PEMBAHASAN ARTIKEL
2 Masyaikh: Bangsa
Indonesia pembangkit kejayaan Islam dan kawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi!
Adiba Hasan Jum'at, 12
Safar 1436 H / 5 Desember 2014 12:33
JAKARTA (Arrahmah.com) – Muslimin Indonesia sempat
dijadikan perbincangan hangat di Palestina sebagai kaum pembebas Bumi para Nabi
dari penjajahan kaum kuffar. Ternyata hal tersebut pernah diutarakan oleh
‘Ulama Rabbani Palestina dan salah seorang Pemimpin Al-Qaeda Iraq, bahkan
disebutkan bahwa bangsa timur ini akan mengawal tongkat kepemimpinan Imam
Mahdi.
Berikut kisah pertama yang mendukung kabar indah
tersebut, sebagaimana pernyatakan Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua
Rabithah ‘Ulama Palestina dan dituliskan oleh Ustadz Salim A. Fillah yang terus
beredar pada media sosial hingga Jum’at (5/12/2014).
Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di
hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama
Palestina. Kami katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai tela’ah menyatakan
bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu.
Bagaimana pendapat Anda?”
Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya”, ujarnya
lembut. “Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang
dipilih-Nya diantara hamba-Nya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya,
lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu.”
“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih
Bangsa ‘Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa
Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta
para punggawanya menyimpang, Allah pun mencabut amanah penjayaan itu dari
mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia.
Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga
utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga
panglima, bahkan banyak ‘Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari
kalangan orang Persia.”
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling &
menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang
Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”
“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah
itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz,
Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”
“Ketika para
Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki;
‘Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling
juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum
menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum.
Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada
kami lalu berkata. “Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam,
bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek”,
katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin
penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa
kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam
mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah
menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah.
Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko,
sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.
“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh
Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas
kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin
peradaban Islam.”
“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi
barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang
di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian
datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka
Insha Allah.”
Ah.. Campur aduk perasaan, tertusuk-tusuk rasa hati
kami di Jogokariyan mendengar ini semua. Ya Allah, tolong kami, kuatkan kami.
Kisah tersebut juga serupa dengan firasat Syaikh
Al-Mujahid Abu Mushab Az-Zarqowiy, Pemimpin Al-Qaeda Iraq saat invasi Amerika
Serikat atas nama penggulingan Saddam Husein, sebagaimana diutarakan Ustadz
Mas’ud Akrom Syahid pada Kamis (4/12).
Dalam sebuah pesannya kepada bawahannya sebelum
beliau Syahid (Insha Allah) dikatakan,
“Perhatikan bangsa timur, mereka akan dipilih oleh
Allah Jala Jalaluh untuk mengawal tongkat kepemimpinan Al-Mahdi, dan saya
menganggap mereka adalah Muslimin Melayu Indonesia.”
Wallahu A’lam Bish Shawab.
Maka ikhwah fiillah, dengan kedua pernyataan
tersebut di atas, marilah kita bersatu! Kencangkanlah ikat pinggang,
teguhkanlah pendirian, tentukanlah peran apa yang akan kita ambil demi
terciptanya mimpi besar itu. Siapkan diri, keluarga dan masyarakat kita untuk
bersama-sama membangun harapan mulia itu.
Semoga kita -Muslimin Indonesia- menjadi bagian dari
puzzle-puzzle pemenangan Islam 2020, sebagaimana dicanangkan dalam agenda
perjuangan berbagai ormas Islam dan harakah di Indonesia.
Di lain pihak, prediksi terjadinya momentum
kebangkitan Islam ini juga diakui oleh sejumlah agen intelijen di berbagai
negara di dunia. Hasil analisa mereka yang kuat mengatakan, “akan tiba
kehidupan religius berlandaskan syariat Islam secara total pada tahun 2020.”
Perkara ini telah diketahui dari hasil analisis
intelijen di 15 negara yang tergabung dalam National Intelligence Council (NIC)
yang bermarkas di Kantor Central Intelligence Agency (CIA) di Langley Virginia
Amerika Serikat (AS).
Pada laporannya yang berjudul “Mapping the Global
Future”, Direktur NIC, Robert Hutchings mengungkapkan kondisi masa depan dunia.
Dia menyebutkan, “pada tahun 2020 akan bangkit kembali Kekhalifahan Islam
(Islamic Caliphate) baru yakni sebuah pemerintahan Islam yang mampu memberi
tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai Barat.” (Harian USA Today, edisi 13
Februari 2005/HU dan Kompas, 16/2/2005).
Jadi, masih ada waktu bagi kita untuk turut andil
dalam gerak menuju peradaban Madinah Indonesia 2020. Ikhwah sudah siap?
Bismillah. (adibahasan/arrahmah.com)
ANALISIS ARTIKEL
____Mengamati sejenak apa yang dipaparkan artikel
diatas, mengungkapkan bahwa Salah satu Ulama Palestina dan Ulama lain yang
merupakan pimpinan Al-Qaeda meyakinkan diri bahwa Kejayaan Islam yang sekian
lama belum menunjukkan Cahaya nya akan diteruskan oleh Muslim Indonesia sesuai
kehendak Allah Subhanahu Wata’ala. Jika kita mengkaji ulang dari pendapat ulama
ini, tentu kita menyadari bahwa apa yang dikatakan mereka bukan sekedar opini
atau sendau gurau semata, mengingat bahwa mereka bukanlah orang sembarangan
dengan ilmu yang sembarangan pula, mereka pasti tidak sesumbar menyatakan suatu
pendapat mereka tanpa didasari oleh hawa nafsu semata, mereka merasa yakin
bahwa bisa saja Puncak Kejayaan Islam bisa kembali diraih dengan Muslim
Indonesia berada di garda barisan paling depan. Hal ini diperkuat dengan Hadits
Rasulullah yang intinya menyatakan bahwa Pemimpinn kejayaan akhir zaman akan
berasal dari Arah Timur.
Kita mungkin tidak bisa menebak pasti, yang dimaksud
Rasulullah dari “Arah Timur” itu Negara/bangsa mana, tetapi jika yang menjadi
Pusatnya pada waktu itu adalah Arab Saudi (temtap Rasulullah tinggal), maka ada
yang dimaksud dari Arah Timur adalah Negara-negara atau bangsa-bangsa dari
sebelah timur Arab Saudi. Dan menariknya, bahwa Negara Indonesia termasuk salah
satu bagian diantaranya.
Banyak hipotesis yang bisa diangkat dari peristiwa
ini, selain karena 2 Syaikh tersebut menganggap bahwa Indonesia belum ditunjuk
Allah untuk mengkobarkan api Kejayaan Islam berikutnya, tentunya mereka
berpendapat begitu karena seperti kita semua mengetahui bahwa Indonesia
merupakan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, dengan Masyarakat Muslim
terbesar ke-1 di dunia, maka bukan hal yang tidak mungkin jika bisa saja
Indonesia terpilih menjadi bangsa yang akan memimpin Umat Muslim belahan dunia
yang lainnya menuju puncak Kejayaan Islam
Masih dalam tema pembahasan yang sama, dilain
artikel dikutip tentang 5 masa periode kejayaan Islam di Akhir Zaman, isinya
adalah sebagai berikut:____
Bangkitnya Kejayaan Islam di Akhir
Zaman
Secara garis besar periode sejarah
kepemimpinan Islam terbagi ke dalam lima periode utama berdasarkan sebuah
Hadits Shahih Nabi riwayat Imam Ahmad:
“Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan
berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya,
setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan
atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya,
kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit)
selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan
(penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu
yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode
khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”
(HR Ahmad 17680).
(HR Ahmad 17680).
Periode pertama adalah Kepemimpinan langsung Nabi Muhammad yang disebut sebagai masa An-Nubuwwah (Kenabian). Periode kedua merupakan Kepemimpinan para sahabat utama yakni Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattb, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib yang dikenal dengan julukan Khulafaur Rasyidin. Di dalam hadits tersebut periode ini dikenal sebagai periode Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti Manhaj/Sistem/Metode/Cara Kenabian).
Sesudah itu, kata Nabi, pada periode
ketiga umat Islam akan mengalami kepemimpinan para Mulkan ’Aadhdhon (Para
Raja/Penguasa yang Menggigit). Ini merupakan periode dimana umat Islam memiliki
para pemimpin umat yang tetap mengaku dan dijuluki sebagai Khalifah (pemimpin
umat). Mereka masih menyebut pemerintahannya sebagai Khilafah Islamiyyah
(Kekhalifahan Islam/Pemerintahan Islam), namun pola penetapan seorang khalifah
kepada khalifah berikutnya menggunakan cara pewarisan tahta laksana sistem
kerajaan turun-temurun, tidak berdasarkan cara musyawarah. Itulah sebabnya
mereka dijuluki oleh Nabi sebagai para Mulkan atau Raja-raja.
Kemudian disebut sebagai Mulkan
’Aadhdhon (Para Raja/Penguasa yang Menggigit) karena betapapun keadaannya, para
raja tersebut masih ”menggigit” Al-Qur’an dan As-Sunnah, dua sumber utama
nilai-nilai dan hukum-hukum Islam, kendati tidak sebaik para Khulafaur Rasyidin
yang ”menggenggam” Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada periode ketiga ini, Dunia Islam
tampak mengalami degradasi dibandingkan pada periode
kedua.
kedua.
Namun demikian, sebagai sebuah
sistem, maka periode ketiga masih menyaksikan berlakunya sistem Islam dalam hal
pemerintahan.
Masalahnya tinggal apakah khalifah (pemimpin) yang memimpin merupakan sosok yang adil ataukah zalim. Ada kalanya adil seperti Umar bin Abdul Aziz, namun ada kalanya juga seorang yang zalim. Periode ini merupakan periode paling lama dalam sejarah Islam, ia berlangsung sekitar 13 abad, semenjak Kekhalifahan Bani Umayyah, lalu dilanjutkan oleh Kekhalifahan Bani Abbasiyyah, kemudian Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol, dan berakhir dengan Kekhalifahan Turki Utsmani.
Masalahnya tinggal apakah khalifah (pemimpin) yang memimpin merupakan sosok yang adil ataukah zalim. Ada kalanya adil seperti Umar bin Abdul Aziz, namun ada kalanya juga seorang yang zalim. Periode ini merupakan periode paling lama dalam sejarah Islam, ia berlangsung sekitar 13 abad, semenjak Kekhalifahan Bani Umayyah, lalu dilanjutkan oleh Kekhalifahan Bani Abbasiyyah, kemudian Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol, dan berakhir dengan Kekhalifahan Turki Utsmani.
Lalu bagaimana gerangan nasib umat
Islam selanjutnya? Berdasarkan hadits Nabi riwayat Imam Ahmad tersebut, Nabi
menyebutkan bahwa periode keempat disebut sebagai periode Mulkan Jabbariyyan (Para
Raja/Penguasa yang Memaksakan Kehendak) alias para penguasa yang memaksakan
kehendak yang berarti mengabaikan kehendak Allah dan Rasul-Nya.
Periode itulah yang sedang kita lalui
sekarang ini. Suatu periode dimana umat Islam hidup tanpa seorang khalifah
(pemimpin umat) yang layak memimpin dan melindungi mereka. Tidak saja
kehilangan seorang khalifah, namun umat Islam bahkan tidak lagi dinaungi oleh
sistem pemerintahan Islam bernama Khilafah Islamiyyah (sistem pemerintahan
Islam Al-Khilafah Al-Islamiyyah) yang tepatnya dimulai sejak tanggal 3 Maret
1924 ketika Mustafa Kemal Pasha di Turki memproklamirkan pembubaran sistem
pemerintahan Islam tersebut. Suatu pemerintahan yang sesungguhnya merupakan warisan
ideologis-sosial-politik-budaya umat yang bermula sejak kepemimpinan Nabi
Muhammad di kota Madinah 15 abad yang lalu.
Pada periode inilah umat Islam Babak
Belur. Umat Islam terkotak-kotak (terbagi-bagi) menjadi lebih dari 50 negara.
Tidak menjadi satu kesatuan di bawah satu orang pemimpin (khilafah) lagi
seperti pada ketiga periode terdahulu. Inilah periode paling kelam dalam
sejarah Islam. Umat Islam menjadi “santapan” musuh-musuhnya dikarenakan mereka
terpecah-pecah. Bisa kita saksikan sekarang, dimana kita, umat Islam ini
menjadi umat yang dengan mudahnya “dipermainkan” oleh orang-orang non-Islam.
Betapapun pahitnya periode keempat
ini, tidak selayaknya kita berputus asa dan kehilangan harapan bahwa
sesungguhnya harga diri kita sebagai umat terbaik di dunia dapat dibangun
kembali. Sebab berdasarkan hadits periodisasi di atas kita temukan harapan
dimana Nabi kita menyatakan bahwa periode keempat ini bukanlah periode terakhir
sejarah umat Islam. Masih ada satu periode lagi yang akan kita jelang, yaitu
periode kelima, suatu periode berjayanya kembali umat ini dengan tegaknya
kembali Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti
Manhaj/Sistem/Metode/Cara Kenabian).
Pada periode ini, Umat Islam akan
menyaksikan munculnya kembali para pemimpin sekaliber Khulafaur Rasyidin di
akhir zaman. Umat Islam akan kembali menyatu di bawah satu orang pemimpin
(khilafah). Umat Islam akan memiliki kembali rumah syar’i mereka, yaitu
Al-Khilafah Al-Islamiyyah (sistem pemerintahan Islam). Umat Islam akan kembali
menjadi “pemimpin dunia” seperti pada masa periode pertama, kedua, dan ketiga.
Umat Islam akan kembali menjadi umat yang disegani di dunia.
______ Pada sebagian kutipan diatas menjelaskan bahwa Umat
Islam dalam sejarahnya terbagi menjadi 5 Periode, dimulai dari periode
Kenabian, Periode Khulafaur Rasyidin, Khilafah Islamiyah (seperti bani Umayyah,
Abbasiyah dll), Periode, Raja/Penguasa yang Memaksakan Kehendak dan diakhiri
oleh Periode tegaknya kembali Syariat Islam yang disebut periode Khilafatun
’ala Minhaj An-Nubuwwah.
Kita
mengetahui bahwa dari periode pertama sampai ketiga itu adalah periode yang
sudah terlewat masanya. Dan kitapun setuju bahwa kita telah/sedang memasuki
periode ke-4 dimana kondisi Umat Islam sedang terpuruk.
Terpuruk
disini disebabkan karena banyak faktor, diantaranya : umat Islam belum
sepenuhnya bersatu dan terbatas oleh kotak-kotak negaranya masing-masing,
melemahnya aqidah dan syariat Islam karena terbawa arus globalisasi, masih
mempertahankan adat budaya nenek moyang yang tidak sesuai dengan syariat Islam,
Umat Islam terdiri dari begitu banyak aliran yang satu sama lain terkadang
saling menjatuhkan, Umat Islam diatur oleh pemimpin yang dzolim / kafir, dan
masih banyak lagi termasuk dengan pengaruh “Pengkafiran” dari kaum Yahudi dan
Nasrani.
Apakah
kondisi Umat Islam terpojok dan tidak berdaya menghadapi itu semua??? Tentunya
tidak, karena seperti kutipan artikel diatas, bahwa kita masih akan menghadapi
1 periode lagi yang dimana periode terakhir ini akan membuat Umat Islam benar
berada dipuncaknya sesuai apa yang Nabi prediksikan dalam Haditsnya. Periode
dimana Syariat Islam yang benar, yang sesuai dengan apa yang benar-benar
diajarkan oleh Nabi ditegakkan sepenuhnya, Umat Islam bersatu dengan
mengutamakan persamaan dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang selama ini
memecahkan belahkan Umat Islam itu sendiri.
Tidak
selayaknya kita mempertanyakan kapan Periode terakhir itu akan dating, karena
itu semua menjadi Kehendak dan Takdir Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi yang
patut kita lakukan adalah mempersiapkan dan menyambut periode tersebut dengan
matang, dengan cara kembali kepada Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan
Al-Hadits)______
______Menuju
Akhir Zaman nanti, kita sekarang telah memasuki Zaman nya fitnah, termasuk
fitnah kaum Nasrani dan Yahudi, mereka menebarkan fitnah keji terhadap Islam
keseluruh dunia, baik non-muslim maupun Umat Islam itu sendiri. Mereka
mengatakan bahwa Islam adalah agama teroris, Islam adalah agama yang
mengajarkan kekerasan. Mereka melakukan itu tidak lain hanyalah untuk
memecahbelahkan umat Islam.
Hal ini sudah tidak bisa dielakkan
lagi terutama setelah kejadian 9/11 di WTC (World Trade Center). Mereka
meng-klaim bahwa kejadian tersebut murni dilakukan oleh Umat Islam yang
dikepalai oleh jaringan Osama Bin Laden. Mereka dengan mudahnya menyebarkan
berita yang belum bisa diketahui kebenarnnya ini keseluruh dunia karena mereka
menguasai Media-media komunikasi massal. Sehingga dengan cepatnya Islam
tercoreng kemana-kemana.
Hal ini semakin diperparah oleh
kemunculan ISIS sebagai pergerakan orang-orang kafir berkedokkan Muslim, lebih
jelasnya dibahas dalam kutipan Artikel dibawah ini:______
ISIS dan Fenomena Akhir Zaman
April 13, 2015 by Vien AM
Lebih dari 500 warga Indonesia
dilaporkan telah bergabung dengan ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam).
Mereka masuk ke Suriah atau Irak yang merupakan basis ISIS melalui
Turki. Sebagian menyamar sebagai turis tetapi sesampai tujuan memisahkan diri.
Menurut beberapa sumber, Indonesia
memang menjadi tujuan empuk perekrutan anggota ISIS. Dengan terang-terangan
ISIS berani mempromosikan sepak terjang mereka. Iming-iming surga karena jihad
disamping gaji tinggi adalah imbalannya. Jadi tidak perlu heran mengapa
organisasi ini begitu diminati warga Indonesia.
Yang patut menjadi pertanyaan
betulkah ISIS yang meng-klaim berjuang memerangi segala kekafiran dan
kedzaliman itu murni karena Sang Khalik, Allah Subhanahu Wata’ala, dengan menjadikan Al-Quranul Karim dan As-Sunah
sebagai pegangan??
Sementara kita tahu bagaimana ulah
ISIS menyebarkan terror, membakar musuh, membunuhi kaum perempuan dan
anak-anak, bahkan merekrut gadis-gadis untuk dijadikan pemuas seksual para
anggotanya?? Dengan teganya, para orang-tua anggota kelompok yang mencuat pada
tahun 2013 itu menyuruh anak-anak gadis mereka yang baru berusia 14-15
tahun agar mau, berkali-kali, melayani nafsu seksual anggota ISIS. Setiap
perbuatan dibuatkan akadnya, digauli lalu diakhiri dengan kalimat cerai dan
imbalan sejumlah uang. Begitu hingga 5-6 kali, dalam sehari. Ironisnya.
putri-putri malang tersebut diyakinkan bahwa itulah jihadnya perempuan ! Persis
ajaran mut’ah dalam Syiah.
Tentu saja bukan hal yang
mengherankan mengingat saat ini kita hidup di zaman Islam amat sangat terpuruk.
Islam yang menjadi bulan-bulanan Barat hingga umat Islam tidak mempunyai rasa
Percaya Diri yang tinggi. Hingga apapun yang dikatakan Barat ditelan
mentah-mentah meski bertentangan dengan ajaran Islam. Kebodohan, kemunduran,
kemiskinan bahkan label terorisme seolah melekat erat dengan Islam.
Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam terjadi dimana-mana.
Ironisnya korbannya bukan hanya non
Muslim tapi juga Muslim itu sendiri. Apalagi kalau sudah berbicara jihad.
Slogan Barat bahwa “Islam adalah agama pedang”, tampaknya berhasil membuat umat
Islam begitu trauma akan kata ini. Padahal berapa banyaknya ayat jihad
diturunkan demi membela Islam, jiwa dan kebesaran Islam itu sendiri. Jihad
memang tidak selalu berperang dengan mengangkat senjata, tapi manakala keadaan
memaksa, jihad seperti ini wajib dilakukan. Tapi hari ini, dengan dalih Islam
adalah rahmatan lil ‘alamiin,
sebagian besar umat Islam memilih berdiam diri meski melihat saudara-saudari
kita di berbagai belahan bumi ini terinjak-injak, terdzalimi dan tertindas
demikian parahnya.
Masalahnya, betulkah ISIS sesuai
dengan hadist yang dimaksuf diatas? Apalagi mengingat cara “jihad” yang
ditempuh? Membakar, memperkosa, memanfaat anak-anak sebagai tentara dan
berbagai cara yang jauh dari ajaran Islam? Berikut perintah Rasulullah ketika
fitnah terhadap Islam makin menjadi-jadi.
“Jika kalian menangkap si A,
bunuhlah dan jangan kalian bakar. Karena tidak boleh menyiksa dengan api
kecuali Tuhannya api (yaitu Allah).” (HR. Abu Daud).
Hadist mengenai tanda-tanda akhir
zaman sangatlah banyak dan sangat rinci. Diantaranya yang sangat penting untuk
diketahui saat ini adalah ciri-ciri Imam Mahdi, yang merupakan pemimpin umat
Islam yang akan datang nanti.
Bersabda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wassalam,
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh
kezaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu
telah penuh, maka Allah swt akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari
umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku
(Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan
kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman
dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari
tetesan airnya, dan bumipun tidak akan menahan sedikit pun dari
tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8
tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).
Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam,
“Akan terjadi suatu perselisihan
ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari
penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang
yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan
paksa. Kemudian mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.
Lalu diberangkatkanlah sekelompok tentara dari Syam untuk mengejarnya. Maka
mereka ditelan bumi di daerah Baidaa’, antara Makah dan Madinah. Maka ketika
orang-orang melihat hal itu, wali-wali Abdal dari Syam dan orang-orang mulia
dari Irak mendatanginya. Mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam
Ibrahim”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani).
Dari hadist diatas dapat kita
simpulkan bahwa Imam Mahdi bukanlah seorang yang ambisius, yang sangat ingin
menjadi pemimpin umat Islam. Imam Mahdi, pemimpin masa depan Islam yang
dimaksud Rasulullah adalah seorang yang diangkat menjadi pemimpin secara paksa.
Ia adalah seorang penduduk Madinah bernama Muhammad bin Abdullah yang entah
atas karena alasan apa melarikan diri menuju Makkah. Hal ini terjadi pasca
suatu perselisihan setelah meninggalnya seorang raja Arab Saudi. Ia akan
dibaiat di Makkah, diantara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.
Kini, orang bisa saja memang
merekayasa seorang bernama Muhammad bin Abdullah dan mengangkatnya seolah-olah
ia adalah orang yang dimaksud hadist diatas. Tetapi peristiwa detail yang
mengawalinya, rasanya sulit untuk dapat direkayasa. Sejarah mencatat betapa
banyaknya orang yang mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi.
Berdasarkan hadist yang jumlahnya
sangat banyak akan kita ketahui bahwa hal pertama yang akan dilakukan Imam
Mahdi adalah membersihkan Makkah dan Madinah dari segala kekufuran. Kemudian
bersama pasukan Rum (Barat) memerangi Syiah di Syam (Iran), berperang melawan
Yahudi dan kaum Salibis, baru membebaskan Palestina dengan Al-Qudsnya (Masjidil
Aqsha). Disamping itu, sejak awal kekhalifahan, khalifah terakhir ini sudah
akan menjadikan Madinah, bukan kota di Suriah maupun Irak, sebagai pusat
pemerintahan, persis seperti kekhalifahan di zaman nabi 15 abad silam.
Artinya, dapat disimpulkan bahwa
ISIS dengan Abu Bakr al-Baghdadinya jelas bukanlah khalifah yang kita
nanti-nantikan itu. Apalagi dengan adanya tindakan ceroboh yang baru-baru ini
mereka lakukan, yaitu penyerangan terhadap kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Suriah
yang menelan korban ratusan jiwa itu. ISIS tampaknya benar adalah ciptaan musuh
Islam untuk mendiskreditkan Islam, yang sudah terpuruk makin terpuruk saja.
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka
berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena
sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074).
_____Setelah
diteliti, kejadian 9/11 di World Trade Center, yang mana hancurnya 2 gedung WTC
oleh tabrakan Jet Tempur yang diklaim Kaum Kafir oleh Jaringan Osama bin Landen
mengalami beberapa kejanggalan, diantaranya : selang beberapa jam setelah
tabrakan terjadi, mereka langsung saja menyiarkan bahwa pelakunya adalah Umat
Islam (Anah buah Osama) tanpa menyelidiki terlebih dahalu kejadiannya, selain
itu, pada hari kejadian, tidak ada satu orangpun umat selain Islam yang berada
digedung tersebut, baik sebagai pembeli ataupun pedagang. Kecurigaanpun semakin
diperkuat dengan hancurnya gedung dari bawah ke atas, bukan dari bagian
tertabraknya gedung oleh pesawat (yakni bagian atasnya saja). Tentunya masih
banyak lagi fakta-fakta yang belum terungkap selama ini atas kejadia tersebut.
Bisa saja semua itu adalah fitnah
yang dilontarkan kaum yang tidak senang akan Islam, mereka berusaha dengan
berbagai macam cara membuat supaya citra Islam dimata dunia menjadi tercoreng.
Begitupun dengan terbentuknya ISIS, ini juga dimungkinkan hanya sebuah rekayasa
untuk membuat agama Islam adalah Agama yang mengajarkan tentang kekerasan.
Terdapat Video yang telah tersebar kemana-kemana,
Video tersebut isinya merupakan ceramah singkat dari Presiden Barack Obama
(Presiden Amerika Serikat), dalam pidatonya tersebut, dia “tanpa sadar”
mengatakan bahwa ISIS tersebut dilatih oleh Amerika.
Beranjak dari semua itu, kita Umat Muslim dimanapun
berada, sudah sepantasnya lah kita membuka mata kita lebar-lebar dalam
menghadapi zaman fitnah seperti sekarang ini, kita jangan terlena dan
terpengaruh begitu saja kepada pihak-pihak yang membenci Islam. Sudah saatnya
kita bersatu dan membela agama Allah dimuka bumi dan bersama menyosngsong
kembali Kejayaan Umat Islam.________
______Selain
prediksi tentang bangkitnya Kejayaan Islam di Akhir Zaman nanti yang telah
disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wassalam dalam Hadits-Hadits nya, ternyata mengenai Kejayaan Islam
ini juga diteliti dan diprediksi oleh orang Barat.
Entah bagaimana sistematis
penelitian yang mereka lakukan dalam menguraikan masalah ini, tetapi ini
merupakan suatu bukti tambahan untuk Umat Muslim bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan membiarkan
agama-Nya begitu saja. Dia akan membuktikan janji kebesaran-Nya bahwa Islam
akan kembali Berjaya di Akhir Zaman. Berikut adalah kutipan lengkapnya:_____
Keyakinanan akan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah tidak
hanya diyakini oleh para pejuang penegak Khilafah saja. Para penulis Barat juga
meramalkan Khilafah akan kembali tegak di waktu yang akan datang. Jika orang
Barat saja percaya Khilafah akan kembali tegak, mengapa sebagian kaum Muslim mengasingkan
kehadirannya? Akan adanya kembali Khilafah
Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah yang kedua telah dikabarkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan umat
Islam akan berkuasa telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Sudah sepatutnya kaum Muslim bersegera
bahu-membahu untuk mewujudkannya. Berikut dua berita terkait penulis Rusia dan
Amerika yang menyatakan bahwa Khilafah akan kembali tegak.
Khilafah Tahun 2020 Di Dalam
Pandangan Seorang Penulis Rusia!!
Rilis dari buku “Rusia Imperium
ketiga”
Akhir-akhir ini, di Rusia telah diterbitkan sebuah buku yang
berjudul “Rusia .. Kekaisaran ketiga,” ditulis oleh “Michael Ioreyev“, direktur
sebuah perusahaan Rusia dan Wakil Presiden Rusia Union of Industrialists dan
Wakil Ketua Duma (Rusia Assembly).
Buku tersebut menyingung masa depan Rusia. Pada Coverian
dalam buku berisi peta dunia menampilkan beberapa negara dan Eropa terletak di
dalam batas-batas dari Rusia.
Penulis mengatakan bahwa ia memperediksi aka nada beberapa
Negara Besar di dunia yang akan muncul pada tahun 2020. Saat itu, akan terdapat
empat atau lima negara berperadaban, yaitu Rusia, yang akan menguasai benua
Eropa, Cina, Negara Timur Jauh, Negara Khilafah Islam dan Negara konferderasi
Amerika yang akan menggabungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Begitupun
Negara Islam.
Penulis tidak bisa memastikan bahwa hanya Rusia-lah yang
akan menguasai benua Eropa. Tapi ia meyakini bahwa peradaban Barat pasti akan
lenyap. Pasti akan diperangi atau dikuasai oleh beberapa Negara tersebut.
Tentang system yang akan diadopsi oleh Imperium ketiga itu,
penulis mengatakan” sistem itu adalah system kapitalis yang sebenarnya, yaitu
sistem yang mampu memproduksi devisa paling besar dan memberikan peluang kerja
untuk semua orang.
Sumber: Al-Aqsa.org, 19 Februari
2009
Resensi Buku: Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam
Dalam bukunya yang terbit di tahun 2008 berjudul “Kejatuhan
dan Kebangkitan Negara Islam”, Profesor Noah Feldman di Harvard menyatakan
bahwa kemunduran Syariah Islam di masa lalu akan diikuti dengan kebangkitan
Syariah Islam, suatu proses yang berakhir pada terbentuknya Khilafah Islam.
Feldman adalah salah satu anggota komisi luar negeri New York. Buku-buku
karangan dia sebelumnya juga membuat kejutan, seperti “Paska Jihad: Amerika dan
Perjuangan Demokrasi Islam” (2003), “Hutang Kita Kepada Iraq: Perang dan Etika
Membangun Negara” (2004), dan “Dipisah oleh Tuhan: Problema Pemisahan Negara
dan Agama di Amerika — Apa yang Harus Kita Lakukan” (2005).
Bagi Feldman, beberapa kondisi tertentu diperlukan untuk
memenuhi proses kebangkitan. Negara Islam akan menerapkan keadilan bagi umat,
namun Negara tersebut tidak bisa dibangun dengan menerapkan sistem lama begitu
saja, tapi harus mengenalkan sistem yang baru.
Tesis Feldman memerlukan perhatian khusus. Pada awal abad ke
21, dunia termasuk dunia Islam dan Timur Tengah akan mengalami perombakan. Apa
peran Islam dalam perubahan tersebut? Pertanyaan ini perlu dijawab.
Pengalaman sejarah kita menunjukkan bahwa keruntuhan
institusi politik yang besar dan mapan seperti Uni Soviet dan sistem
Kerajaan-Kerajaan masa lalu biasanya tidak bisa dibangkitkan lagi. Kecuali
hanya ada dua: Struktur Demokrasi sebagai kelanjutan dari Imperium Romawi, dan
Negara Islam. Siapapun yang jeli memonitor situasi dunia Islam dari Maroko ke
Indonesia akan melihat bahwa loyalitas masyarakat terhadap Islam tidak berubah
meskipun kebobrokan administrasi dan kesewenang-wenangan kekuasaan banyak
sekali terjadi di sana.
Walaupun faktanya para pimpinan mereka gagal untuk
menerapkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya dan tenggelam dalam
budaya korupsi dan kepalsuan, mereka masih mampu berkuasa dengan menggunakan
tongkat represif. Ulama Islam yang sejati dan Hakim seperti masa sebelumnya
sudah tidak ada lagi atau tidak lagi berfungsi untuk menghentikan
kesewenang-wenangan penguasanya. Namun demikian, sebagaimana diyakini oleh
Feldman, saat ini Islam akan kembali dengan wajah yang berbeda dibandingkan
yang dikenal dalam masa sebelumnya.
Feldman berargumentasi bahwa pergerakan Islam seperti
Ikhwanul Muslimin di Mesir menghargai demokrasi. Ketika lobi Yahudi berusaha
menampilkannya sebagai organisasi teroris, Hamas sebenarnya menghormati
keabsahan demokrasi. Di Turki, partai politik Islam atau partai pro Islam sudah
lama berdiri sejak tahun 1969 dalam kancah politik dan keluar masuk panggung
kekuasaan melalui pemilu.
Dalam menghadapi tantangan dunia modern, Muslim mampu
menahan upaya restorasi radikal dan kuat tanpa meninggalkan akar tradisi
mereka. Model ‘Walayat al-Faqih’ (Komite Ahli Hukum Islam) yang dikenalkan di
Iran setelah revolusi Islam pada tahun 1979 perlu didiskusikan dan ditinjau
secara mendalam. Salah satu prioritas penting dalam dunia Islam adalah
pemecahan masalah keseimbangan kekuasaan dan penegakkan hukum. Sejak masa Nabi
Muhammad, penguasa Muslim berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat tentang
keabsahannya dengan melarang semua hal yang dinyatakan sebagai haram, namun di
masa sekarang penekanan pada aspek kebebasan menjadi lebih penting.
Keberhasilan di aspek ini oleh Dunia Islam tidak saja akan menguntungkan dunia
Islam, tapi juga Dunia Barat.
Feldman juga menekankan bahwa di masa lalu, ulama yang
menafsirkan Syariah adalah pemegang peran dalam mengontrol lembaga eksekutif;
namun, menurutnya, peran ini dihancurkan oleh reformasi yang belum selesai dna
fenomena Tanzimat yang ditemukan pada masa Ottoman. Akibatnya, ketiadaan
lembaga yang mengontrol penguasa mengakibatkan kesewenang-wenangan yang
memonopoli sistem administrasi. Feldman juga menyebutkan bahwa Khilafah Ottoman
berutang kepada Dunia Barat sehingga ia berada dalam tekanan untuk melakukan
reformasi. Akibatnya, sistem keadilan dan para ulama Islam akhirnya diganti
dengan lembaga baru, sehingga runtuhlah kekhalifahan Islam. Kekuatan penjajah
imperialis seperti Inggris dan Perancis akhirnya berhasil masuk.
Akan tetapi, Feldman juga melihat bahwa lembaran baru di abad 21 akan tiba dengan kembalinya Islam meskipun kekuatan politiknya sempat runtuh di tahun 1924 dan para ulamanya yang berperan sebagai pengawal Syariah sempat dipinggirkan dan disingkirkan.
Akan tetapi, Feldman juga melihat bahwa lembaran baru di abad 21 akan tiba dengan kembalinya Islam meskipun kekuatan politiknya sempat runtuh di tahun 1924 dan para ulamanya yang berperan sebagai pengawal Syariah sempat dipinggirkan dan disingkirkan.
Diposkan oleh Bayu Pranata Saputra
di Padang Jumat, Februari 27, 2009
_______dari
artikel diatas, kita patut berbangga diri bahwa ternyata bukan kita saja selaku
Umat Muslim yang meyakini bahwa Islam kembali akan tegak di Akhir Zaman, tetapi
orang Barat pun berkeyakinan seperti itu. Dengan hipotesis yang mereka
keluarkan, mereka yakin bahwa ada masanya dimana Islam menjadi Agama yang
paling berpengaruh diseluruh dunia.
Walaupun pendapat mereka dalam
artikel ini, tidak disebutkan secara langsung Bangsa/Negara mana yang
berbendarakan Islam yang akan memimpin kejayaan Islam, tapi kita cukup
bersyukur dan puas diri bahwa orang non-muslim pun mengakui tentang kekuatan
sejati Islam dimata dunia pada akhirnya,
Sebagai penutup dari makalah ini,
bisa disimpulkan bahwa Kita selaku Putra-Putri bangsa Indonesia diperkirakan
menurut 2 Ulama Syaikh Islam untuk ditunjuk sebagai bangsa yang akan membawa
Islam kembali pada zamannya sesuai kehendak dan Ridho Allah. Berangkat dari benar
atau tidaknya semua itu, Kita tentu perlu menyiapkan apa-apa saja untuk
menyambut kejadian yang luar biasa itu, terutama kembali kepada Syariat Islam
yang telah diajarkan oleh Rasulullah, sebagai penutup Nabi terakhir, Nabi Akhir
Zaman. Selain itu juga, perlu kita untuk menyatukan diri dari segala macam
perbedaan yang tumbuh dan berkembang di negeri kita. Supaya kemungkin Islam
yang tegak diseluruhdunia pada umumnya dan dinegeri kita secara khususnya bisa
dirubah menjadi sebuah kepastian. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin...
DAFTAR PUSTAKA
Situs Web:
Ø http://www.arrahmah.com/news/2014/12/05/2-masyaikh-bangsa-indonesia-pembangkit-kejayaan-islam-dan-kawal-tongkat-kepemimpinan-imam-mahdi.html
(Dikutip keseluruhan pada Hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Ø https://www.facebook.com/BiasnyaAqidah/posts/618770334874928
(Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Ø https://vienmuhadi.com/2015/04/13/isis-dan-fenomena-akhir-zaman/
(Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Ø http://revolters-community.blogspot.co.id/2009/02/penulis-rusia-amerika-khilafah-akan.html
(Dikutip sebagian pada hari Jum’at, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar