BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara masalah sejarah, berarti mempelajari kejadian di masa lalu,
dengan mengambil pelajaran atau hikmah dari kejadian tersebut, guna sebagai
pertimbangan sikap untuk tetap pada pendirian kejadian sejarah tersebut, atau
perlu ada konstruksi situasi dengan melihat alur perkembangan dunia sekarang,
bahkan sebagai orientasi masa depan. Sejarah, selalu memberikan penjelasan atas
sebuah keadaan (peristiwa, tokoh, keadaan, pikiran, dan perkataan). Meminjam
konsep sejarahnya Kuntowijiyo, dalam pandangannya, sejarah mempunyai filsafat
ilmu sendiri, ada permasalahan, dan akan menjelaskan atas permasalahan
tersebut.[1]
Dalam makalah ini pun, berusaha menguraikan sedikit permasalahan seputar
sejarah yakni sejarah pendidikan Islam di masa kejayaan klasik, guna untuk menumbuhkembangkan
wawasan generasi di dalam pengetahuan, khususnya sejarah.
Adapun kajian sejarah pendidikan Islam pada makalah ini, terfokus pada
kajian sejarah pendidikan Islam di Mekkah, yang kita tahu bersama Islam dalam
da`wahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali terdapat dua tempat
yang mendasar, yakni Mekkah dan Madinah.
Mekkah sebagai tempat pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam berda`wah, tentunya dasar pendidikan yang
beliau kembangkan tentu punya nilai kesejarahan yang sangat bermentalitas (ghirah yang kuat). Bagaimana metode,
materi, kurikulum, dan proses-proses pendidikan di Mekkah, yang sekiranya bisa
dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan kualitas dalam pendidikan Islam
sekarang, hal inilah dalam uraian lebih lanjut akan dijelaskan di makalah ini.
Semoga apa yang di deskripsikan dalam makalah ini, senantiasa bisa menjadi
inventariasi keilmuwan, khususnya keilmuwan tentang sejarah pendidikan Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Sejarah Pendidikan Islam di Mekkah?
2.
Bagaimana Tahapan Pendidikan Islam di Mekkah?
3.
Apa saja Materi Pendidikan Islam yang Diajarkan di Mekkah?
4.
Bagaimana metode Pendidikan Islam di Mekkah?
5.
Apa saja Kurikulum Pendidikan Islam di Mekkah?
6.
Lembaga Pendidikan Islam apa saja yang ada di Mekkah?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Menjelaskan Sejarah Pendidikan Islam di Mekkah.
2.
Menjelaskan Tahapan Pendidikan Islam di Mekkah.
3.
Menjelaskan Materi Pendidikan Islam di Mekkah.
4.
Menjelaskan Metode Pendidikan Islam di Mekkah.
5.
Menjelaskan Kurikulum Pendidikan Islam di Mekkah.
6.
Menjelaskan Lembaga Pendidikan Islam di Mekkah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Pendidikan Islam Di Mekkah
Pendidikan Islam merupakan warisan dan perkembangan budaya manusia yang
bersumber dan berpedoman ajaran Islam dalam rangka terbentuknya kepribadian
utama menurut Islam. Munculnya ilmu pendidikan telah memotivasi umat Islam
untuk menelusuri perjalanan sejarah pendidikan Islam. Sejarah Pendidikan Islam
pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam periode
Mekkah, yakni Sejak Nabi diutus sebagai Rasul hingga hijrah ke Madinah -kurang
lebih- sejak tahun 611 M – 622 M atau selama 12 tahun tahun 5 bulan 21 hari,
sistem pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Bahkan tidak ada yang mempunyai kewenangan untuk
memberikan atau menentukan materi-materi pendidikan, selain Nabi[2]
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu yang pertama di gua
Hira, Mekkah pada tahun 610 M. Dalam wahyu itu termaktub beberapa ayat yang artinya
sebagai berikut : “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah
menjadikan (semesta alam) ! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah
dan Tuhanmu Maha Pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Yang mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya” (QS.
al-Alaq [96] :1-5).
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua, artinya sebagai berikut : “Hai
orang berselimut (Muhammad). Bangunlah dan beri peringatan (kaummu) ! Dan
Tuhanmu Agungkanlah ! Dan bersihkanlah pakaianmu 1 Dan tingggalkanlah dosa (
berhala )! Jangan engkau memberi, supaya mendapat lebih banyak ! Dan sabarlah
(menurut perintah Tuhanmu)” “(QS. al-Muddatstsir [74] :1-7).
Dalam wahyu yang mula-mula turun itu, Mahmud Yunus dalam sejarah pendidikan
Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan Islam pada masa Mekkah ini
meliputi :
1.
Pendidikan
Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan
mempersekutukan-Nya dengan berhala,
karena Dia Tuhan yang Maha Besar dan Maha Pemurah, sebab itu hendaklah
dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
2.
Pendidikan Aqliyah dan Ilmiyah, yaitu
mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3.
Pendidikan
Akhlaq dan Budi Pekerti, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajar
sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
4.
Pendidikan
Jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih
badan dan bersih tempat kediaman.[3]
B.
Tahapan Pendidikan Islam Di Mekkah
Pola pendidikan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah yang
disampaikan kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini Kamaruzzaman di dalam buku
Sejarah Pendidikan Islam membagi kepada 3 tahap :
1.
Tahap
pendidikan Islam secara Rahasia dan Perorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5, Pola
pendidikan yang dilakukan adalah sembunyi-sembunyi mengingat kondisi
sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga
dekatnya. Mula-mula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendidik isterinya, Khadijah untuk
beriman dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh Ali ibn Abi
Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya
yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibya Abu
Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan tersebut di sampaikan secara
meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy.
2.
Tahap
pendidikan Islam secara terang-terangan
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring
dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan
dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan
masuk agama Islam.
3.
Tahap
pendidikan Islam untuk Umum
Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada
keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan.
Seruan dalam skala “internasional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah
dalam surah Al Hijr ayat 94-95 yang
artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan)
orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),
C.
Materi Pendidikan Islam Di Mekkah
Islam yang pertama kali lahir dari tanah Arab, dan tantangan pengajaran
tentang Islam pertama kali, bermuara di Mekkah. Mekkah yang sebelum kedatangan
Islam, sangat jauh dari nilai-nilai aqidah monotheisme (tauhid) sebagaimana
yang sudah diusung oleh junjungan Nabi-nabi sebelumnya. Sebagai implikasinya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
penguatan materi pendidikan di periode Mekkah sangat mengutamakan perbaikan
aqidah dan tauhid[4]
Secara umum, muatan materi pendidikan pada Islam periode Mekkah yang
diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibagi
empat bagian, antara lain, yaitu :
Pertama, pendidikan
tauhid, materi ini lebih difokuskan untuk memurnikan ajaran agama tauhid yang
dibawa Nabi Ibrahim, yang telah diselewengkan oleh masyarakat jahiliyyah.
Secara teori, inti sari ajaran ini termuat dalam kandungan surat al-Fatihah [1]
: 1-7, dan al-Ikhlas [112] : 1-5. Selain itu, pelaksanaan atau praktek
pendidikan tauhid juga yang diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada umatnya dengan cara yang sangat bijaksana
yaitu dengan menuntun akal pikiran untuk mendapatkan dan meniru pengertian
tauhid yang di ajarkan, dan sekaligus beliau memberikan teladan dan contoh
bagaimana pelaksanaan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara
kongkrit, kemudian beliau memerintahkan agar umatnya mencontoh praktek
pelaksanaan tersebut sesuai dengan apa yang dicontohkannya. Berarti disini Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mampu menyesuaikan diri
dengan pola kehidupan masyarakat jahiliah
dengan mengajarkan ilmu tauhid secara baik dengan tanpa kekerasan.
Kedua, materi
pengajaran al-Qur`an. Dalam materi ini dirinci kepada: (1) Materi baca tulis
(dalam dunia sekarang dikenal imla` dan iqra`), (2) Materi
menghafal ayat-ayat al-Qur`an, dan (3) Materi pemahaman al-Qur`an (dalam dunia
sekarang dikenal fahmi al-Qur`an atau tafsir al-Qur`an [5]
Ketiga, pendidikan amal dan ibadah, dimana berupa perintah
sholat yang awal mulanya, Nabi sholat bersama sahabat-sahabatnya secara
sembunyi-sembunyi. Namun setelah Umar ibn Khattab masuk Islam beliau
melakukannya secara terang-terangan. Pada mulanya sholat itu belum dilakukan
sebanyak lima kali sehari semalam kemudian setelah Nabi Isra’ dan Mi’raj
barulah diwajibkan untuk sholat lima waktu. Selain itu, mengajarkan seputar
zakat, yakni semasa di Mekkah konsep zakat diberikan kepada fakir miskin dan
anak-anak yatim serta membelanjakan harta untuk jalan kebaikan.
Keempat, pendidikan akhlaq, di mana Nabi semasa di Mekkah
sangat menekankan kepribadian yang baik (akhlaqul mahmudah), diantaranya
:
1.
Adil yang mutlak, meskipun terhadap keluarga atau diri
sendiri.
2.
Pemaaf.
3.
Menepati janji, tepat pada waktunya.
4.
Takut kepada Allah semata dan tiada takut kepada
berhala.
5.
Berbuat kebaikan kepada kedua orangtua, dan
sebagainya.[6]
Pada Islam
Mekkah materi pengajaran al-Quran yang diberikan hanya berkisar pada ayat-ayat
al-Quran pada surah-surah yang diturunkan ketika Nabi sebelum Hijrah ke
Madinah. Surah yang diturun di Mekkah inilah yang kemudian dikenal dengan nama
surah Makkiyah [7]
D.
Metode Pendidikan Islam Di Mekkah
Pendidikan Islam adalah rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi
hidup manusia yang berupa kemampuan – kemampuan dasar dan kemampuan belajar,
sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga terjadilah perubahan pribadinya
sebagai makhluk individual, sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar
dimana ia hidup[8]
Untuk mencapai pada pengertian pendidikan tersebut tentunya seorang
pendidik memerlukan metode-metode yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan.
Begitu juga dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
mendidik sahabat-sahabatnya. Adapun metode pendidikan yang dilakukan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam mendidik sahabatnya, antara lain :
1.
Metode ceramah.
2.
Dialog.
3.
Diskusi / tanya jawab.
4.
Metode perumpamaan.
5.
Metode kisah.
6.
Metode pembiasaan.
7.
Metode hafalan.[9]
Adapun yang
menjadi salah satu faktor penting metode pendidikan Islam, adanya kejayaan
pendidikan Islam yang dijalankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Faktor
tersebut ialah “karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi
umatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-Qur’an yang hidup (the
living Qur’an), artinya pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tercermin
semua ajaran al-Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama
semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangannya. Oleh karena itu para
sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
E.
Kurikulum Pendidikan Islam periode Mekkah
Kurikulum merupakan pedoman ataupun dasar dalam pelaksanaan pendidikan.
Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kurikulum
yang digunakan adalah Al Quran yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan
situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami pada saat itu.[10] Al-Qur`an pun merupakan
sentral kurikulum saat itu, yang mana kurikulum saat itu masih sering di
definisikan dengan materi ajar. Maka, sebagai langkah awal, muatan materinya
berfokus pada nilai-nilai tauhid dalam menguatkan militansi untuk beragama
Islam.[11]
F.
Lembaga Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah
Dalam catatan sejarah pendidikan Islam di periode Mekkah, menyebutkan ada
dua tempat yang menjadi lembaga pendidikan Islam pada periode Mekkah, di
antaranya :
1.
Rumah Arqam
ibn Arqam
Rumah Arqam ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin
beserta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk belajar hukum-hukum dan
dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau
madrasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar dalam lembaga
tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.
2.
Kuttab
Kuttab merupakan tempat pendidikan yang paling tua, bahkan ada yang
mengatakan Kuttab lahir sebelum datangnya Islam. Pendidikan di Kuttab pada
awalnya lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair Arab, dan
pembelajaran berhitung namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan
materi baca tulis al-Quran dan memahami hukum-hukum Islam. Philip K. Hitti
menambahkan, bahwasanya materi pelajaran di Kuttab sangat berorientasi kepada
al-Qur`an sebagai textbook. Kuttab dalam modernisasi sekarang
bisa disamakan dengan madrasah
ibtidaiyyah. Adapun waktu belajar di Kuttab, waktu pagi hingga dhuha
mempelajari al-Qur`an, dhuha hingga siang mempelajari cara menulis, sedang
dhuha hingga siang, mempelajari gramatikal Arab, matematika, dan sejarah.[12]
Dua tempat pendidikan tersebut, menjadi dasar perkembangan tempat-tempat
pendidikan yang semakin berkembangnya zaman, adanya inovasi, khususnya pada
bangunan tempat pendidikan, guna mengkondusifkan sebuah pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Mekkah adalah pendidikan tauhid,
titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap
individu muslim. Hal ini ditanamkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena
pada saat itu kondisi masyarakat Mekkah masih dalam keadaan jahiliyah dan masih banyak yang
menyembah berhala. Tujuan penanaman nilai-nilai tauhid ini adalah agar jiwa
mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam Mekkah merupakan Islam terberat bagi Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena di Mekkah Nabi banyak mengalami kesulitan dan
tantangan dari masyarakat Mekkah yang masih belum menerima adanya agama Islam.
Hal ini dapat dilihat pada tahap awal Pendidikan Islam yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
dilakukan secara tersembunyi dan hanya berkisar pada kerabat dekatnya saja.
Dan seiring perkembangan zaman, tantangan pendidikan, khususnya dalam
pendidikan Islam sangat besar yang berpijak dasar pendidikan Islam di periode
Mekkah.
DAFTAR PUSTAKA
As Sirjani,
Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka
al-Kautsar.
Kuntowijoyo.
2008. Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana.
Mahrus,
Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak : STAIN
Pontianak Press.
Muhaimin.
2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Nizar,
Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Susari.
2004. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam Abuddin Nata
(ed), Sejarah Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta:
PT Raja Grafindo.
Suwendi.
2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Tafsir,
Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:
Rosdakarya.
Yunus,
Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
Zuhairini,
dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.
Situs Web:
·
https://fiqmenulis.wordpress.com/2013/05/14/sejarah-pendidikan-islam-periode-islam-klasik-mekkah/ (dikutip sebagian pada Kamis, 6 Oktober 2016, jam
09.00 WIB)
[1] Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana. 2008. Hal. 2
[2] Suwendi,
Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Hal. 7
[3]
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam.
Jakarta: IAIN dan Depag. 1986.
Hal. 27
[4] Raghtib As Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia.
Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
2011. Hal. 363
[6] Mahmud
Yunus. Op. Cit,. Hal. 12
[8] Erwin Mahrus, dan Moh.
Haitami Salim. Pengantar Studi Islam.
Pontianak : STAIN Pontianak Press. 2008. Hal 62
[10] Samsul
Nizar. Op. Cit,. Hal. 36
[11] Susari.
“Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum
Madrasah”, dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah
Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2004. Hal. 33
[12] Samsul
Nizar. Op. Cit,. Hal. 36-37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar