pesantren Modern
Husnul Khotimah baik yang intra ataupun ekstra merupakan suatu kesatuan yang
integral yang tidak dapat terpisahkan, namun seiring dengan semakin banyaknya
jumlah santri dan garapan, maka Yayasan Husnul Khotimah menginisiasi pembagian
tugas dan wewenang agar segala permasalahan santri bisa terkelola dengan baik.
2.
Yayasan Pendidikan
Islam Al-Multazam
Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam berdiri tahun
2002. Permulaan kerja membangun sistem manajemen pendidikan terealisasikan pada
bulan Desember 2002 dengan membuka program SDIT pada bulan juli 2002 tahun
pelajaran 2002-2003. Setahun kemudian dibuka program untuk jenjang SMPIT, yang
tepatnya pada tahun pelajaran 2003-2004.
Sistem pendidikan yang diterapkan menggunakan sistem
pendidikan islami, terpadu dan berkesinambungan dengan nama lain education system boarding school atau
pendidikan berbasis pesantren, dimana santri wajib tinggal diasrama dan
mengikuti semua program pendidikan. Bagi santri yang sudah menyelesaikan
program dijenjang SMPIT otomatis melanjutkan kejenjang SMAIT. Sehingga pada
tahun pelajaran 2006-2007 dibuka untuk jejang pendidikan SMAIT.
Pesantren Terpadu Al Multazam (Al-Multazam Islamic Boarding School) berada dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Islam Al Multazam Husnul Khotimah. Yayasan tersebut berdiri
dan diresmikan pada tanggal 2 Mei 2002 dengan akta notaris Hjh. Itje
Tresnawiyah, SH. No. 3 Tanggal 2 Mei 2002. SMPIT dan SMAIT Al-Multazam
berstatus swasta murni dan telah terakreditasi A (Amat Baik) oleh Badan
Akreditasi Sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan.
3.
Sekolah-Sekolah
Dasar Negeri
Selain kedua
sekolah swasta yang berbasis Islam sebagaimana yang telah disebutkan diatas,
Pendidikan Islam di desa Manis Kidul juga semakin lengkap ditambah dengan 4
sekolah dasar Negeri, diantaranya : SD Negeri 1 Manis Kidul, SD Negeri 2 Manis
Kidul, SD Negeri 3 Manis Kidul serta MI Negeri Manis Kidul. Walaupun Pendidikan
Islam di 3 SD Manis Kidul tidak selengkap dengan MI Manis Kidul, tetapi tetap
saja dalam kurikulum yang diajarkan, ditambahkan dengan materi-materi
Keislaman, baik di dalam kelas maupun dalam prakteknya diluar kelas. Praktek
diluar kelas yang bisa diterapkan diantaranya seperti praktek wudhu, praktek
shalat Dhuha, praktek shalat berjama’ah, praktek Adzan dan sebagainya.
Itulah
lembaga-lembaga Pendidikan Islam Formal yang ada di Desa Manis Kidul dan masih
berjalan aktif sampai saat ini. Lembaga-lembaga tersebut semakin memperkuat
konsistensi Islam di Desa Manis Kidul, khususnya 2 Pesantren yaitu Al-Multazam
dan Khusnul Khotimah. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyak nya calon santri
yang ingin menuntut ilmu dikedua pesantren ini setiap tahunnya. Popularitas
pesantren-pesantren inipun tak hanya dikenal sebatas di Indonesia saja, tetapi
bahkan dimancanegara. Terbuktinya dengan adanya santri yang berasal dari Malaysia,
Singapura, Thailand dan lain-lain.
Adapun
lembaga-lembaga non-formal ialah didirikannya TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an)
bagi usia-usia dini hingga remaja yang tersebar diberbagai tempat di Desa Manis
Kidul. Selain itu juga, terdapat kegiatan Majelis Ta’lim yang pelaksanaanya
setiap hari yang tersebar di berbagai masjid, mushola maupun Majelis Ta’lim
yang diadakan dirumah warga.
C.
Materi Pendidikan
Islam di Desa Manis Kidul
Materi Pendidikan
Islam yang diajarkan di Desa Manis Kidul, baik secara formal maupun non-formal
didasarkan kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu, untuk lembaga pendidikan
Islam formal materi lain pun ditambahkan seperti Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tafsir
dan lain-lain yang disesuaikan dengan tingkatan belajar peserta didik.
Hal ini agak
sedikit berbeda dengan materi Pendidika Islam jalur non-formal. Di TPA
misalnya, materi yang diajarkan hanya barupa tatacara dalam membaca dan menulis
Al-Qur’an yang baik dan benar. Setelah itu, peserta didik dibiasakan untuk
rutin membaca dan menulis Al-Qur’an setiap harinya. Bahkan dibeberapa TPA
tertentu, selain diharapkan mampu dalam membaca dan menulis Al-Qur’an, peserta
didik diarahkan lebih jauh untuk bisa menghafal surat-surat dalam Al-Qur’an
serta hafal Hadits-Hadits Nabi.
Lain halnya dengan lembaga
pendidikan Islam non formal seperti Majelis Ta’lim. dalam Majelis Ta’lim lebih
didasarkan kepada cara kita bersosialisasi, baik kepada keluarga, tetangga
maupun masyarakat. Tapi tetap mengacu kepada pedoman umat Muslim yaitu
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sosialisai yang dimaksud diantaranya adalah bagaimana
kita mendidik anak-anak kita, bagaimana menjadi istri yang taat / suami yang
bertanggung jawab terhadap keluarga, bagaimana kita berbuat baik terhadap
tetangga kita, dan bagaimana kita hidup bersosial dengan masyarakat luas.
Walaupun tetap saja, dalam Majelis Ta’lim tersebut ada diantaranya yang
mengajarkan mengenai Fiqih, Aqidah, Muamalah dan lain-lain
D. Metode Pendidikan Islam di
Desa Manis Kidul
Ada beberapa metode
yang biasa diterapkan dalam pelaksanaan Pendidikan Islam, khusunya di Desa
Manis Kidul baik secara Formal maupun non-formal, diantaranya:
1.
Metode Ceramah
Metode ini memang
diminati oleh hampir semua Mudaris/Guru/Penceramah dalam prosesnya memberi ilmu
pengetahuan agama Islam kepada peserta didik/masyarakat. Metode ini berupa
seorang Mudaris/Guru/Penceramah memberikan penjelasan mengenai ilmu-ilmu
keislaman yang disampaikan kepada peserta didik/masyarakat. Para peserta
didik/masyarakat ini cukup dengan duduk dan memperhatikan apa-apa saja yang
disampaikan oleh Guru/Penceramah tersebut.
2.
Metode
Diskusi/Tanya Jawab
Metode inipun biasa
digunakan dalam prakteknya di lembaga formal maupun non-formal. Metode ini
biasa diawali dengan metode ceramah terlebih dahulu. Kemudian setelah itu, diadakan
sesi Tanya jawab yang diberikan kepada peserta didik/masyarakat. Hal ini dirasa
perlu apabila dalam penyampaian materi terdapat hal yang perlu diberikan
penjelasan yang lebih rinci lagi atau sekedar mengajukan pertanyaan seputar
masalah, pengalaman atau kejadian yang dialami oleh peserta didik/masyarakat
guna mendapatkan jawaban / solusi dari pertanyaan yang diajukan tersebut.
3.
Metode Hafalan
Metode hafalan juga memberikan peran penting
dalam pengutan materi Pendidikan Islam. Metode ini biasanya lebih terfokus
kepada lembaga pendidikan Formal. Metode ini bisa diterapkan berupa memberi
materi-materi agama Islam tertentu untuk dihafal oleh peserta didik yang
nantinya akan di tes hafalannya berupa ujian tulis maupun dalam prakteknya.
Adapun untuk pendidikan Islam non-Formal hanya dikhususkan kepada TPA saja,
yakni berupa memberikan tugas menghafal surat Al-Qur’an atau Hadits Nabi
tertentu yang nantinya akan diuji daya hafalnya oleh Mudaris/Guru tersebut.
3 metode diatas
merupakan metode utama dalam memberikan pengajaran Materi Pendidikan Islam.
Adapun mengenai metode lainnya seperti: dialog, perumpamaan, kisah, pembiasaan
dan yang lainnya tentu bisa disesuaikan dan disatukan kepada 3 metode yang
telah disampaikan diatas.
E.
Pelaksanaan
Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul
Dalam
perkembangannya, Islam memang sudah melekat erat disetiap lapisan masyarakat
Desa Manis Kidul. Sehingga Islam menjadi satu-satunya agama yang dianut di Desa
Manis Kidul dan tiap lapisan masyarakat mendukung dalam kemajuan pesat Islam
hingga saat ini.
Hal ini semakin
didukung oleh sarana-sarana Ibadah dan pendidikan yang tersebar diseluruh
wilayah Desa Manis Kidul. Tercatat di Desa Manis Kidul terdapat 3 Masjid Jami’
(Masjid Al-Hidayah Desa Manis Kidul, dan 2 masjid lainnya masing-masing
terdapat di Pesantren Khusnul Khotimah dan Pesantren Al-Multazam), 22 Mushola,
35 tempat diselenggarakannya Majelis Ta’lim, dan lembaga-lembaga Pendidikan
baik formal maupun non-formal (termasuk didalamnya pesantren, SD, MI, RA, TK,
PAUD, TPA dan lain-lain)
Pelaksanaan
Pendidikan Islam inipun semakin dilengkapi oleh berbagai kegiatan Islami baik
yang rutin pelaksanaannya setiap hari maupun yang bersifat seremonial seperti
perayaan hari-hari besar Besar Islam
Di lembaga-lembaga
Pendidikan Islam, pelaksanaannya mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan
oleh masing-masing lembaga tersebut. Dan kebijakan ini tentu harus dilaksanakan
dengan sepenuh hati oleh setiap lapisan dalam lembaga pendidikan tersebut.
Dimulai dari Kepala Sekolah, staf Guru, Staf TU / Karyawan sampai kepada
seluruh santri/peserta didik.
Adapun untuk Majelis
Ta’lim di Desa Manis Kidul biasanya juga terdapat jadwal pelaksanaannya yang
secara rutin diadakan, baik seminggu sekali atau sebulan sekali. Seperti pada
table dibawah ini :
Tabel Nama Mushola dan
Majelis Ta’lim
No.
|
Nama Mushola
|
Ketua /
Pengurus
|
Imam Mushola
|
Penceramah
1
|
Penceramah
2
|
Waktu
|
Alamat
|
1
|
Al-Amanah
|
Madran
|
Miska
|
KH. M. Hasyim
|
Ust. Suwarno
|
Senin Minggu
ke-2
|
RT 1
|
2
|
Al-Hikmah
|
KH. Darkun
|
Acun
|
Ust. Diding
|
Ust. M. Hasyim
|
Senin Minggu
ke-1
|
RT 5
|
3
|
Al-Huda
|
Ust. Syekhon
|
Ust. Syekhon
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Syekhon
|
Senin Minggu
ke-3
|
RT 4
|
4
|
Li-‘Abun
|
-
|
-
|
KH. Zaenal
|
Ustzh. Omah
|
Senin Minggu
ke-4
|
|
5
|
Al-Barokah
|
Warsa Daong
|
Warsa Daong
|
KH. M. Hasyim
|
KH. Nurhasan
|
Sabtu Minggu
ke-1
|
RT 9 RW 2
|
6
|
Al-Hikmah
|
M. Sadiman
|
M. Sadiman
|
Ust. Suwarno
|
KH. Nurhasan
|
Ssbtu Minggu
ke-2
|
RT 8 RW 2
|
7
|
Nurul Iman
|
Ust. M. Juhri
|
Ust. M. Juhri
|
Ust. Hansyam
|
KH. Nurhasan
|
Sabtu Minggu
ke-3
|
RT 8 RW 2
|
8
|
Baeturrohim
|
H. Edi
|
-
|
Ust. M. Annas
|
Ust. Hansyam
|
Sabtu Minggu
ke-4
|
RT 21 RW 5
|
9
|
Al-Zaetun
|
M. Suhardiman
|
M. Suhardiman
|
Ust. Darkun
|
KH. Nurhasan
|
Minggu
|
RT 10 RW 2
|
10
|
Nurul Huda
|
M. Syafi’i
|
Jahadi
|
Ust. Salim
|
Ust. Hansyam
|
Minggu
|
RT 18 RW 3
|
11
|
Nurul Hidayah
|
Yayat
|
Yayat
|
Ust. Suwarno
|
Ust. Hansyam
|
Minggu
|
RT 14 RW 3
|
12
|
Masjid
Al-Hidayah
|
Ahmad Tofiq
|
H. Nono S.
|
KH. Nurhasan
|
KH. Darkun
|
Selasa
|
RT 12 RW 3
|
13
|
At-Taufiq
|
Warsa S.
|
H. Darajat
|
-
|
-
|
-
|
RT 15 RW 3
|
14
|
Baiturrohman
|
M. Annas
|
M. Annas
|
Ust. M. Annas
|
KH. Salim
|
Rabu
|
RT 22 RW 5
|
15
|
Al-Falah
|
Ust. Marzuki
|
Ust. Marzuki
|
Ust. Marzuki
|
Ust. Suwarno
|
-
|
-
|
16
|
Al-Hidayah
|
H. Dimong
|
H. Nasuha
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
Al-Hidayah
|
Tarman
|
Tarman
|
Ust. Suwarno
|
Ust. Hasyim
|
-
|
-
|
18
|
Miftaussaudah
|
M. Hasyim
|
M. Hasyim
|
Ust. Hansyam
|
Ustzh. Omah
|
-
|
-
|
19
|
Al-Istiqomah
|
Hansyam S.
|
Hansyam S.
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Hansyam
|
-
|
-
|
20
|
At-Taubah
|
Ust. Ade
|
Ust. Ade
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Suwarno
|
Kamis Minggu
ke-4
|
RT 23
|
21
|
Al-Furqon
|
Ust. Yusuf
|
Ust. Yusuf
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Suwarno
|
Kamis Minggu
ke-2
|
RT 24
|
22
|
Ar-Rohmah
|
Diding T.
|
Latif
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Salim
|
Kamis Minggu
ke-3
|
RT 25
|
23
|
Al-Kautsar
|
H. Jumadi
|
H. Jumadi
|
-
|
-
|
-
|
RT 19
|
24
|
At-Tazkiyah
|
H. Een
|
-
|
Ust. Hansyam
|
Ust. Suwarno
|
Jum’at Minggu
ke-3
|
RT 23
|
25
|
Baitul
Muflihin
|
H. Durohman
|
-
|
Ust. Hansyam
|
H. Nono S.
|
Kamis Minggu
ke-3
|
RT 25
|
26
|
At-Tazkir
|
H. Atun
|
-
|
H. Nono S.
|
Ust. Zaenal A.
|
Jum’at Minggu
ke-3
|
RT 22
|
27
|
Al-Inayah
|
H. Enco
|
-
|
KH. Darkun
|
Ust. Hansyam
|
Jum’at Minggu
ke-1
|
RT 11
|
28
|
Taman Hati
|
H. Asep
|
-
|
H. Nono S.
|
Ust. Salim
|
Rabu Minggu
ke-4
|
RT 14
|
29
|
Ma’rif
|
H. Radi
|
-
|
Ust. Zaenal A.
|
Ust. Suwarno
|
Minggu minggu
ke 3
|
RT 13
|
30
|
Asy-Syifa
|
H. Abun
|
-
|
Ust. Zaenal A.
|
-
|
-
|
-
|
31
|
Ar-Rohmah
|
Nadi
|
-
|
KH. Darkun
|
-
|
-
|
-
|
Ket:
-
Majelis Ta’lim
yang tidak ada nama Imam, berarti pelaksanaan Ta’lim tersebut adalah di rumah
penyelenggara Ta’lim
-
Yang mengisi
Ceramah bisa dari Pencerah 1, Penceramah 2 atau bisa keduanya
-
Keterangan
waktu dan alamat yang dikosongkan adalah karena narasumber tidak mengetahui
secara pasti kapan pelaksanaan dan alamat Majelis Ta’lim tersebut
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manis Kidul awalnya merupakan suatu pedukuhan/padesaan yang bernama Manis
sebelum akhirnya wilayah tersebut terbagi menjadi 2 yaitu, Manis Kidul dan
Manis Lor / Manis Kaler. Desa Manis Kidul memiliki 5 Blok dan 25 Rukun
Tetangga. Desa-desa yang berbatasan langsung dengan Manis Kidul adalah Sadamantra,
Sembawa, Manis Lor dan Ciniru. Seperti halnya diseluruh wilayah Indonesia,
karena terletak pada garis khatulistiwa, Manis Kidul juga berada pada daerah
tropis dan dipengaruhi oleh dua musim saja. Mayoritas mata pencarian penduduk
Desa Manis Kidul adalah bertani.
Lembaga Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul terbagi 2, yaitu lembaga
Formal berupa pesantren, SD, MI dan lain-lain. Serta lembaga non-formal berupa
TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) dan Majelis Ta’lim.
Materi Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul yakni sama dengan materi
Pendidikan Islam di tempat lainnya yaitu bersumber kepada Al-Qur’an Al-Hadits.
Metode Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul antara lain : ceramah, dialog,
diskusi / tanya jawab, perumpamaan, kisah, pembiasaan dan hafalan
Pelaksanaan Pendidikan Islam di Desa Manis Kidul, untuk jalur formal yakni
mengacu kepada kebijakan yang telah ditetapkan oleh masing-masing lembaga
pendidikan dan untuk jalur Informal biasanya mengikuti jadwal pelaksanaan yang
telah dibuat oleh penyelenggara kegiatan.
Daftar Pustaka
Situs Web :
(dikutip sebagian pada hari
Kamis, 6 Oktober 2016 jam 10.00 WIB)
(dikutip sebagian pada hari
Kamis, 6 Oktober 2016 jam 10.00 WIB)
(dikutip sebagian pada hari
Kamis, 6 Oktober 2016 jam 10.00 WIB)
(dikutip sebagian pada hari
Kamis, 6 Oktober 2016 jam 10.00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar