KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur senantiasa kami
panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan materi tentang “Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan,
Pendekatan dan Metodologi Studi Islam” dari Mata Kuliah Pengantar Studi
Islam.
Shalawat beserta salam semoga selamanya tercurahlimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga
serta sahabatnya, tak lupa kita semua selaku pengikutnya semoga mendapatkan
syafa’at darinya kelak di akhir zaman nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Tapi akhirnya kamipun dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Oleh karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk
serta dukungan dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil
dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para
pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kuningan, November 2015
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I (Pendahuluan)............................................................................................ 3
A.
Latar belakang............................................................................................ 3
B.
Perumusan Masalah.................................................................................. 3
C.
Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
BAB II (Pembahasan)............................................................................................ 4
A.
Pengertian Studi Islam............................................................................. 4
B.
Ruang Lingkup Studi
Islam..................................................................... 5
C.
Tujuan Study Islam................................................................................... 6
D.
Pendekatan Studi Islam............................................................................ 7
E.
Metodologi Studi Islam............................................................................ 10
BAB III (Kesimpulan)............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua
agama yang telah ada, Islam merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk
semua umat.Islam itu dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari
Allah. Untuk mengetahui Islam lebih mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan
Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang
cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama Islam
Dinamika dan
perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam dapat melalui
segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi Islam, Islam
memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal
pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai
penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas
permasalahan-permasalahan itu semua secara lebih umum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Studi Islam ?
2.
Apa ruang lingkup Studi Islam ?
3.
Apa tujuan Studi Islam ?
4.
Bagaimana Pendekatan dan Metodologi
Studi Islam ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui pengertian studi Islam
2.
Mengetahui ruang lingkup studi Islam
3.
Mengetahui tujuan studi Islam
4.
Mengetahui apa saja pendekatan dan
metodologi studi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Studi Islam
Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris adalah Islamic
Studies, dan dalam bahasa Arab adalah Dirasat al-Islamiyah. Ditinjau
dari sisi pengertian, Studi Islam secra sederhana dimaknai sebagai “kajian Islam”.
Pengrtian Studi Islam sebagai kajian Islam sesungguhnya memiliki cakupan makna
dan penertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan
memiliki makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya. Karena penafsir
memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang
studi, bidang keilmuan, pengalaman, maupun berbagai perbedaan lainnya, maka
rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannyapun juga akan berbeda.
Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu kata Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai
pengertian. Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa Studi adalah
kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh
keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu
ketrampilan.
Sementara kata Islam sendiri memiliki arti dan makna yang
jauh lebih kompleks. Kata Islam berasal dari kata Aslama yang bararti patuh dan
berserah diri. Kata ini berakar pada kata silm yang berarti selamat,
sejahtera, dan damai.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang
dirumuskan para ahli ulama dan cendikiawan bersifat sangat beragam tergantung
dari sudut pandang yang digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam adalah
wahyu Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad Saw.
Sedangkan Studi Islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic
Studies, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Usaha mempelajari agama Islam
tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam
saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam.
Studi keislaman dikalangn umat Islam sendirinya tentunya
sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang
diluar kalangan umat Islam. Dikalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan
untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka
dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar kalangna
umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan
praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat Islam, yang semata-mata
sebagai ilmu pengetahuan. Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan
tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bias
dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat
positif maupun negatif.
B.
Ruang Lingkup
Studi Islam
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama
khususnya Islam dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada
beberapa aspek tertentu dari Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1.
Islam sebagai doktrin dari tuhan
yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan
diterima secara apa adanya.
2.
Sebagai gejala budaya yang berarti
seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk
pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3.
Sebagai interaksi sosial yaitu
realitas umat Islam.
Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga
wilayah keilmuan agama Islam yang dapat menjadi obyek studi Islam:
1.
Wilayah praktek keyakianan dan
pemahaman terhadap wahyu yang telah diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para
ulama, tokoh panutan masyarakat pada umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa
melalui klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan
disisni adalah pengalaman.
2.
Wilayah tori-teori keilmuan yang
dirancang dan disusun sistematika dan metodologinya oleh para ilmuan, para
ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada
wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan
agama Islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun
secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era
kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat
muslim dimanapun mereka berada.
3.
Telaah teritis yang lebih popular
disebut metadiscourse, terhadap sejarah perkembangan jatuh bangunnya
teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua.
Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan sophisticated inilah yang
sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.
Sedangkan menurut M.Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek
kajian Islam adalah substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih dan
tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini
mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk
doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah
melalui proses penawaran dan perenungan.
C.
Tujuan
Studi Islam
Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam
tentang Islam dan segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam sudah
barang tentu mempunyai tujuan yang jelas, yang sekaligus menunjukan kemana
Studi Islam tersebut diarahkan. Dengan
arah dan tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya Studi Islam akan
merupakan usaha sadar dan tersusun secara sistematis.
Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1.
Untuk mempelajari secara mendalam
tentang apa sebenarnya (hakikat) agam Islam itu, dan bagaimana posisi serta
hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
Sehubungan
dengan ini, Studi Islam dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama Islam
diturunkan oleh Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta
menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka
bumi.
2.
Untuk mempelajari secara mendalam
pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran dan
operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya peradaban Islam sepanjang
sejarahnya. Studi ini berasumsi bahwa agama Islam adalah fitrah sehingga
pokok-pokok isi ajaran agama Islam tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah
manusia. Fitrah adalah potensi dasar, pembawaan yang ada, dan tercipta dalam
proses pencipataan manusia.
3.
Untuk mempelajari secara mendalam
sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi dan dinamis, dan
bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan asumsi
bahwa agama Islam sebagai agama samawi terakhir membawa ajaran yang bersifat
final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan
tuntutannya sepanjang zaman.Dalam hal ini sumber dasar ajaran agama Islam akan
tetap actual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta
tuntutan perkembangan zaman tersebut.
4.
Untuk mempelajari secara mendalam
prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini. Asumsi dari studi ini
adalah, Islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li al-‘alamin
tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai daya
dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan dan mengendalikan factor-faktor
potensial dari pertumbuhan dan perkembangan system budaya dan peradaban modern.
D.
Pendekatan
Studi Islam
Untuk melakukan Studi Islam ada beberapa istilah yang perlu
dipahami dengan baik. Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan
untuk memasuki bidang studi Islam. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan,
metode dan metodologi.
Pendekatan adalah cara memperlakuakan sesuatu Sementara
metode merupakan cara mengerjakan sesuatu . Sedangkan metodologi yaitu
langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang
sudah tidak dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.
Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam studi Islam
1.
Pendekatan
Historis
Sejarah
atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu objek, latar belakang, dan pelaku
peristiwa tersebut, sedangkan
Yang
dimaksud pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut
peninjauan sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau historis adalah studi yang
berhubungan dengan peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian
atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik
dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini
seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat
dalam alam idealis dengan di alam empiris dan historis
2.
Pendekatan
Filosofis
Yang
dimaksudkan pendekatan filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut
tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu
dengan menggunakan metode analisis spektulatif. Pada dasarnya filsafat adalah
berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu
persoalan, namuk demikian tidak semua berpikir untuk memecahkan dan menjawab
suatu permasalahan dapat disebut filsafat yang dimaksud filsafat disini adalah
berpikir secara sistematis, radikal dan universal. Di samping itu, filsafat
mempunyai bidang (objek yang dipikirkan) sendiri, yaitu bidang atau
permasalahan yang bersifat filosofis yakni bidang yang terletak diantara dunia
ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian
filsafat yang menjembatani kesenjangan antara maslah-masalah yang bersifat
keagamaan semata-mata dengan masalah yang bersifat ilmiah.
3.
Pendekatan
Ilmiah
Yang
dimaksud pendekatan ilmiah adalah meninjau dan menganalisis suatu permasalahan
atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya. Diantara ciri
pokok dari pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektifitas dan keterbukaan
dalam studi. Objektifitas suatu studi akan terjamin jika kebenarannya bisa
dibuktikan dan didukung oleh dat empiris, konkret, dan rasional. Sedangkan
keterbukaan suatu studi terjadi jika kebenaran bisa dilacak oleh siapa saja.
Disamping itu, pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka menerima kritik
terhadap kesimpulan studinya.
4.
Pendekatan
Doktriner
Adapun
pendekatan doktriner atau pendekatan studi Islam secara konvensioanal merupakan
pendekatan studi di kalangan umat Islam yang berlangsung adalah bahwa agama Islam
sebagai objek studi diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan
doktrin-doktrin yang berasal dari illahi yang mempunyai nilai
(kebenaran) absolut, mutlak dan universal. Pendekatan doktriner juga berasumsi
bahwa ajaran Islam yang sebenarnya adalah ajaran Islam yang berkembang pada
masa salaf yang menimbulkan berbagai mazhab keagamaan, baik teologis maupun
hukum-hukum atau fiqih, yang kemudian di anggap sebagai doktrin-doktrin yang
tetap dan baku
5.
Pendekatan
Normatif
Maksud
pendekatan normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal
formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal
dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh
ajaran yang terkandung dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normatif
mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan
oleh ahli ushul fiqih (usuliyin), ahli hukum Islam (fuqoha), ahli tafsir
(mufassirin), dan ahli hadist (muhadditsin) yang berusaha menggali aspek
legal-formal dan ajaran Islam dari sumbernya adalah ternasuk pendekatan
normatif.
Kelima
pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-pendekatan yang
dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya, melainkan merupakan satu
kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara serempak yang satu melengkapi
lainnya (complement) atau merupakan system pendekatan system (systemic
approach).
E.
Metodologi
Study Islam
Dalam hubungannya dengan Studi Islam,
metodologi berarti membahas kajian-kajian seputar berbagai macam metode yang
bisa digunakan dalam Studi Islam.
Adapun metode studi Islam secara
lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Metode
Ilmu Pengetahuan
Metode
ilmu pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh proses
ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam sains-sains
spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-proposisi mengenai
yang ada atau harus ada, sementara dalam sains-sains normatif mengindikasikan
sebagai jalan menuju norma-norma yang mengatur perbuatan atau pembuatan
sesuatu.
2.
Metode
Diakronis
Suatu
metode mempelajari Islam menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi
kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dalam Islam, sehinggga umat Islam memiliki pengetahuan yang
relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut
juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu
kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihat suatu kenyataan yang
mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan
lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau kejadian itu muncul.
3.
Metode
Sinkronis-Analistis
Suatu
metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang
sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat Islam.
Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga
mengutamakan telaah teoritis.
4.
Metode
Problem Solving (hill al-musykilat)
Metode
mempelajari Islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai
masalah dari satu cabang ilmu oengetahuan dengan solusinya. Metode ini
merupakan cara penguasaan ketrampilandari pada pengembangan mental-intelektual,
sehingga memiliki kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat Islam mungkin
hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.
5.
Metode
Empiris
Suatu
metode mempelajari Islam yang memungkinkan umat Islam mempelajari ajarannya
melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah Islam dengan satu
proses aplikasi yang menimbulakan suatu interaksi sosial, kemudian secar
deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu norma baru.
6.
Metode
Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)
Suatu
metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah secar logis dan filosofis dan
selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang dihadapi.
Metode ini dipakai untuk sarana meng-istinbatkan hukum-hukum syara’, dan
kaidah-kaidah itu benar bersifat penentu dalam masalah-masalah furu’
tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan paham mazhabnya.
7.
Metode
Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)
Suatu
metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah hokum untuk diterapkan kepada
masalah-masalah furu’ yang disesuaikan denagn madzhabnya terlebih
dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus, lalu
dianalisis, kemudian disusun kaidah hokum dengan catatan setelah terlebih
dahulu disesuaikan dengan paham mazhabnya.
BAB III
KESIMPULAN
Studi Islam meliputi kajian agama Islam
dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya Muslim. Menurut
pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi Islam sebagai doktrin dari
Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam
adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi
konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran
tentang agama Islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
Ada beberapa pendekatan Studi Islam
antara lain, pendekatan historis, filosofis, ilmiah doktriner dan normatif
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih
banyak kesalahan yang terdapat dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik
lagi, kritik dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
- Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.
- Syukur M.Amin dkk, Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung jati, 1998.
- Nasution Khoirodin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2009.
- Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
- Muhaimin dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan Jakarta: Kencana, cet III, 2012
- http://zahlulrizka.blogspot.co.id/2013/04/pengantar-studi-Islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar