KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur senantiasa kami
panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan materi tentang “Universalitas, Orientasi dan
Dinamika Ajaran Islam” dari Mata Kuliah Pengantar Study Islam.
Shalawat beserta salam semmoga selamanya tercurahlimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga
serta sahabatnya, tak lupa kitta semua selaku pengikutnya semoga mendapatkan
syafa’at darinya kelak di akhir zaman nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Tapi akhirnya kamipun dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Oleh karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk
serta dukungan dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kritik dan saran yang positif akan senantiasa kami harapkan
dalam perbaikan makalah kami di kemudian hari.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil
dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para
pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kuningan, Oktober
2015
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ 1
DAFTAR
ISI........................................................................................................... 2
BAB
I (Pendahuluan)............................................................................................ 3
A. Latar belakang.......................................................................................... 3
B. Perumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 4
BAB
II (Pembahasan)........................................................................................... 4
A. Definisi Universalitas
Islam.................................................................... 5
1. Pengertian Universalitas..................................................................... 5
2. Universalitas Islam Dalam Seluruh Aspek
Kehidupan................. 6
a. Universalitas
Islam dalam Aqidah............................................... 6
b. Universalitas
Islam dalam Ibadah................................................ 6
c. Universalitas
Islam dalam Akhlak............................................... 6
d. Universalitas
Islam dalam Pendidikan dan Sosial.................... 7
e. Universalitas
Islam dalam Politik dan Ekonomi....................... 7
B. Definisi Orientasi Islam........................................................................... 9
1. Pengertian Orientasi Islam................................................................. 9
2. Pandangan Para Ahli ttg Orientasi
Pendidikan Islam.................. 9
3. Model Pend. Islam yg Berorientasi
pd Pandangan Falsafah....... 11
C. Definisi Dinamika Ajaran
Islam............................................................ 12
1. Pengertian Dinamika
Ajaran Islam................................................. 12
BAB
III (Kesimpulan).......................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam
adalah agama yang sempurna dan menyempurnakan agama lainnya. Sejak awal-awal
kemunculan Islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam,
Islam benar-benar telah menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat, tidak terlepas
dari orang-orang diluar Muslim. Bahkan para tokoh-tokoh besar dunia pun, baik
yang Muslim maupun non-muslim mengakui tentang keagungan Al-Qur’an yang menjadi
kitab Umat Islam.
Maka tidak
mengherankan, apabila mayoritas Umat Manusia di dunia ini beragama Islam,
karena mereka yakin hanya agama Islam lah satu-satunya agama yang paling logis,
paling benar adanya dan tidak diragukan lagi dalam perannya mengatur hubungan
kita dengan Sang Pencipta atupun antar sesame. Hal ini pun diakui oleh para
Muallaf yang sebelumnya memegang teguh pada keyakinan-keyakinan mereka sebelum
akhirnya memeluk Islam.
Secara
Universal, Islam telah mengatur segala aspek kehidupan Umat Muslim dalam hal
Peribadahan, Muamalah, Ketauhidan, Sejarah bahkan dalam cara kita
bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi. Dalam
orientasinya Islam bersumber pada Al-Quran, As-sunah. Karena kedua sumber itu
merupakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh Umat Muslim supaya
senantiasa terhindar dari segala macam penyimpangan dan kesesatan. Adapun yang
ketiga yang merupakan sumber Dinamika Ajaran Islam adalah dengan bertumpu pada
Ijtihad para Ulama sebagai hukum yang mengatur kebudayaan dan sosial
bermasyarakat.
B.
Perumusan Masalah
1.
Apakah
penjelasan dari Universalitas, Orientasi dan Dinamika Ajaran Islam itu?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
Islam adalah agama universal, bagaimana orientasi Islam dan dinamikanya tentang
ajaran Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Universalitas Islam
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 107, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya: “Tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi semesta alam”.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 107, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya: “Tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi semesta alam”.
1.
Pengertian Universalitas
Universalitas
menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris : “Universal” yang berarti: “Semesta
Dunia”, Universally ,yaitu: “Disukai di Seluruh Dunia” atau Universe, berarti “Seluruh
Bidang”. Dalam kamus Al-Munjid As-syamlah adalah: “Sesuatu yang Luas”.
Adapun Universalitas Islam dalam
pengertian istilah sebagaimana yang didefinisikan oleh Yusuf Al-Qardhawi
adalah: “Bahwa risalah Islam meliputi seluruh dimensi waktu, tempat dan
kemanusiaan, yang secara realitas mencakup tiga karakteristik yaitu: Keabadian,
Internasionalitas dan Aktualisasi
Dan Menurut Abdul Karim Zaidan, Universalitas Islam adalah: “Sistem yang universal meliputi seluruh perkara kehidupan dan tingkah laku manusia”
Adapun menurut Imam Hasan Al-Banna, Universalitas Islam adalah “Islam adalah sistem yang universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan, maka Islam adalah Negara dan tanah air, Pemerintahan dan Rakyat, budi pekerti dan kekuatan, rahmat dan keadilan, hukum dan Intelektualitas, ilmu pengetahuan dan undang-undang, asset dan materi, usaha dan kekayaan, jihad dan da’wah, pemikiran dan militer. Sebagaimana Islam adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar”.
Dan Menurut Abdul Karim Zaidan, Universalitas Islam adalah: “Sistem yang universal meliputi seluruh perkara kehidupan dan tingkah laku manusia”
Adapun menurut Imam Hasan Al-Banna, Universalitas Islam adalah “Islam adalah sistem yang universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan, maka Islam adalah Negara dan tanah air, Pemerintahan dan Rakyat, budi pekerti dan kekuatan, rahmat dan keadilan, hukum dan Intelektualitas, ilmu pengetahuan dan undang-undang, asset dan materi, usaha dan kekayaan, jihad dan da’wah, pemikiran dan militer. Sebagaimana Islam adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar”.
Dengan pengertian di atas, maka
Islam adalah risalah yang universal dan lengkap, dia adalah agama, Negara
Hukum, Ideologi, Prinsip, Aplikasi, Teori dan Praktek serta selalu relevan
untuk semua tempat dan jaman.
2.
Universalitas Islam dalam seluruh
aspek kehidupan
a.
Universalitas
Islam dalam akidah
Akidah Islam yang diyakini umat Islam,
adalah akidah yang universal dari segi manapun kita melihatnya
b.
Universalitas
Islam dalam ibadah
Universalitas
Islam dalam ibadah sama dengan universalitas Islam dalam akidah diatas, karena
ibadah dalam Islam tidak terbatas pada ibadah mahdhah (sudah ditentukan Allah)
akan tetapi seluruh pekerjaan baik setiap muslim yang ikhlas karena Allah Swt,
adalah ibadah.
c.
Universalitas
Islam dalam akhlak
Akhlak atau moralitas dalam Islam tidak
seperti gambaran sebagian orang yang mengisolasi moralitas Islam sebatas
moralitas “keagamaan” dan peribadatan seperti tidak minum khamar, tidak makan
daging babi,tidak menggangu wanita dan sebagainya, akan tetapi moralitas Islam
meliputi seluruh moralitas kehidupan manusia
Maka menurut DR. Yusuf Al-Qardhawi, bahwa Universalitas akhlak Islam dapat dilihat dalam hal-hal berikut:
1) Semua
moralitas yang berkenaan dengan individu, diantaranya kebutuhan hidup
sehari-hari seperti makan, minum, pakaian dan sebagainya firman Allah: “Makan
dan minumlah kamu dan jangan berlebihan”. (Q.S: Al-A’raf: 31).
2) Semua
moralitas yang berkenaan dengan hidup keluarga, seperti bentuk interaksi suami
dan isteri, firman Allah: ”Dan berinteraksilah kamu kepada isteri-isterimu
dengan baik” (Q.S: An-nisa: 19), dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan
keluarga.
3) Semua
moralitas yang berkenaan dengan kehidupan sosial, seperti adab berkunjung,
(Q.S: An-nur: 27) transaksiekonomi, (Al-Baqarah: 282) politik dan hukum, (Q.S:
An-nisaa: 58). Dan sebagainya.
4) Semua
moralitas yang berkenaan dengan makhluk yang tidak berakal seperti hewan
burung-burng dan lain sebagainya
5) Moralitas
yang berkenaan dengan pencipta Allah Swt. Hal ini dapat dilihat dalam surat
Al-Fatihah
6) Moralitas
manusia yang berkenaan dengan alam raya dan sebagainya.
d.
Universalitas
Islam dalam pendidikan dan sosial
Salah
satu keistimewaan pendidkan Islam adalah, mendidik manusia dengan seluruh
unsur-unsur yang ada pada manusia itu sendiri, pendidikan Islam tidak sebatas
pada pendidikan intelektual (kognitif), emosional (afektif) dan keterampilan
(psikomotorik), sebagaimana pendidikan barat yang banyak berlaku saat ini, akan
tetapi pendidikan Islam sangat umum dam universal meliputi semua unsur manusia
yang harus didik yaitu: Unsur akal, rohani dan jasmani. Ketiganya adalah satu
bangunan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya yang
harus menjadi sasaran pendidikan Islam sehingga menjadi manusia yang shaleh “.
e.
Universalitas
Islam dalam politik dan ekonomi
Salah
satu bukti universalitas ajaran Islam yaitu adanya konsep politik dan ekonomi
yang memiliki keistimewaan dari sistem politik dan ekonomi. Politik Islam
memiliki nilai keadilan yang universal, berlaku untuk seluruh manusia dan
golongan, sebagaimana ketika Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam menjadi
kepala negara Islam di Madinah sekaligus sebagai Nabi dan Rasul, hal ini diakui
sendiri oleh politikus barat, Montgomery Watt, dalam bukunya : Muhamed Prophet
and statesman
Pernyataan
ini menunjukan bahwa politik Islam adalah politik yang mensinergikan antara
negara dan agama, sehingga politik Islam adalah sangat menjujung tinggi
nilai-nilai agama dalam sebuah pemerintahan yang memuliakan manusia dan
memakmurkan dunia, Sebagaimana
pernyataan Imam Al-Ghazali: “Sesungguhnya politik dalam Islam adalah sistem
yang paling mulia yang tidak ada bandingannya di dunia ini, karena dia
bertujuan merealisasikan kemaslahatan seluruh manusia tanpa pengecualian,
memanusiakan manusia, memakmurkan bumi dan menegakkanya atas dasar kebenaran dan
keadilan yang mutlak”.
Universalitas adalah karakteristik
asasi risalah islam, seluruh ajarannya mengandung nilai universalitas dan
kesempurnaan, kenyataan ini tidak dapat dibantah oleh siapapun didunia ini,
karena pemilik agama ini adalah pencipta seluruh alam raya dan isinya Allah
Subhanahu Wata’ala yang menganugerahkan risalah-Nya kepada umat manusia agar
menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi mereka didunia.
Universalitas
Islam dan ketakterbatasannya untuk satu kaum atau kawasan tertentu, adalah
salah satu kepercayaan yang dharuri (jelas dan pasti) dalam agama Ilahi ini.
Bahkan orang-orang nonmuslim pun mengetahui bahwa risalah Islam itu mendunia,
tidak terbatas pada suatu daerah saja.
Di
samping itu, banyak bukti-bukti sejarah yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam telah mengirimkan surat dakwahnya kepada
penguasa-penguasa dunia pada saat itu, seperti Kaisar Romawi, Kisra Iran,
raja-raja di Mesir, Syam (Suriah), Habasyah dan para pemimpin suku-suku Arab.
Beliau juga mengutus duta-duta khusus kepada setiap penguasa itu untuk mengajak
mereka kepada Islam, dan memberikan peringatan kepada mereka akan dampak buruk
dari pengingkaran mereka terhadap agama suci ini.
Jika Islam
bukan agama universal, dakwah seluas itu tidak akan dijalankan, dan setiap
bangsa mempunyai alasan yang kuat tatkala mereka tidak memeluk Islam. Maka itu,
tidak bisa dipisahkan antara iman pada kebenaran Islam dan keharusan beramal
sesuai dengan syariatnya. Dan tidak ada pengecualian bagi siapa pun untuk konsisten
pada agama Ilahi ini.
B.
Definisi
Orientasi Islam
1. Pengertian Orientasi Islam
1. Pengertian Orientasi Islam
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap yang
tepat dan benar. Kaitannya dengan Islam, Orientasi Islam merupakan peninjauan untuk
menggali, menganalisis, dan mengembangkan serta mengamalkan ajaran Islam yang
benar bersumberkan dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Sumber ajaran Islam itu benar
benar lentur serta responsive tanggap terhadap tuntunan hidup manusia yang
makin maju dan modern, maju dalam segala bidang.
Dorongan
dan rangsangan ajaran Al-Qur’an terhadap pengembangan untuk penenapan iman dan
taqwa diperkokoh melalui ilmu pengetahuan manusia. Ayat ayat yang mendorong dan
merasang akal pikiran untuk berilmu pengetahuan dan teknologi itu seperti
tersebut dalam Surah Ar-Rahman ayat 33 tentang ruang angkasa luar; Surah Al-An’am
ayat 79 tentang eksplorasi benda benda ruang angkasa dengan akal pikiran oleh
nabi Ibrahim untuk menentukan Tuhan yang hak, serta pengolahan dan pemanfaatan besi
tembaga sebagai bahan tekhnologinya.
2.
Pandangan Para Ahli Tentang Orientasi Pendidikan Islam
Pandangan
dari salah satu dokter bedah bekebangsaan Prancis, Dr. Maurice Bucaille yang
telah melakukan study perbandingan mengenai Beibel dan Al-Quraan serta sains
modern sungguh mengejutkan umat islam. Pendapat berdasarkann standar ilmiah
modern melalui analisis komperatif dan akademik terhadap kebenaran Al-Qur’an
sebagai wahyu murni menunjukkan bahwa Al-Qur’an sesudah kitab suci sebelumnya.
Dengan
demikian Orientasi Islam dapat kita kembangkan dalam bebagai model yang mampu mendobrak
pola pikir tradisonal, kita perlu bersikap dan berkeyakinan bahwa agama dan
iptek dapat berperan konstruktif bersama-sama yang saling mempengaruhi justru karna
nilai-nilai agama kita kondusip terhadap iptek dan sebaliknya nilai-nilai
ajaran agama kita kondusif terhadap iptek dan sebaliknya nilai nilai iptek akan
memperkuat agama kita.
Disinilah
tampak peranan minimal agama dalam pengembangan iptek yaitu memberikan makna
kemanusiawian yang menuntut kebersamaan tanggung jawab dalam mengelola planet
bumi agar lestari dan tahan lama. Peranan maksimalnya mendasari dan memotifasi
perkembangan iptek dan iman, Islam, dan ihsan sehingga sehingga ia mengabaikan
kepada kepentingan hidup manusia bukan sebaliknya, manusia mengabdi kepada
iptek.
Orientasi dasar pendidikan Islam yang telah
diletakkan oleh Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wasalam pada awal risalahnya ialah menumbuhkembangkan sistem kehidupan
sosial yang penuh kebajikan dan kemakmuran, meratakan kehidupan ekonomi yang
berkeadilan sosial berpolakan dunia dan akherat yang bertumpu pada nilai nilai
moral yang tinggi dan berorientasi kepada kebutuhan pendidikan yang
mengembangkan daya kreatifitas dan pola pikir intelektual bagi terbinanya
teknologi sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran.
Ketiga
dimensi orientasi dasar tersebut menjadi modal pokok untuk mendinamisasikan
umat manusia pada kurun waktu permulaan sejarah pendidikan Islam sejak zaman
Nabi dan Khulafaur Rosydin. Pendidikan pada waktu itu mampu menjadikan kaum
muslimin sebagai pelaku positif terhadap pembangunan diri pribadi. Pendidikan Islam
sejak semula berkembangnya senantiasa meletakkan pandangan filosofisnya yaitu
manusia didik, sebagai makhluk tuhan yang memiliki potensi dasar fitrah dimana
religiulitas menjadi intinya.
Sendi
sendi yang mendasari kehidupan psikologis manusia yaitu iman dan tauhid. Ibnu
Sina (985m), Al Ghozali (1058 M), dan Ibnu Khaldun (1332m) telah meletakkan
konsep pendidikan islam yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anakdidik
Orientasi
Al ghozali bersifat empiris seperti keharusan seorang pendidik memperbaiki
sikap dan prilaku pendidik pada waktu bertugas mengajar, Ia memandang kemampuan
rasional manusia lebih penting dari kemampuan kejiwaan lainnya. Ibnu Khaldun
berpendapat sama dengan Al Ghozali menurutnya akal pikiran mrupakan kekuatan
menciptakan kehidupan dan kerja sama dengan anggota masyarakat serta untuk menerima
wahyu Allah Subhanahu Wata’ala melalui Rosul-Nya. Sedangkan Ibnu Sina berpandangan
bahwa pendidikan lebih menekankan pembinaan akhlak.
Sejalan
dengan pandangan diatas umat Islam harus mengubah sifat pandangannya yang lama
yaitu pandangan terhadap lembaga pendidikan Islam yang hanya sebagai gudang
ilmu, bank transfer, menjadi pengolahan ilmu yang yang alamiah danilmiah yang
mengacu pada tuntunan masyarakat.
Oleh karna itu berbagai model pendidikan Islam
yang terbukti tidak memuaskan tuntunan umat terlihat pada:
a.
Model
pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai nilai yang
yang konservatif harus dilestarikan dalam sosok pribadi Muslim.
b.
Jika
pendidikan Islam berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai nilai Islami yang
mengandng potensi mengubah nasib masa lampau ke masa kini yang dijadikan
kurikulum pendidikan, maka model pendidikan Islam bercorak perenialistik,
dimana nilai nilai yang terbukti tahan lama saja yang diinternalisasikan kedalam
pribadi anak didik, sedanngkan nilai-nilai yang potensial bagi semangat
pembaharuan ditinggalkan.
c.
Bila
pendidikan Islam hanya lebih berorientasi pada personalisasi kebutuhan
pendidikan dalam segala aspeknya, maka ia bercorak individualistik
d.
Jika
pendidikan Islam berorientasi pada masa depan dimana teknologi menjadi pelaku
perubahan maka pendidikan Islam ini bercorak teknologis.
e.
Jika
pendidikan Islam berorientasi pada perkembangan masyarakat berdasarkan proses
dialogis (bersifat terbuka dan komunikatif) yaitu membahagiakan dan
mensejahterakan, maka reaksi dalam perkembangan manusia menjadi gersang dari
nilai nilai Ilahi.
3.
Model Pendidikan Islam yang Berorientasi pada
Pandangan Falsafah
Dengan
memperhatikan potensi psikologis anugerah Allah model pendidikan Islam
berorientasi pada pandangan falsafah sebagi berikut:
a. Filosofis : memandang manusia didik
adalah hamba tuhan yang diberi kemampuan fitrah cenderung kepada pennyerahan
diri secara total kepada sang pencipta.
b. Etimologis : potensi ilmu pengetahuan
yang berpijak pada iman dan berilmu pengetahuan untuk menegakkan iman.
c. Pedagogis : manusia adalah makhluk
belajar sejak dari ayunan sampai liang lahat yang perkembangannya didasari
nilai nilai Islami.
Secara
kurikuler model-model tersebut di diatas, desain menjadi beberapa macam
diantaranya adalah:
a. Content: lebih difokuskan kepada masalah
sosial budaya masa kini untuk diproyeksikan ke masa depan. dengan kemampuan
anak didik untuk mengungkapkan tujuan dengan nilai nilai yang sesuai tuntunan
tuhan.
b. Pendidik: bertanggung jawab terhadap
penciptaan situasi komunitas yang terpercaya.
c. Anak didik: dalam proses belajar
mengajar bersama sama menghayati persepsi terhadap realitas kehidupan dan
memperhatikan persepsi orang lain.
C.
Dinamika Ajaran Islam
1.
Pengertian Dinamika Ajaran Islam
Dinamika
adalah perkembangan dan perubahan. Sebagai hukum kehidupan, pergerakan dan
dinamika mencakup seluruh aspek dzahir dan hubungan interaktif serta dialog
manusia. Dinamika itu pula yang mengantarkan mereka kepada kemajuan atau kepada
kemunduran. Dan kalau benar Islam ini agama yang universal yang peduli akan
totalitas kehidupan manusia, tentunya ia harus menunjukkan sikap yang jelas
terhadap maju atau mundurnya perubahan itu, jadi permasalahannya cukup njelas,
apakah sikap Islam?
Islam
adalah agama yang peduli terhadap manusia dengan segenap kandungan potensi dan
kapasitasnya; sebagai raga ataupun ruh; sebagai individu, kepala keluarga,
ataupun anggota masyarakat; sebagai pengusaha yang mempertahankan hidup dan
mencukupi kebutuhannya, ataupun budak yang tulus kepada tuhannya; sebagai
penegak perdamaian diantara sesamanyaataupun sebagai pengobar api peperangan,
Islam adalah agama yang mengatur dan mengelola semua aspek kehidupan.
Mengenai
dinamika ajaran Islam ini dapat dipahami pula dari ungkapan Sir Muhammad Iqbal,
bahwa: “The Prophet of Islam seems to stand between the Ancient and the modern world.
In so far as the source of his revelation is concerned he belongs to the
ancient world, in so far as the spirit of his revelation is concerned he
belongs to the world. (yakni nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam rupanya
berdiri diantara dunia perba dan dunia modern sejauh mengenai sumber masa turun
wahyunya yang diperhatikan, maka dia milik dunia purba, sejauh mengenai spirit
semangat dan jiwa ajaran wahyunya yang diperhatikan, maka dia milik dunia
modern, kapan saja tidak pernah usang).
Ajaran
islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad itulah yang kemudian secara khusus disebut
sebagai agama Islam atau dinul Islam, dan kalau kita menyebut atau mendengar
sebutan Islam, maka konotasinya adalah ajaran atau agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam.
Al-Qur’an
sebagai sebagai sumber dasar dan As-Sunah merupakan sumber operasionalnya.
Sedangkan Ijtihad pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan
akal dan intelektual manusia untuk memahami, mengambil kebijaksanaan, serta
menetapkan hukum terhadap masalah masalah kehidupan sosial kebudayaan umat
manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat srta zaman tertentu. Dengan Ijtihad
tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan
budaya dan perkembangan peradaban Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem Ijtihad
tersebut merupakan sumber dinamika ajaran Islam.
BAB III
KESIMPULAN
·
Islam adalah sistem yang universal
yang mencakup seluruh aspek kehidupan
·
Universalitas agama Islam terdiri
dari berbagai aspek tentang akidah, ibadah,
akhlak,
pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan masih banyak lagi.
·
Orientasi
Islam merupakan peninjauan untuk menggali, menganalisis, dan mengembangkan
serta mengamalkan ajaran Islam yang benar bersumberkan dari Al-Qur’an dan
Al-Hadis
·
3 orientasi dasar Islam yaitu: menumbuhkembangkan
sistem kehidupan sosial, meratakan kehidupan ekonomi yang berkeadilan sosial
berpolakan dunia dan akherat dan pola pikir intelektual bagi terbinanya
teknologi sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran.
·
Dinamika ajaran Islam tidak terbatas ruang dan
waktu, dan berlaku dari awal kemunculan, sekarang sampai yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
·
Zidan Abdul Karim, Ushul Ad-da’wah,
muasasah Ar-risalah, 2001
Quthb Muhammad, Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiah, kairo, Daar Asy-Syuruk, 1989
Quthb Muhammad, Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiah, kairo, Daar Asy-Syuruk, 1989
·
Hadi Al-Barry Sofyan M.DJ,A.T, kamus
ilmiah kontemporer. Pustaka setia bandung, 1999
·
Nata Abuddin, Metodologi Studi
Islam, PT. Raja Grafindo Persada. 1998
Amin Abdullah, Pengantar dalam Khudori Shaleh, Yogyakarta 2004
Muhaimin,kawasan dan wawasan studi islam, kencana, Jakarta, 2005
Amin Abdullah, Pengantar dalam Khudori Shaleh, Yogyakarta 2004
Muhaimin,kawasan dan wawasan studi islam, kencana, Jakarta, 2005
·
https://google.co.id
·
https://zeqjs.wordpress.com/2015/02/22/pengertian-universalitas-otentisitas-dinamika-ajaran-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar